Jakarta, 9 Nopember 2018. Dalam dua hari berturut turut terima telon dari 2 petinggi induk organisasi Pelti dengan permasalahan berbeda. Yang pertama datang dari Wakil Ketua Umum yang juga Ketua Bidang Pembinaan PP Pelti. Ternyata setelah menerima masukan dari masyarakat tenis maupun wakilnya di Binpres, Wakil Ketua Umum menyampaikan secara organisasi Pelti tidak bisa berbuat apa apa atas kasus dugaan ketidak sportipan atlet ataupun orangtua yang juga pelatih putrinya.
Disingung pula sudah berkoordinasi dengan bidang Legal diinduk organisasinya. Tetapi ketika didesak bahwa yang gampang tidak perlu dipersulit. Karena dugaan adanya pemalsuan usia atlet ini sudah ada buktinya. Diminta untuk sebagai pelapor atas kasus ini baru mau ditelusuri.
Saat itu juga disampaikan pengalaman AFR ketika 10 tahun silam dalam 6 bulan bisa membuktikan ada sekitar 30 atlet yunior yang memalsukan usia. Semua itu setelah ada konfirmasi dari Lembaga Negara yang sebagai tempat mengeluarkan surat dokumen negara yang asli. Dia katkan kalau sudah diminta kepada orangtuanya untuk berikan bukti, dimana diberikan fotocopy Kartu Keluarga. Yang diutamakan adalah Kartu Akte Kelahiran , bukan Kartu Keluarga sebagai peserta TDP dan ini ada ketentuannya.
Masalah atlet tersebut dipanggil masuk National Junior Camp ternyata tidak bisa membuktikan keabsahan status usianya , apakah perlu dipertahankan juga dan diundang secara resmi masuk National Junior Traning camp ? Ini tanda tanya besar.
Maka ketika diberikan solusi sebagai organisasi tenis diperkenankan minta bukti usianya dalam bentuk Akte Kelahiran ( yang informasi didapat sudah hilang sehingga diberikan Kartu Keluarga). Sedangkan dari Kartu Keluarga, yang dipertanyakan apakah diperlihatkan Kartu Keluarga yang asli ?
Ketika diminta AFR sebagai pelapor, tentunya keberatan. Karena ini persoalan yang mudah. Yang jadi pertanyaan adalah apakah punya NIAT baik membenahi kedisplinan atlet dimulai dari hal sepertinya kecil dimata mereka.
Hari ini terima telpon dari wakil sekjen yang cukup lama berbincang bincang dalam percakapan telpon/ Kesannya hanya curhat saja tentang posisi wakil sekjen selama ini karena AFR dulu pernah jadi wakil sekjen PP Pelti selama 10 tahun. Beri masukan agar bisa bekerja sesuai fungsi koordinasi antar bidang bisa dijalankan dengan baik. Apalagi sekarang sudah memiliki " fulltime" Sekjen baru yang sepertinya bisa mengatasi permasalahannya. Dengan bekal mantan Sekjen PP PBI (bowling).(Foto Asian Paragames Wheelchair Tennis bersama Wakil Ketua Umum PP Pelti dan Pelatih Asing)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar