Selasa, 27 Januari 2009

Sesama anggota pengurus sangat kompak

Jakarta, 27 Januari 2009. Kekompakan anggota pengurus induk organisasi tenis yaitu PP Pelti selama ini termasuk yang istimewa dalam kepengurusan dibawah Ketua Umum PP Pelti Martina Martina Widjaja sejak pertama kali memimpin ( 2002), dibandingkan kepengurusan setelah era Moerdiono.


Tetapi akhir akhir ini kekompakan ini ingin dipecah pecah dengan melemparkan berbagai isu untuk diadu dombakan. Hal ini dirasakan August Ferry Raturandang setiap menerima telpon ataupun pengaduan dari masyarakat tenis. Informasi kepadanya mengatakan kalau Johannes Susanto pernah mengatakan hal hal yang diluar kebenarannya. Adalah tidak mungkin sampai Johannes Susanto mengatakan hal hal yang diluar kebijakannya. Demikian pula August Ferry Raturandnag tidak pernah menyampaikan kebijakan Pelti diluar jalurnya.

Begitu juga baru baru ini di Temanggung, Johannes Susanto bertemu dengan salah satu anggota pengurus Pelti Provinsi Jawa Tengah, Terry Sugiyanti. Hal ini dikemukakan oleh Johannes Susanto kepadanya dalam percakapan telpon. Ternyata dikatakan akan diadu dombakan antara Johannes Susanto dengan August Ferry Raturandang. Dimana August Ferry Raturandang mengatakan boleh dilakukan sedangkan Johannes Susanto mengatakn tiak boleh. Mereka ini lupa kalau antara pengurus selama ini jika ada persoalan dilapangan maka sering saling dikomunikasikan. Sehingga sangat jelas sekali ketidak benaran informasi diberikan masyarakat kepada salah satu anggota Pengurus Pelti.

Paling banyak yang dapat sorotan justru bidang pertandingan yang dalam hal ini mulai terlihat aktivitasnya sangat menonjol karena peningkatan kuantitas turnamen (TDP).

Sangatlah aneh jika duduk dalam kepengurusan Pelti baik ditingkat Provinsi tidak mengetahui adanya ketentuan Turnamen Diakui Pelti. Tetapi sebenarnya bukan hal yang aneh bagi August Ferry Raturandang jikalau ada anggota Pengurus Pelti ditingkat provinsi yang tidak mengenal dekat dengan Ketentuan TDP walaupun duduk dalam komite pertandingan sekalipun. Inilah fakta fakta dilapangan sehingga kadang kadang justru membuat ruwetnya pertenisan ini datang dari anggota ini.

Sebagai contoh seperti yang diketemukan di Ternate bulan Nopember 2008 lalu, ada anggota pengurus Pelti yang dengan angkuhnya mengatakan tidak boleh turnamen tanpa wasit. Padahal peraturan ITF bukanlah hal yang asing lagi. Banyak lagi sebenarnya terjadi disekitar kita semua. Sebenarnya jika tidak malu malu bertanya ke PP Pelti tentang aturan aturan yang kurang jelas, maka semua persoalan bisa berjalan mulus.

1 komentar:

irfan mengatakan...

Memang kita harus kompak. Junjung tinggi kesamaan visi dan misi.