Kamis, 27 Agustus 2009

Yang Paling Banyak Kena Omelan


Jakarta, 27 Agustus 2009. Hari ini diacara HUT Martina Widjaja yang sebenarnya jatuh kemarin, dirayakan secara sederhana dalam acara buka Puasa bersama di Cafe Coleman Hotel Menara Peninsula Jakarta.
Hadir beberapa rekan anggota PP Pelti seperti Diko Moerdono, Soebronto Laras, Johannes Susanto, Christian Budiman, Ken W dan Hudani Fajri. Hadir pula karyawan kantornya Martina Widjaja.

Disaat acara pemotongan kue, saya mendapatkan julukan baru. Awalnya kue ulang tahun dipotong oleh Martina Widjaja diberika kepada pegawai Cipta Mustika yang termuda, kemudian yang tertua. Setelah itu pegawai yang terlama, jatuh kepada Zandra Dharmawan yang juga sekretarisnya. Semua julukan ini dipanggil langsung oleh Martina sendiri. Tetapi setelah itu Soebronto Laras bersuara. Untuk yang paling sering terima omelan Martina. Semua mata melihat kepada Sobronto Laras, dan langsung Soebronto menyebut nama Ferry. Waduh saya yang kena giliran rupanya. Ya, semua yang hadir minta saya maju, sayapun maju sesuai keinginan mereka itu untuk mengambil kue yang sudah dipotong oleh Martina Widjaja . Dan teman temanpun ketawa semuanya.

Kalau diingat ingat saya bekerjasama dengan Martina di PB Pelti sejak tahun 1987, saat dikepengurusan Moerdiono sebagai Ketua Umum PB Pelti. Waktu itu saya duduk di Komite Pembinaan Senior bersama dengan dr.Nico Lumenta, sedangkan Martina sebagai bagian Dana dibawah Tanri Abeng.Kemudian aktif dalam kepanitiaan turnamen mulai dari Davis Cup 1988 dimana tahun tersebut tim Indonesia selama 3 kali pelaksanaan sebagai tuan rumah dan berhasil lolos ke World Group dari zona Asia Oceania Group 1, dan saya duduk sbagai sekretaris Panpel. Dipertandingan pertama bulan Februari dengan materi pemain Tintus Wibowo, Abdul Kahar MIM, Donald Wailan walalangi dan Suharyadi Indonesia melibas Thailand 4-1, kemudian dibulan April berhasil mengalahkan China 3-2 Saat ini jumlah penonton berlimpah distadion tenis Gelora Bung karno, kemudian bulan Juli mengalahkan Korea yang cukup menegangkan , menang 3-2, dan lolos ke group dunia yang dimainkan tahun 1989 bertandang ke Jerman.
Tahun 1989, Martina dipindah menjadi Ketua Komite Pertandingan yang semula dipegang oleh dr. Eddy Katimansah. Sayapun menjadi Manajer Program Pertandingan PB Pelti. Begitulah disaat kepengurusan Cosmas Batubara sayapun keluar dari PB Pelti. Tetapi saya kemudian tahun 1994 masuk ke Pengda Pelti DKI yang waktu Ketuanya Martina Widjaja. Saya masuk ke PB Pelti tahu 2000 ditarik oleh Martina Widjaja, sampai sekarang masih duduk dikepenguruannya.

Bukan hanya omelan datang dari dalam kepengurusan Pelti, saya juga menjadi langganan omelan datang dari luar Pelti. Datang karena ketidak puasan atas kebijakan induk organisasi oleh masyarakat tenis dilimpahkan kepada saya. Kenapa tidak dilakukan kepada pejabat yang bertanggung jawab atas kebiakan tersebut. Ya, saya sendiri memakluminya karena saya tetap setia menerima omelan tersebut dengan senyum, bukan dengan omelan balik. Ini yang menjadi masyarakat berani menyampaikan kepada saya. Bagi saya omelan ini merupakan resiko jabatan. Kalau tidak mau menerima omelan dari luar, ya jangan ikut terlibat dalam organisasi dimanapun Anda berada.
Ada omelan yang merupakan masukan bagi organisasi. Hampir setiap hari saya suka terima telpon dari masyarakat tenis baik yang ingin bertanya (terbanyak) atas kekurang tahuan atas informasi yang diterimanya. Terutama jika sedang berlangsung suatu turnamen nasional kelompok yunior.

Jadi, wajarlah kalau saya mendapatkan julukan tersebut. Ada ada saja ya! Anggap saja hiburan sore dibulan Ramadhan.

Tidak ada komentar: