Senin, 05 Mei 2008

Martina Jadi Wasit

Tahun 2000 merupakan tahun bulan bulanan dengan penuh hujatan dilanda oleh Pengurus Besar Pelti periode 1998-2002, dipublikasikan melalui media massa. Semua itu akibat tidak berfungsinya Humas PB Pelti yang saat itu juga terlibat kemelut didalamnya.
Kepengurusan PB Pelti 1998-2002 termasuk kepengurusan yang penuh dengan kekacauan intern sesama pengurus yang tidak bisa ditanggulangi oleh Ketua Umumnya, terutama setelah Tanri Abeng sudah tidak jadi Menteri BUMN lagi.
Disaat disela sela turnamen Men's Futures di Kemayoran, berkumpullah anggota Pengurus Pelti di Pusat Tenis Kemayoran. AFR diminta juga hadir oleh Ketua Bidang Pengembangan PB Pelti Martina Widjaja tetapi diminta tidak berikan komentar didalam pertemuan ini, cukup mencatat semua kejadian.

Acara siang itu adalah minta klarifikasi dengan salah satu anggota PB Pelti Komite Pembinaan Deddy Prasetyo atas berita berita miring di media massa yang dikatakan sumbernya dari Deddy Prasetyo. Wajarlah karena Deddy Prasetyo termasuk salah satu anggota Komite Pembinaan PB Pelti diminta datang dalam pertemuan tertutup ini.

Hadir saat itu Ketua Bidang Pertandingan PB Pelti Soebronto Laras, Wakil Ketua Bidang Pertandingan Enggal Karjono, Slamet Utomo, Betty WM dan AFR.
Ketua Bidang Pertandingan PB Pelti Soebronto Laras telah meningkatkan jumlah turnamen internasional Men's Futures dan Women's Circuit dalam setahun ada 12 turnamen yang total prize moneynya US$ 120,000. Ini hasil permintaan dari Bidang Pembinaan Senior dengan Ketua Sudjiono Timan. Karena datangnya peningkatan kuantitas turnamen oleh Bidang Pembinaan, maka sangat janggal sekali keluar komentar datang dari Komite Pembinaan. Komentar yang keluar adalah peningkatan jumlah turnamen internasional ini hanya buang buang uang saja, karena hasilnya dinikmati oleh petenis asing. Lebih baik dana tersebut digunakan untuk pengiriman tim keluar negeri. Ini teori yang terbalik dan menyakitkan bidang lainnya karena PB Pelti saat itu kekurangan dana untuk menutup beaya penyelenggara turnamen. Dana yang terkumpul bukannya dari sponsor tetapi urunan anggota Pengurus Besar Pelti yang termasuk orang yang berduit. Kesimpulannya uang pribadi pribadi yang digunakan.

Saat ditanyakan kepada anggota Komite Pembinaan Deddy Prasetyo yang datang hadir dalam pertemuan tersebut,masalah pemberitaan di media massa yang menyerang PB Pelti yang sumber beritanya Deddy Prasetyo, maka langsung dibantahnya dengan tenang. Begitu juga berbagai pertanyaan yang sehubungan dengan berita media massa, dibantahnya dengan tenang. Sangat tidak masuk akal kalau memang tidak benar pemberitaan tersebut seharusnya sumber berita segera menyangkalnya di media massa terseut. Itu aturan sebenarnya. Sehingga ada kesan kebenaran sumber beritanya. Bertubi tubi pertanyaan datang dari peserta pertemuan maka membuat Deddy Prasetyo agak tegang.

Ketegangannya memuncak saat Soebronto Laras menyampaikan kalau sebelum Martina Widjaja diundang masuk kembali kedalam kepengurusan PB Pelti dibawah Ketua Umum Tanri Abeng, pernah menyampaikan pesan agar tidak memasukkan Martina Widjaja kedalam kepengurusannya. Alasannya itu yang jadi masalah. Kemudian oleh Soebronto Laras langsung mengatakan saat itu Deddy Prasetyo menyatakan alasannya ke Soebronto Laras kalau Martina itu lebih condong memilih petenis keturunan China saja. Saat itu juga Deddy bangkit secepatnya dan mengatakan tidak dengan suara yang lantang. Ini membuat Soebronto Laras langsung pula berdiri dan Martina Widjaja yang duduk diantara Soebronto Laras dan Deddy Prasetyo juga ikut berdiri dan meminta kedua pihak duduk kembali. " Persis seperti wasit tinju saja " Memang dikuatirkan saat itu Soebronto Laras main pukul tetapi sebenarnya tidak juga.

Beberapa bulan sebelumnya Soebronto Laras pernah cerita ke AFR tentang nasehat Deddy Prasetyo kepadanya tidak memasukan Martina kedalam kepengurusan Tanri Abeng dengan alasan seperti diatas, sehingga pertanyaan ini tidak asing lagi bagi AFR.
Setelah pertemuan selesai maka kembali seluruh anggota PB Pelti kembali ke stadion tenis Pusat Tenis Kemayoran dan Deddy pun kembali ke lapangan.
Sewaktu Soebronto Laras duduk sendiri menyaksikan pertandingan di stadion Pusat Tenis Kemayoran, langsung AFR mendampinginya. "Saya salut kepada Deddy Prasetyo, itu baru laki laki." begitulah godaan kepada Soebronto Laras. Langsung Soebronto Laras terperengah dan langsung dikatakan AFR kalau dia itu bertahan dalam kebohongannya. Baru Soebronto Laras tersenyum kembali. " Bisa aja loe "

Tidak ada komentar: