Jakarta, 25 April 2009. Inisiatip PELTI selenggarakan Pekan Olahraga Tenis Nasional 2009 pada tanggal 27 Juni -5 Juli 2009 kemudian diimbangi pula dengan program pembinaan daerah melalui sentra sentra didaerah merupakan suatu indikasi pertenisan kedepan butuh perhatian cukup serius dari para pelaku tenis di daerah daerah yang sebenarnya sudah sejalan dengan otonomi daerah.
Tetapi disatu sisi ada peluang dilihat oleh pelaku pelaku tenis didaerah maupun di Jakarta sehingga momen ini dimanfaat kepentingan pribadi semata tanpa memikirkan program yang sudah dicanangkan oleh Pelti.
Peluang seperti ini sudah merupakan makanan empuk dilakukan segelintir pelaku tenis di Jakarta dengan memanfaatkan kekuranagn dari rekan rekan didaerah.
Melihat hal ini seharusnya semua pihak baik didaerah maupun di pusat agar lebih jauh melihat kedepan demi olahraga tenis. Jika pola pikir ini tidak segera dirubah maka pertenisan Indonesia akan jalan ditempat. Sedangkan satu sisi pula induk organisasi Pelti yang merencanakan program pembinaan akan lebih sulit lagi jika hambatan datangnya dari daerah maupun rekan rekan di Jakarta yang lebih prioritaskan kepentingan pribadi semata.
Walaupun Pekan Olahraga Nasional 2012 di Riau ini masih lama tetapi pergerakan pelaku tenis didaerah maupun di Jakarta sudah mulai terlihat. Hal ini sudah diketahui August Ferry Raturandang yang selama ini mengamatinya.
Yang bisa dilakukan adalah menghimbau agar pelaku tenis didaerah maupun di Jakarta menyadari kalau pertenisan didaerah mempunyai potensi besar baik dalam hal SDM (petenis) maupun finansialnya. Melihat potenis finansialnya cukup besar sehingga membuat semua pihak jadi buta atau membutakan diri. Ini yang harus dihindarkan.
Keberhasilan sentra sentra ini merupakan ujian bagi pelaku pelaku tenis didaerah maupun Jakarta. Masih ada waktu 4 tahun kedepan untuk membina atlet daerah yang ikuti sentra (usia dibawah 14 tahun) untuk menunjukan keberhasilan pembinaan yang kelihatannya cukup elit asal dilakukan dengan motivasi peningkatan prestasi pertenisan didaerah.
Tahun 2009 dimulai dengan pelaksanaan Sentra pembinaan di Sumatra Barat dan Riau. Diharapkan daerah daerah lain juga mengikutinya. Caranya sebenarnya tidak sulit. Persyaratannya adalah menyiapkan 2 lapangan tenis, akomodasi, pelatih lokal (National ITF Level-1) dan sekolah atletnya. Ini semacam dengan Pusat Latihan Daerah (Pelatda), bedanya adalah pesertanya adalah petenis dibawah usia 14 tahun. Program dibuat oleh PP Pelti, demikian pula akan didatangkan selama 2 minggu pertama pelatih nasional melatih sentra tersebut dimana akan ada transfer pengetahuan oleh pelatih nasional kepada pelatih lokal. Tentunya diminta pelatih lokal yang telah memiliki pelatih bersetifikat National ITF Level-1. Begitu juga atlet calon ikuti sentra akan diuji atau ditest baik kesehatan maupun tehnik permainannya untuk mengetahui level permainan mereka. Akomodasi pelatih dan atletnya dalam satu tempat sehingga pelatih bisa memantau kegiatan sehari hari atletnya.
Kalau Sumtra sudah ada bagaimana dengan Kalimantan, Sulawesi ataupun Indonesia bagian Timur lainnya. Ini kesempatan mulai sekarang membangkitkan tenis didaerah masing masing.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar