Sabtu, 19 September 2009

Stress , buat pusing kepala, sakit perut jadinya


Jakarta,19 September 2009. Beberapa hari lalu merupakan hari yang menggembirakan sekali karena sejak awal minggu ini saya pusing kepala karena ada perasaan was was sekali ada tugas yang terlupakan atau tidak belum saya ketahui dengan benar. Tapi dua hari lalu ketika terima email dari ITF (International Tennis Federation) saya pun mengucapkan syukur kepada Tuhan bahwa saya tidak buat kesalahan.
Ceritanya begini, tepatnya tanggal 10 september 2009 saya menemani utusan Pengkot Pelti Tegal beraudiensi dengan Ketua Umum dan Sekjen PP Pelti . Setelah itu dibicarakan pula antara Ketua Umum, Sekjen dan Ketua Bidang Pertandingan PP Pelti masalah pelaksanaan turnamen tenis yunior Internasional di Solo tanggal 16 Nopember 2009. Keputusannya adalah ditarik kembali oleh PP Pelti pelaksanaannya dari Sekolah Tenis Manahan Solo setelah berjalan 2 tahun. Tetapi pemindahan itu tidak semudah itu maka harus minta ijin dulu ke ITF karena sewaktu didaftarkan tahun 2008 adalah di Solo. Jalan keluarnya kirim email ke ITF minta ijin. Setelah itu malamnya, saya kirimkan email ke ITF minta ijin tersebut. Dengan harapan esok hari sudah ada jawabannya.
Beberapa hari kemudian saya ingat lagi soal jawaban ITF atas email saya ternyata belum juga datang. Ini diluar kebiasaan ITF jika kirim email, langsung dijawab. Apalagi dalam email, saya sebutkan minta knfirmasi email saya ini sudah diterima (walaupun belum mendapatkan jawaban isi permintaan tsb).
Mulailah saya bimbang, maka saya mencari file di komputer Pelti dimeja saya yaitu Application form yg saya kirimkan tahun lalu. Ternyata saya tidak ketemu file tersebut. Mulailah bimbang hati saya, timbul pertanyaan saya yaitu jangan jangan saya LUPA kirimkan tahun lalu. Ini FATAL. File dikomputer Pelti tidak ketemu. Saya mau tanya ke Fahmi yang memegang komputer atau emai Pelti yang biasanya selalu terima tembusan komunikasi saya dengan ITF karena saya gunakan private email saya.
Tapi saya ragu ragu, dan tidak mau cek karena kuatir kebenarnanya maka akan terbuka kalau saya buat kesalahan. Ini bisa heboh karena ada 2 turnamen internasional yunior dibulan Nopember yaitu Widjojo Soejono Semen Gresik di Surabaya dan Solo Open di Solo.
Berarti harus cek dulu ke laptop dirumah. Mau cek ke website ITF lihat kalender turnamen yunior. Jika ada dalam kalender berarti sudah terkirimkan. Tapi ada keragu-raguan jangan sampai betul sekali. Tetapi ingat juga belum lama ini terima email dari LN yang minta factsheet turnamen tersebut. Asumsi saya pasti dia lihat dikalender ITF sudah masuk. Baru kali ini saya dibuat hati berdebar debar. Timbul kemelut dalam pikiran saya. Satu sisi menduga belum kirim tapi sisi lain bertahan sudah pernah kirim. "Apakah kali ini saya berbuat kesalahan?", tetapi ada pemikiran lain yang membela diri saya yaitu tidak mungkin belum dikirim karena jika terlambat saja ITF sudah bertanya via emai. Ini pikran positip saya yang memberikan angin segar juga.

Sampai 5 hari setelah kirim email tersebut belum juga ada jawabannya. Mumet juga, tambah kuatir saja. Ini tidak pernah terjdi kalau kirimkan permintaan tidak langsung hari itu juga dibalas. Hari selasa sayapun kirimkan email untuk mencek kembali apakah pertanyaan pertama diatas sudah diterima atau belum. Sayapun kirimkan factsheet turnamen Widjojo Soejono Semen gresik dengan permintaan konfirmasi penerimaan factsheet ini.Ini sebagai uji coba saya, kalau belum pernah kirimkan pendaftarannya so pasti factsheet ini akan ditolak.
Besoknya cek email, belum juga dibalas. Tambah pusing dibuatnya. Pikiran ini belum saya ungkapkan kepada rekan rekan lainnya.

Keragu raguan ini membuat pikiran kacau sekali. Satu sisi takut salah akibat lalai bisa bisa 2 turnamen tersebut tidak ada dikalender ITF. Ini yang saya takutkan karena blunder ini sangat amat sangat merugikan pertenisan Indonesia. Bisa dibayangkan kemarahan masyarakat tenis jika terbukti tidak terdaftar. Apalagi kesempatan baik bagi Orshin menyerang saya seperti yang bulan lalu.

Selama perjalanan pulang pikiran sangat kacau sekali, kuatir tidak ada dalam kalender ITF. Akibatnya perut saya mual mual.Mulut basah terus.Makan terus apa yang bisa dimakan kecuali tidur. Timbul pemikiran jika benar terjadi saya buat kesalahan maka sayapun sudah harus mundur dari Pelti sebagai bentuk tanggung jawab saya. Tapi apa ini menjawab permasalahan tersebut, tentunya juga tidak.
Ini berjalan 2 hari dan begitu buka email ada email masuk dari ITF khusus Junior, sayapun belum membukanya tetapi langsung lari ke WC sakit perut. Ini betul betul menderita sekali, dalam beberapa hari ini sudah beberapa kali kekamar mandi, kalau ingat ingat masalah ini.

Begitu buka email yang masuk dari ITF, ternyata isinya menggembirakan sekali, permintaan diterima. "Puji Tuhan. Thanks God karena pertolonganMu saja yang bisa menghilangkan kekalutan hati saya. Terima kasih terima kasih Tuhan."
Berarti tahun lalu saya sudah kirimkan aplikasi pendaftaran turnamen ke ITF. Sejak tahun 2002 sampai sekarang tugas saya untuk kirimkan formulir pendaftaran turnamen internasional ke ITF. Kenapa sampai ridak ada dalam komputer dimeja saya. Karena kebiasaan saya keluar kota selalu bawa laptop dengan berbagai macam file Pelti di extra hard disc yang selalu saya bawa. Khususnya application form turnamen junior , women's circuit dan men's circuitsekalipun dan juga blanko factsheet turnamen turnamen tersebut sudah haris siap. Any time anywhere sudah harus bisa dikerjakan. Jadi tugas rutin, tetapi ada kekuatiran rutinitas ini bisa saja saya lalai , maklum usia makin bertambah. Mudah mudahan tidak jadi pelupa ya.

Tidak ada komentar: