Kamis, 23 April 2009

Trial and Error

Jakarta, 23 April 2009. Beberapa kota di Indonesia seharusnya memiliki turnamen nasional maupun internasional. Saya coba menginventariser setelah melihat sendiri lapangan tenis yang ada dalam satu lokasi sehingga bisa dikatakan layak dalam jumlah lapangannya untuk suatu turnamen nasional maupun internasional. Belum kalau kita lihat layak apa tidaknya untuk turnamen internasional yang lebih ketat aturannya.

Selain Jakarta, kita coba terbang ke Medan, ada 10 lapangan di Kebon Bunga. Ada 6 lapangan di UNIMED (Universitas Negeri Medan). Memang harus diakui kondisi lapangan Kebon Bunga perlu diperhatikan. Perlu renovasi karena kondisi permukaan lapangannya perlu mendapatkan perhatian pengelolanya. Menurut saya sendiri, jika direnovasi tetapi tidak ada kegiatan juga disayangkan. Lebih baik buat kegiatan dulu secara rutin, tentunya akan ada perhatian pengelola ataupun Pemerintah setempat.
Padang atau Indarung,sudah sering digunakan untuk TDP Semen Padang Open baik kelompok yunior maupun kelompok umum.
Ke Palembang, ada 6 lapangan di Kompleks Pupuk Sriwijaya (PUSRI) pernah digunakan untuk PON XV tahun 2004, setelah itu hanya sekali ada turnamen nasional yunior. Setelah itu hilang lagi.

Pontianak, ada 5 lapangan Sutera, pernah ada TDP Nasional selama 3 - 4 tahun setelah itu hilang lagi. TDP Khatulistiwa Open hasil pendekatan August Ferry Raturandang dengan Walikota Pontianak saat itu Dr. H.Buchary Abdurrahman yang cukup dekat dengannya. Ke Kalteng, di Palangka Raya ada 6 lapangan satu lokasi. Hanya sayang kondisi lapangan kurang layak karena permukaannya menyedihkan kecuali direnovasi lagi 4 lapangannya. Tetapi kalau ada kegiatan tentunya Pemerintah daerah akan perhatikan. Waktu saya laksanakan Piala Ferry Raturandang di Palangka Raya awal Januari 2009, sudah ada perhatian dari Pengprov Pelti Kalteng yang juga pejabat Pemerintah Daerah Kalteng.

Kaltim, ada 3 kota yang sangat bagus stadionnya. Yaitu Samarinda ada 1 stadion dan 6 lapangan. Balikpapan 1 stadion dan 7 lapangan . Tarakan dengan stadion indoornya. Kota Balikpapan paling aktip diadakan turnamen internasional dan ditambah tahun ini turnamen nasional yunior. Tarakan, ada 5 lapangan indoor dan sudah digunakan untuk turnamen internasional.

Makassar, lapangan Karebosi ada 6 lapangan. Sudah pernah diselenggarakan turnamen internasional dan nasional. Manado, ada 8 lapangan.

Sebenarnya beberapa kota diluar Jawa memiliki 4 lapangan dalam satu lokasi, seperti Bandar Lampung. Pernah diadakan TDP , kurang lebih 10 tahun silam. saat ini kosong.
Riau, juga ada baik di Pekanbaru dan kompleks Caltex dulu.
Bali, di Canggu ada 2 lapangan outdoor dan 2 lapangan indoor, pernah digunakan untuk turnamen internasional disamping di Nusa Dua. Selain dihotel hotel ada juga di Nusa Dua 4 lapangan BDTC. Denpasar ada 4 lapangan KONI Prov.Bali yang kondisi lapangan perlu perbaikan. Ada lagi lapangan Lumintang.

Sebenarnya saya akan terjun langsung kedaerah daerah tersebut, karena sangat yakin rekan rekan didaerah tersebut belum tahu harus mulai dari mana, walaupun sudah diterangkan langsung cara caranya. Kemungkinan besar kurang percaya diri karena minim pengalaman sehingga belum berani. Melihat hal ini tentunya saya jika diberi kesempatan akan terjun langsung memberikan solusi dengan sekalian contoh.

" Trial and error ", begitulah yang diperkirakan. Tapi jika tidak dicoba tentunya tidak akan bisa bisa. Nah, siapa mau ikut, mari jangan segan segan kontak saya, jika ingin memajukan tenis didaerah tersebut. Mereka lupa kalau saya bikin turnamen itu untuk mencari keuntungan. Kalau tidak menguntungkan bagaimana bisa ada kelanjutannya. Dan saya sendiri bukan Sinterklas yang bagi bagi hadiah. "Ini resepnya AFR". Sayapun tidak malu malu ungkap demikian walaupun ada saja pihak lain berkoar dengan arogan dengan dalih untuk pembinaan tetapi tujuan sebenarnya untuk cari UNTUNG juga. Ini namanya Munafik, ya fik !

Tidak ada komentar: