Muka Muka Gembira dan Sedih Di Penataran Pelatih

3 Mei 2008. Peserta National ITF Level-1 Coaches Course terlihat gembira disaat akhir dari penataran pelatih ITF Level-1 yang berlangsung dalam permainan bersama sama dilapangan tenis Gelora Bung Karno Senayan Jakarta. Kerjasama antara Badan Pengelola Pelatih Pelti atau dikenal dengan BP3 dengan Pengurus Pusat Pelti menyelenggarakan penataran pelatih ITF Level-1 .

Acara penutupan diberikan oleh August Ferry Raturandang selaku Wakil Sekjen PP Pelti kepada setiap peserta sertifikat keikutsertaan dan belum ditentukan lulus tidaknya peserta National ITF Level-1 Coaches Course ini. Dan ditutup secara resmi oleh August Ferry Raturandang.

Peserta menyampaikan kegembiraannya dengan diadakan penataran pelatih ini, walaupun pemberitahuannya sangat mepet waktunya kurang dari 3 minggu.Bahkan Albert Polohindang salah satu peserta dari Jakarta berkeinginan sekali mengikuti ITF Level-2 jika lulus di Level-1 ini. Begitu juga menurut Abdul Radjab asal Palu menyatakan kebanggaannya bisa ikuti National ITF Level-1 ini. Begitu juga diakui oleh betapa pentingnya ilmu yang didapat dari penataran pelatih tenis ini.

Terima kasih kepada PP Pelti disampaikan leh peserta dari Papua Barat Jemy M maupun dari Ibramsyah dari Kotawaringin Kalteng. Bahkan Ucok Junaidi asal Pasiaman Sumatra Barat menyampaikan pesan dari Bupati Pasaman terima kasihnya kepada PP Pelti yang telah memberikan kesempatan pelatih daerahnya ikut penataran pelatih tenis ini.

Terlihat muka muka gembira sepertinya sudah yakin lulus, begitu juga muka muka muram dari beberapa peserta yang merasa tidak lulus. Tetapi oleh Tutor Roy Morison disampaikan kalau yang tidak lulus tidaklah putus asa sedangkan bagi yang lulus nantinya tidak usah sombong.

Jemy M asal manokwari yang juga ikut sebagai tim tenis PON Papua Barat menyatakan optimisme bisa lulus. "Dari mana you tahu kalau lulus?" tanya August Ferry Raturandang langsung kepadanya. Dijawabnya kalau dia catat pula jawabannya dan sudah dicocokkan dari 30 pertanyaan hanya 4 salah. " Wah heibat "