Rabu, 20 Agustus 2008

Membahas Tenis Indonesia dengan mantan petenis nasional

20 Agustus 2008. Disela sela pelaksanaan turnamen tenis internasional Mitra Kencana Women's Circuit 2008 di Kemayoran, August Ferry Raturandang kedatangan tamu teman lama , mantan petenis nasional Samudra Sangitan. Kejutan , bisa dikatakan demikian karena bertemu dengan Samudra Sangitan tidak terlalu sering. Terakhir kalinya bulan Agustus 2007, dirumah duka Alfred Henry Raturandang saat istrinya Alfred, Joyce Coenrad meninggal.

Perbincangan cukup menarik melihat akhir akhir ini pertenisan Indonesia tidak luput dari perbedaan pendapat yang masing masing pihak tidak mau mengalah karena ego masing masing yang selama ini mewarnai pertenisan sesuai dengan ciri khas olahraga perorangan. Banyak masukan yang diberikan oleh Samudra yang dalam hal ini masih jernih pemikirannya terhadap tenis di Indonesia.

Samudra bercerita pula masalah tenis veteran yang pernah digelutinya beberapa puluh tahun silam bersama K.Sindhunata (alm). Hanya kurang harmonisnya dengan petinggi PB Pelti saat itu sehingga banyak gagasannya tidak bisa berjalan dengan sempurna. Saat itu Indonesia mendapatkan kepercayaan penuh dari ITF untuk duduk dalam veteran ITF, tetapi tidak bisa dimanfaatkan.

Yang lebih serius adalah masalah adiknya sendiri Tony Sangitan yang menangani masalah turnamen tenis yunior dengan sponsor Bakrie Group, yang menimbulkan masalah dengan induk organisasi tenis yaitu PP Pelti.
"Janganlah kebesaran Bakrie itu justru tidak mendukung tenis Indonesia. Saya sudah beritahu adik saya untuk tetap kooperatip dengan PP Pelti. Kalau memang aturan tidak boleh beri uang, janganlah. " ujar Samudra Sangitan. Diakuinya pula kalau adiknya itu keras kepala, tetapi pengakuan Samudra, sekarang sudah mau mengerti setelah dinasehatinya.

Oleh August Ferry Raturandang, disampaikan kalau selama ini selaku petinggi Pelti mau meluruskan aturan aturan yang dibuat Pelti, tetapi dianggap seolah olah aturan tersbut karangan belaka AFR. Ketentuan TDP sudah pernah dikirimkan dengan email kepada Tony Sangitan, sehingga semua bisa lebih jelas, dan tidak menyimpang aturan yang sudah baku.
Bahkan AFR sempat meperkenalkan Ketua Bidang Pertandingan PP Pelti yang baru Johannes Susanto di restoran Satay Senayan Kebayoran Baru kepada Tony Sangitan beserta istinya. Sehingga bisa mengetahui harus berhubungan dengan siapa di PP Pelti.

"Tugas saya adalah meluruskan atas penyimpangan aturan Pelti, bukan menghambat pelaksana TDP. Justru kami sangat mendukung adanya pelaksana TDP diluar Pelti. Jika ada penyimpangan maka akan ditegur. " ujar August Ferry Raturandang.

Masalah komunikasi sangat penting , selama ini PP Pelti sendiri sudah menyiapkan sarana komunikasi melalui IT, sehingga tidak ada alasan sulit diketemui. Kembali kepada itikad baik masing masing pihak jika ingin memajukan tenis di Indonesia.

Diakuinya pula kalau selama ini masih ada pihak pihak tertentu yang tidak puas terhadap kinerja induk organisasi tenis Pelti, baik ditingkat pusat, daerah maupun kota dan kabupaten.
"Memang sulit memuaskan semua pihak, tetapi paling tidak meminimalkan kesulitan kesulitan tersebut. Tapi tidak heran ada pihak pihak tertentu yang hanya melempar batu sembunyi tangan. Biar rame lah. Itu wajar wajar saja." komentar August Ferry Raturandang.

Tidak ada komentar: