Kamis, 09 April 2009

Hidup Adalah Melayani

Jakarta, 9 April 2009. Bulan April bagi pelaku olahraga asal Sulawesi Utara sangat kental dengan acara PASKAH, sehingga momen ini digunakan untuk berkumpul saling lepas kangen karena jauh dari desa atau kampung masing masing. Mulai dikenal sejak tahun 1924 sehingga dianggap sebagai asal usulnya MAESA ( artinya bersatu), salah satu klub olahraga di Indonesia. Saya sendiri mulai mengenal MAESA karena orangtua (alm) aktip ikut diturnamen tenis di Jakarta, Bandung, Surabaya sejak tahun 1955. Dan sempat bentuk klub tenis MAESA di Singaraja Bali dan Lombok (Nusa Tenggara Barat).Setelah tahun 1972 saya masuk Jakarta secara perlahan akhirnya ikut dalam kepengurusan Maesa sampai saat ini dipercaya sebagai Ketua Bidang Pembinaan PB POR Maesa dibawah komando Ketua Umum EE Mangindaan, dimana sebelumnya di bidang Pertandingan.

Kegiatan olahraga MAESA tidak putus putusnya setiap tahun disuasana Paskah (tahun 2009 jatuh pada Minggu 12 April). Suasana religi lebih melekat sehingga setiap adakan turnamen tenis selalu ada kegiatan beribadah dilapangan tenis.
Sebagai pelaku tenis jika ingin awet dan bisa berkreasi maka kita harus ingat akan ajaran agama, yaitu HIDUP ADALAH MELAYANI. Salah satu resep jitu menjalankan tugas. Hal ini bisa dilakukan sebagai petinggi induk organisasi tenis di Indonesia. Saya mencoba mengutip salah satu milis tetangga dan patut juga diketahui semua pihak sehingga pertenisan Indonesia bisa maju kedepan mengangkat harkat dan martabat bangsa Indonesia. Saat ini satu satunya yang bisa mengangkat harkat dan martabat bangsa adalah OLAHRAGA. Ini tidak bisa dipungkiri.

HIDUP ADALAH MELAYANI
“Sebab Allah bukan tidak adil, sehingga Ia lupa akan pekerjaanmu dan kasihmu yang kamu tunjukkan terhadap nama-Nya oleh pelayanan kamu kepada orang-orang kudus, yang masih kamu lakukan sampai sekarang.” Ibrani 6:10

Pelayanan bukanlah istilah asing bagi orang Kristen karena kekristenan memang tidak terpisahkan dari pelayanan. Semua orang Kristen harus melayani sekuat tenaga, sama seperti Yesus saat berada di bumi. Ia berkata, “Bapa-Ku bekerja sampai sekarang, maka Aku pun bekerja juga..” (Yohanes 5:17). Oleh karenanya kita diingatkan agar menggunakan waktu sebaik-baiknya bekerja bagi Tuhan melalui pelayanan.

Gereja pun menghimbau jemaat untuk terlibat langsung dalam pelayanan. Para hamba Tuhan ingin agar masing-masing anggotanya menjadi jemaat yang aktif, bukan datang ke gereja hanya untuk menyanyi, mendengarkan kotbah lalu pulang, namun tergerak untuk melayani Tuhan sesuai dengan talenta yang kita miliki.

Gereja adalah tubuh Kristus yang terdiri dari banyak bagian, dan setiap bagian memiliki tugas dan tanggung jawabnya masing-masing. Alkitab menyatakan, “Dari pada-Nyalah seluruh tubuh, -yang rapih tersusun dan diikat menjadi satu oleh pelayanan semua bagiannya, sesuai dengan kadar pekerjaan tiap-tiap anggota- ...” (Efesus 4:16). Untuk tujuan itulah kita diberi karunia dan talenta yang berbeda-beda agar kita dapat menyelesaikan tugas pelayanan dengan baik. Tidak ada alasan bagi orang Kristen untuk tidak terlibat dalam pelayanan, sekecil apa pun. Ingat, pada saatnya Tuhan akan menuntut pertanggungjawaban kita atas apa yang telah Dia beri (baca perumpamaan tentang talenta dalam Matius 25:14-30). Jangan pernah berpikir bahwa kita hanya memiliki sedikit talenta atau tidak bisa apa-apa, lalu hal itu kita jadikan alasan untuk tidak melayani. Jika kita berbuat demikian, berarti kita tidak menghargai kasih karunia Tuhan, sama seperti hamba yang diberi satu talenta oleh tuannya, bukannya mengusahakan supaya talentanya bertambah, malahan hanya menyimpannya. Meskipun manusia menganggap remeh dan sepele pelayanan kita, di mata Tuhan kita sangat berharga. Apa pun yang kita kerjakan dalam pelayanan, Bapa di sorga sangat memperhatikan dan memperhitungkan. Selalu ada upah untuk setiap jerih payah!

Semoga ini sangat bermanfaat bagi petinggi olahraga baik ditingkat klub sampai ke induk organisasi cabang olahraga di Indonesia.

Tidak ada komentar: