Jumat, 16 Mei 2008

Kena Dnda US $ 500.00

16 Mei 2008. Akhirnya Grace Sari Ysidora atlet tenis dikenakan denda sebesar US$ 500.00 oleh ITF karena no show di turnamen tenis Bulungan Women’s Circuit yang berlangsung 12 – 19 Mei 2008. Ini berita didapat AFR dari Referee Keith Sweeney melalui email.
Sebelum turnamen Grace mengajukan permintaan wild card kepada PP Pelti, sesuai dengan aturan yang dibuat Pelti setiap peminat wild card diwajibkan mengajukan secara tertulis. Tanpa sepengetahuan PP Pelti, Grace Sari telah membatalkan juga keikutsertaannya ke ITF. Memang sekarang semua pendaftaran maupun pembatalan atlet dilakukan langsung ke ITF melalui internet.
Oleh August Ferry Raturandang dikirimkanlah nominasi wild card ke ITF tanggal 7 Mei 2008. Kali ini yang dikirimkan nama Grace tercantum, kemudian terima permintaan dari Direktur Turnamen Wijono Adi agar nama Grace diganti saja dengan petenis Vietnam.
Memang penyelenggara mempunyai hak 2 petenis untuk dapatkan wild card, sehingga Wijono minta satu haknya kepada petenis Vietnam. Menyadari pula kalau kemarin salah kirim nominasi Wild card karena dikirimnya bukan ke Bagian Pro Circuit tetapi ke Junior Department ITF, sehingga dikirimkanlah nama nama baru tanggal 8 Mei 2008 ke ITF. Dalam daftar nama Grace diganti dengan petenis Vietnam..
Menjelang sign in hari Minggu 11 Mei 2008, AFR terima email dari Referee Keith Sweeney menyatakan kalau kemungkinan Beatrice Gumulya ( yang dapat wild card), bisa langsung masuk babak utama. Maksudnya baik karena hak wild card bisa diberikan kepada petenis tuan rumah lainnya. Oleh AFR langsung diberitahu kalau nominasi berikutnya sesuai urutan yang telah daftar ke PP Pelti adalah Grace Sari Ysidora.
Sampai hari Selasa 13 Mei 2008, AFR belum tahu kalau Grace sudah minta mundur ke ITF. Pelatih Deddy Tedjamukti yang datang kira kira pkl 10.00 sempat ketemu AFR tapi tidak ada permintaan atau pemberitahuan mundur. Menurut salah satu staf PP Pelti Zulkarnain, telah beritahukan Deddy kalau Grace diberikan wild card. Langsung oleh Deddy dikatakan kalau Grace sudah mundur ke ITF. Sehingga dianggap Zulkarnaen tidak ada masalah. Kemudian Deddy Tedjamukti keluar dari kantor PP Pelti ketempat latihan di hotel Sultan. Sejam kemudian tilpon ke PP Pelti berbicara dengan Zulkarnaen. Tetapi AFR tidak diberitahu juga sehingga AFR keluar ke kantor KONI Pusat jam 12.00. Selesi dari kantor KONI Pusat, kurang lebih pkl. 15.00 AFR terima telpon dari Ketua Bidang Pertandingan PP Pelti Johannes Susanto menanyakan masalah Grace Sari yang sudah batal masih diberikan wild card. Langsung AFR tanyakan kepada Zulkaranen tentang surat masuk tentang permintaan wild card ataupun pembatalan ikut serta. Disampaikan kalau yang ada hanya surat permintaan wild card secara tertulis dari Grace Sari Ysidora, sedangkan pembatalan tidak ada.

Yang menjadi pertanyaan kenapa waktu tahu kalau dimasukkan wild card tidak langsung buat surat pemberitahuan batal ikut ke PP Pelti. Karena sign-in ditutup hari Selasa 13 Mei pkl. 12.00 wita .

Hari ini AFR terima telpon dari pelatih Deddy Tedjamukti yang menyampaikan kalau sudah baca email AFR ke Keith Sweeney karena email tersebut ditembuskan kepada Grace dan Pelti . Langsung pertanyaan tersebut menanyakan siapa staf Pelti yang beritahu sama dia soal Grace dapat wild card karena merasa tidak pernah diberitahu, dan menuduh AFR buat fitnah ke Keith Sweeney. Langsung AFR jelaskan kalau staf yang dimaksud adalah Zulkarnaen. AFR minta Zulkarnaen bicara langsung ke Deddy karena waktu masalah ini muncul AFR dapat informasi dari Zulkarnaen. Dalam penjelasan Zulkarnaen kepada Dedy yang didengarkan oleh AFR, Zulkarnaen katakan waktu itu sudah sampaikan kepada Deddy di kantor PP Pelti, dapat jawaban kalau Grace sudah mundur. Dan Zulkarnaen berpikiran kalau sudah mundur sudah bukan masalah. Padahal jarak waktu pengajuan mundur dari Grace ke ITF tanggal 29 April cukup lama, sehingga sebagai Referee kemungkinannya sudah membacanya. Bisa terjadi atlet berubah pikiran walaupun sudah mundur bisa masuk lagi dengan fasilitas wild card. Apalagi pemberi nominasi tidak mengajukan mundur maka referee berpikiran tetap bisa masuk.
Tidak mungkin AFR mau buat fitnah. Hanya saja bisa menyayangkan masalah ini bisa terjadi kepada atlet tenis Indonesia. Ada ada saja masalah wild card buat heboh. Semoga ini sebagai pelajaran bagi pelaku pelaku tenis untuk lebih memahami permasalahan ini yang bisa berakibat denda sebesar US $ 500.00

Tidak ada komentar: