Minggu, 11 Januari 2009

Tahu Ada Pelanggaran Aturan di TDP


Jakarta, 11 Januari 2009. Salah satu tujuan seorang atlet tenis YUNIOR ikuti suatu turnamen adalah PEMBELAJARAN atau PENDIDIKAN ANAK di luar SEKOLAH DAN RUMAH seperti layaknya dalam kehidupan sehari hari dialami di SEKOLAH Formal.

Sehingga seharusnya muncullah WIN OR LOOSE I DON'T CARE, JUST PLAY TENNIS , demikianlah motto yang bisa digunakan.

Tugas dan kewajiban bagi seorang atlet sudah jelas, demikian pula bagi pelatih maupun orangtua sebagai unsur penunjang pendidikan atlet diluar sekolah.
Begitu pula dalam keikut sertaan di turnamen bukanlah mengejar HADIAH ( yg dijanjikan atau tidak) ataupun hal hal yang berkaitan dengan turnamen. Keberhasilan didalam turnamen menunjukkan adanya peningkatan prestasi yang didapatkan seorang atlet.

Pengetahuan mengenai pertenisan pun sudah harus dipahami betul betul bukan hanya bagi seorang atlet tetapi juga bagi seorang PELATIH. Sedangkan orangtua sudah melimpahkan tanggung jawab didalam latihan dilapangan tenis kepada PELATIH. Tidak salah pula bagi ORANGTUA (yg bertanggung jawab sepenuhnya dalam kehidupan sehari hari bagi putra dan putrinya) untuk mengetahui peraturan peraturan tenis yang sudah baku. Pengetahuan Orangtua terhadap Peraturan tenis yang sudah dibakukan mempunyai nilai lebih bahkan sangat membantu peranannya didalam membina putra dan putrinya.

Masalah yang terjadi selama ini yang sebenarnya sudah jelas ada pelanggaran terhadap peraturan tenis yang sudah baku, tetapi masih banyak pelaku pelaku dilapangan justru menghalalkan dengan segala macam cara untuk mengaburkan pengertian terhadap aturan yang sudah baku tersebut. Dengan dalih bermacam macam tetapi melupakan dampak negatip yang muncul di sektor grass root (tanpa disadari). INI YANG SANGAT DISESALKAN SEKALI

Sebagai induk organisasi tentunya perlu menegakkan kembali aturan yang sudah disalah tafsirkan, sehingga muncullah antara PRO dan KONTRA dalam keputusan diterbitkannya, yang sebenarnya tidak perlu terjadi KONTRA tersebut, karena maksud dan tujuannya untuk memajukan pertenisan nasional.

Nah, kira kira dengan munculnya kasus kasus penertiban pelanggaran terhadap aturanyg sudah baku (dari ITF maupun Pelti), tentunya banyak pihak akan berteriak dengan berbagai macam cara yang semuanya lebih cenderung demi kepentingan sendiri. Sudah saatnya kita bertukar pikiran dengan dingin menghadapi problema klasik ini demi memajukan tenis INDONESIA khususnya.

ANDAIKAN SAYA SEKARANG MEMPUNYAI PUTRA ATAUPUN PUTRI (mudah mudahan CUCU yg ada akan muncul dikemudian hari dipertenisan nasional) maka akan saya lakukan sbb :
1. Seperti motto Win or Loose I don't care , I just play tennis
2. Ikuti suatu turnamen apakah itu diakui Pelti atau tidak . Doesn't matter. Yang penting mau main tenis daripada main NARKOBA (diwaktu libur)
3. Andaikan ikut serta dalam Turnamen Tenis baik itu yg diakui PELTI atau tidak , tentunya akan ikuti segala macam aturannya. Bukan sebaliknya.
4. Orangtua/Pelatih tahu adanya peraturan LARANGAN PEMBERIAN HADIAH UANG dalam bentuk apapun
5. Jikalau Anak saya menjadi salah satu pemenang, itu adalah suatu prestasi bagus. Bukan berarti kalau kalah bukan prestasi juga.
6. Jikalau Anak saya keluar sebagai pemenang kemudian oleh PANITIA ternyata diberikan hadiah UANG yang saya ataupun ANAK saya juga sudah (harus) tahu, maka dengan KESADARAN sendiri maka hadiah tersebut DIKEMBALIKAN. Bukan sebaliknya. Bukan berarti TIDAK PERLU UANG, karena kebutuhan putra dan putri itu adalah TANGGUNG JAWAB ORANGTUA, bukannya Panitia Penyelenggara Turnamen.

Menghadapi masalah kurang mampunya atlet POTENSI ( menurut kacamata orangtuanya yg lebih cendrung membesar besarkan), janganlah dipaksakan harus try out keluar kotanya. Marilah bersama sama buat Turnamen sebanyak mungkin dikotanya. Contoh banyak turnamen yg bisa diikutinya. Buat apa ikuti turnamen jauh jauh dari kota asalnya ( yg akan makan beaya sampai jutaan rupiah).
Jika ingin tahu turnamen apa yang bisa diikutinya, bisa ikuti PERSAMI, Bintang Seri dll.
Setiap masalah tentunya ada solusinya dalam kehidupan umat beragama

Bagaimana mengatasi masalah TDP yang jelas jelas berikan hadiah UANG sehingga nantinya tidak merugikan anak anak ? Yg sulit digampangkan bukan sebaliknya. Ada cara yang tepat sehingga tidak terlibat langsung dalam kesalahan kesalahan tersebut. Kembalikan saja UANG yg didapat dan beritahu orangtua lainnya untuk ikut bersama sama kembalikan uang tersebut apapun bentuknya.
Yang jadi pertanyaan adalah MAUKAH kembalikan Uang tersbut ? Inilah masalahnya

Tidak ada komentar: