Senin, 30 Maret 2009

Pembukaan Tulungagung Open cukup meriah

Tulungagung, 29 Maret 2009. Setelah puas melihat pabrik pembuatan tenda, kembali ke Pendopo Bupati untuk jamuan maka siang yang waktunya sudah lewat pukul 14.30. Setelah itu kesibukan dalam acara pembukaan turnamen nasional Tulungagung Open 2009 dilapangan tenis diahalaman Pendopo.
Persiapan upacara cukup rapi, ditunjang juga kondisi lapangan dengan club house memadai. Club housenya memiliki peralatan gyms, rasanya belum pernah lihat lapangan tenis yang memiliki perlatan seperti ini.

Ketua Penkab Pelti Tukungagung dr. Bambang Supeno sebelum upacara pembukaan sempat meminta konfirmasi soal susunan acara pembukaan. Sayapun bersama Hudani Fajri sampaikan kalau Ketua Umum PP Pelti cukup memberikan sambutan dan yang membuka atau meresmikan acara turnamen adalah petinggi setempat khususnya Bupati atau Walikota ataupun Gubernur. Memang ada keragu-raguan oleh dr. Bambang Supeno menganggap turamen nasional harus ketua umum PP Pelti, tetapi akhirnya diralat sesuai anjuranPP Pelti.
Setelah memberikan sambutan Ketua Umum PP Pelti memberikan sovenir berupa jam untuk Bupati Tulungagung Ir.Heru Tjahjono dab sebaliknya juga. Ada acar yang menarik sebelum diresmikan, ada acara pemberian bantuan kepada masyarakat oleh Bupati dan Panpel turnamen. bantuan berupa beasiswa untuk Ballboys yang bertugas selama 6 bulan bebas SPP, kepada Gereja Pantekosta, dan Mesjid maupun masyarakat lainnya. Yang menyerahkan diminta oleh Bupati adalah selain Ketua Umum PP Pelti juga sponsor sponsor turnamen Tulungagung Open. Bupati sendiri yang memanggil para sponsor tersebut. Setelah dibukan oleh Bupati dengan pengguntingan balon keudara oleh Katua Umum PP Pelti dan Bupati, terlihat Martina Widjaja tergerak berikan sumbangan Rop. 20juta kepada Panpel.
Acara pembukaan ini hadir juga Ketua Bidang Pertandingan PP Pelti Johannes Susanto bersama sponsor Dunlop Mohan yang datang siang ini dari Jakarta via Malang. Acara cukup meriah dan akhirnya Ketua Umum PP Pelti kembali ke Malang untuk meneruskan perjalanan ke Jakarta.
Sebelumnya sempat menyaksikan eksibisi pertandingan tenis antara 2 petenis yunior asal Blitar dan Malang. Setelah itu diharapkan ada pertandingan antara PP Pelti dan Pelti Tulungagung sehingga Johannes Susanto, Christian Budiman, Hudani Fajri dan saya sudah siap tempur dengan bawa peralatan tenis termasuk raket kecuali saya tidak bawa raket.
Ketika ditanyakan kepad dr. Bambang Supeno, ternyata tidak jadi karena Bupati maupun panpel sudah kecapekan urus acara pembukaan ini.
Sebelum kembali ke hotel. masih diundang makan malam dulu di Pendopo oleh Bupati Tulungagung. Johannes Susanto, Mohan, Christian Budiman, Hudani Fajri dan sayapun menikmati makan malam. Kecuali Amin Pudjanto yang sedang sibuk dilapangan tenis mewancarai pemain maupun pelatih, maklum wartawan yang sedang sibuk kerja.
Pamitan dengan Bupati ternyata diberikan sovenir Batik yang cukup mahal dan indah sekali. Setelah kembali ke hotel baru tahu kalau Amin Pudjanto belum makan malam. Ada kesibukan lain dari dr. Bambang Supeno, karena salah satu wartawan Tabloid Tennis Abor sedang tergolej dikamar karena panas. Abor yang saya panggil Cucakrowo datang bersama istri dan putri tunggalnya via Surabaya sudah terlihat pucat. Saya sendiri ketika dia sampaikan keluhannya menganjurkan beli obat antibiotik, dan parasetamol maupun vitamin karena kelihatannya sudah kecapekan. "Bawa istri kok sakit Bor " guyon teman teman.

Melihat Amin Pudjanto belum makan malam, akhirnya pergi cari makan sat kembing dan hule kambing. Memang enak juga , padahal sebelumnya sudah makan malam di Pendopo.

Tidak ada komentar: