Selasa, 06 November 2018

Aneh Tapi Nyata dan Sudah Terjadi

Jakarta, 7 Nopember 2018. Ketika membuka foto foto lama maka terungkap kembali saat kejadian diundang ikuti kegiatan diluar rekomendasi induk organisasi tenis. Sewaktu itu sudah tidak duduk dalam organisasi tenis atau Pelti, tapi bisa ikuti kegiatan internasional yang biasanya undangan melalui induk organisasi tenis yaitu Pelti. Ini diluar kelaziman selama ini, tetapi bisa terjadi khususnya untuk AFR.

Suatu kebanggaan tersendiri walaupun tidak duduk dalam kepengurusan Pelti tetapi masih diperhatikan juga oleh dunia Internasional. 

Sekitar tahun 1993-1995, ada kegiatan internasional dilaksanakan oleh ITF (International Tennis Federation) di Singapore. Kegiatan Leadership Course.  PB  Pelti mengirim dua tenaga Pelti yatu rekan Benny Mailili (alm) dan Ny Tien Indradjit sebagai executive secretary PB Pelti. Dan AFR mendapatkan undangan langsung dari tuan rumah.

Kemudian kejadian ditahun 2016 bulan Nopember, diundang sebagai Technical Delegate Whelchair Tennis untuk ASEAN Paragames 2017 di Kuala Lumpur. Inipun tidak melalui mekanisme induk organisasi tenis (Pelti) ataupun National Paralympic Committee (NPC), sehingga bisa bertugas di Asean Paragames September 2017 di Kuala Lumpur.


Setelah itu untuk Asian Paragames 2018 di Jakarta, AFR diundang pula tanpa melalui rekomendasi Pelti maupun NPC. Yang jadi pertanyaan situasi seperti ini justru membuat kecemburuan bagi rekan rekan lainnya didunia pertenisan kita, termasuk tenis kursi roda.

Rahasianya apa ya ? Ternyata jika kita membina jaringan dengan rekan rekan tenis baik di Internasional maupun Nasional maka semua hal tersebut bisa terjadi. Suatu saat  pernah bertanya kenapa AFR yang diundang atau dipercaya. Jawabannya adalah karena dilihat masih eksis di Tenis di jaringan medsos yaitu Facebook. Baru tahu kalau ada pengaruhnya juga,

Tetapi untuk persiapan  Asian Games 2018, AFR diundang PP Pelti pada awal Januari 2017 untuk ikut mempersiapkan cabang Tenis mulai dari awal sampai akhir tahun 2017 dicabut hanya karena dianggap oposisi. Aneh, tetapi nyata dan sudah terjadi. Itulah kehidupan dunia olahraga Tenis di Indonesia. (Foto Leadership seminar di Singapore)

Tidak ada komentar: