Selasa, 13 Mei 2008

Aturan ITF Harus di Kuasai

13 Mei 2008. Pemahaman terhadap peraturan sangat diperlukan bagi atlet tenis jika sudah berkecimpung dalam kegiatan turnamen, baik turnamen nasional maupun turnamen internasional. Kurang paham akan berakibat menyakitkan seperti kena denda atau penalty dari peraturan yangtelah baku. Awal mei 2008, di turnamen baru dilaksanakan dikota Tanjung Selor, Bulungan Women’s Open 2008 telah makan korban salah satu atlet potensial asal Medan Grace Sari Ysiodora .

Namanya tercantum dalam draw babak utama, sedangkan yang bersangkutan tidak hadir masih di Jakarta. Grace sendiri sudah menyatakan mundur langsung ke ITF seperti lazimnya pertenisan Pro Circuit, bukan ITF Junior. Tetapi Grace lupa kalau dia pernah layangkan surat ke PP Pelti minta jatah wild card, karena ranking WTA belum ada sehingga tidak bisa masuk babak utama.
Setiap Rabu minggu sebelumnya diwajibkan mengajukan nama nama yang dinominasikan mendapatkan wild card ke ITF. PP Pelti telah ajukan nama Grace penerima wild card ke ITF tetapi kemudian diubah karena permintaan Direktur Turnamen agar diberikan jatah penyelenggara ( jatah penyelenggara 50 % dan jatah PP Pelti 50 %) kepada petenis Vietnam sehingga PP Pelti merubah nama Grace diganti petenis Vietnam. Tetapi menjelang sign in babak kualifikasi ( Sabtu, 10 Mei 2008), Referee ITF Keith Sweeney kirimkan email kalau salah satu petenis yang dapat wild card (Beatrice Gumulya tidak perlu wild card karena bisa langsung masuk babak utama sehingga diperlukan nama baru masuk wild card. Sesuai urutan permintaan wild card, maka diberikan nominasi nama Grace Sari Ysidora .

Nah, sekarang nama Grace Sari sudah berada di babak utama dan sudah diundi hari ini ( 13 Mei ) sehingga jika Grace tidak muncul (no show) esok hari maka kemungkinan dikenakan penalty sesuai dengan aturan ITF Pro Circuit. Mau tahu berapa denda dikenakan ? Dicantumkan maksimal US $ 1,000. Denda trsebut akan dikutip di turnamen mendatang jika Grace ikuti ITF Pro Circuit lainnya.

2 komentar:

Seggaf mengatakan...

Maaf, setahu saya dendanya tidak sampai segitu besar, apakah yang buat blog ini juga minta persen atas denda tersebut hingga mencamtumkan denda hingga 2 X lipat?
Lagi pula apakah dari PP PELTI tidak men check lagi, tentang pengunduran diri pemain, karena Grace telah mengindurkan diri dari tanggal 29 Maka, PP PELTI sudah tahu tentang pengunduran dirinya.
Mungkin Juga PP PELTI menganjurkan agar kita semua menjadi PEMBACA YANG BAIK, Namun PP PELTI sendiri BUKAN PEMBACA YANG BAIK

AFR mengatakan...

Terima kasih atas komentar Anda.Perlu diteliti lagi atas komentar Anda bahwa tertulis disini kalau denda MAKSIMAL $ 1,000, bukan berarti akan kena denda sebesar $ 1,000 tergantung alasan ybs. Data denda ini sesuai dengan Buku ITF Pro Circuit 2008 ARTICLE III ttg withdrawal/No Show (halaman 77) yg berbunyi sbb Late withdrawal/No Show are subject to automatic fines up to $ 1,000 which will be deducted from the offending player's next tournament prize money by the Referee who shall forward such fines to the ITF Offices (see chart at the end of this section). Memang betul pengunduran diri pemain dilakukan ke ITF shg kami tidak tahu. PP Pelti hanya berdasarkan permintaan wild yg ada (tertulis) dan tidak ada pemberitahuan membatalkan keikut sertaan. PP PELTI TIDAK TAHU kalau Grace mengundurkan diri. Sangat naif sekali kalau PP Pelti sudah tahu tapi tetap memberikan wild card. Lebih baik jatah wild card diberikan kepada atlet lainnya.
Terima kasih menuduh PP Pelti BUKAN PEMBACA YANG BAIK. Dari AUGUST FERRY RATURANDANG