Senin, 06 April 2009

Catut Umur Mulai Ada lagi


Jakarta. 6 April 2009. Sudah lama (sekitar 1 tahun lebih) tidak kutak katik masalah Akte Kelahiran petenis yunior dimana sejak awal sampai pertengahan tahun 2007 sudah mengumpulkan copy akte kelahiran dari 960 petenis putra dan putri yang ikuti turnamen nasional. Dari data hanya copy akte kelahiran saja, bisa menemukan sekitar 30 petenis dengan akte ganda atau bisa disebut palsu. Semua bisa dilakukan hanya bermodalkan NIAT sehingga keberhasilan bisa tercapai. Karena hanya lihat copy akte,andaikan bisa melihat akte kelahiran yang asli tentunya bisa menemukan lebih banyak lagi. Yang tidak bisa dibuktikan karena hanya lihat copy aktenya adalah ada perbedaan angka tahun lahir dimana terlihat ada penghapusan kemudian di copy lagi. Keragu raguan yang sulit dibuktikan. Sejak awal tahun 2008, mulai kendur mencari cari copy akte kelahiran karena kelihatannya kerja sendiri tanpa dukungan dari rekan rekan di lapangan. Biarkan dulu agar lengah , kira kira begitu untuk mengahadapi masalah ini. Toh, sepandai pandainya tupai melompat, so pasti akan jatuh juga. Begitulah prinsip saya.

Hari ini lagi iseng saja buka buka kembali copy akte yang masuk dan coba dimasukkan kembali dalam list data petenis . Ternyata ada satu atlet dimana copy aktenya meragukan karena di tanggal lahir ada kejanggalan sebagai berikut. Tanggal 9 Mei hari Jumat 1994. Yang diubah Mei, kemudian 94 (sembilan puluh EMPAT) , huruf empat ada keanehan akibat dihapus kemudian di tik kembali. Dan juga kalau tgl 9 Mei 1994 itu jatuhnya pada hari SENIN bukan Jumat seperti dalam akte tersebut. Hebat juga mau menipu dengan cara cara tidak sehat. Mau tahu atlet tersebut berasal dari Samarinda berada di PNP KU 16 tahun ke 82 , namanya FATUR RAHMAN .
Semangat muncul lagi untuk mencek kembali akte kelahiran yang diberikan oleh petenis. Walaupun sendirian bisa menemukan hal hal seperti ini.
Ini menimbulkan bangkit lagi semangat memberantas catut umur dengan cara sendirian, walaupun akan menerima resiko dibenci (hal yang sudah biasa dialami) para orangtua ataupun pelatih sekalipun, bahkan ada kemungkinan rekan rekan di induk organisasi Pelti ditingkat provinsi maupun kota/kabupaten

Seharusnya PP Pelti ringan kerjanya kalau masyarakat tenis ikut berpartisipasi dalam menuntaskan masalah pencatutan umur. Kenapa bisa dikatakan demikian, karena pelaku catut umur bisa datang dari orangtua, kemudian pelatih. Sangat kecil kemungkinan datang dari induk organisasi yaitu Pelti. Semua pihak mengakui kalau peranan orangtua dan pelatih sangat dominan sekali dalam pembinaan prestasi petenis Indonesia. Tanpa dukungan dari kedua pihak ini , induk organisasi PELTI tidak bisa berbuat apa apa. Jikalau semua pihak memahaminya maka sebaiknya semua pihak mawas diri terhadap pencatutan umur ini. Siapa yang PEDULI !

Tahun lalu sudah ada wadah yang mengatas namakan wakil dari para orangtua petenis Indonesia (khususnya petenis yunior) . Nama cukup gagah, FORKOPI tetapi sampai dimana upayanya menghadapi kasus catut umur yang dilakukan oleh para orangtua petenis masih tanda Tanya besar. Khususnya saya pribadi masih dalam tahap menghimbau agar mulailah dari akar rumput catut umur dikerjakan. Masalah INTERN sangat dominan, bukan hanya kepentingan anak sendiri yang menjadi prioritas. Saya belum melihat sampai dimana upaya mereka ini. Hanya yang saya lihat justru sibuk dengan protes keras atas kebijakan PP Pelti. Aneh tapi nyata. Saya sangat prihatin kalau kasus yang sangat mendasar ini tidak mendapatkan prioritas utama. Kapan mau maju bleh !
Hal yang sama juga dengan Badan Pengelola Pelatih Pelti atau BP3, karena tidak bisa disangkal kalau catut umur itu biangnya pelatih sendiri. Nah ada dua wadah kalau memang punya NIAT memperbaiki pertenisan Indonesia, marilah mulai dari akar rumput ini. Semua terpulang kepada NIAT masing masing.

Rencana kasus ini tetap harus mendapatkan sangsi moral yaitu dalam bentuk akan disebar luaskan melalui SMS ataupun internet bahkan jika perlu ke setiap turnamen nasional akan diumumkan. Ini saja sudah cukup lah !

1 komentar:

Hengky Sudibyo mengatakan...

Catut umur merupakan tindakan yg merugikan diri sendiri walaupun tidak ketahuan juga, karena selamanya akan selalu menghantui benak ybs. Akan sulit sekali untuk tampil sebagai Juara krn hati nurani tdk akan tenang dan fokuspun tdk ada. Terbukti ada di peringkat 80an. Salut Pak buat penemuannya.