Selasa, 22 September 2009

Keberadaan Piala FR di teror dgn SMS


Jakarta,22 September 2009. Mengisi waktu hari ini sambil melihat acara hiburan di televisi, saya membuka email yang masuk, khususnya dari ITF maupun lainnya.
Ada acara lawak cukup menyenangkan bisa membuat tertawa. Lebih asyik lagi melihat RCTI yang memberikan hiburan show dari Michael Jackson. Sudah beberapa hari ini RCTI melayangkan acaranya Michael Jackson. Salah satu acara favorit saya juga.

Menjelang sore, tiba tiba muncul SMS dari orang yang tidak dikenal nomernya yaitu 081357415392. Yang bunyinya sebagai berikut." Fery Raturandang ngapain u hari ini ? Tenis tdk hanya FRCup, apa sich kontribusi FRCup? Tidak ada petenis jebolan FRCup. Apa u udang dibalik tepung? Piss ! ". Rasanya ingin ketawa membaca SMS seperti ini. Karena bertemu dengan orang buta Tenis yang dipenuhi dengan perasaan iri hati karena tidak bisa berbuat apa apa.

Ada sedikit keisengan juga , maka sayapun membalasnya. Balasan saya singkat saja. " Sirik lo ". So pasti akan dibalas. Benar juga , muncul balasannya "Udah brtahun2 FRCup cuman gitu? macam arisan. Tdk ada target prestasi ngapain digetolin kalo tak ada udang dibelanga ? "
Begitu saya layani SMSnya maka muncul terus SMS nya. Ternyata orang ini merasa terhambat karena saya masih duduk di Pelti. Dan dianggap saya bisa menghambat jika yang bersangkutan mau berbuat yang sama . Apakah pola pikir saya sedangkal dia. Dia pikir karena saya duduk di Pelti baru bikin Piala FR. Saya sendiri selenggarakan Persami (sebelum jadi nama Piala FR) sudah sejak tahun 1996 Dan saat itu saya di Pengda Pelti DKI Jakarta. Dan disaat saya tidak duduk di Pelti DKI saya masih jalankan Persami sampai saya masuk lagi di PB Pelti sampai sekarang. Kelihatannya mereka ini pikir saya berani selenggarakan Piala FR karena saya duduk di Pelti. Itu sangat keliru sekali pandangan sempit ini.
Sebenarnya ada keinginan jika di Jakarta sudah ada pelaksana Persami yang bisa rutin setiap bulannya maka saya akan berhenti d Jakarta tetapi saya akan selenggarakan diluar Jakarta, karena mereka sangat minim turnamen.

Selama ini perjalanan turnamen Persami dengan label Piala Ferry Raturandang yang menjadi trade mark Persami, jangan dipikir akan mulus sekali. Banyak lika likunya yang membuat sayapun makin tertantang secara konsisten menjalankan karena saya juga menyadari kalau turnamen adalah kebutuhan atlet. Bahkan yang bisa membuat saya marah disaat Piala FR diminta untuk stop saja dengan janji akan diberi imbalan uang jutaan rupiah. Dan saya diminta jalankan turnamennya yang baru dijalankan setahun. Justru hal seperti ini saya tetap tegar.
Pengalaman saya sebagai atlet tenis daerah yang sangat minim turnamen menjadi dasar pemikiran agar ada turnamen turnamen sebanyak mungkin di Tanah Air ini. Beberapa hari lalu saya terima SMS juga dari 2 orangtua petenis yunior di Jakarta yang menanyakan rencana Piala FR tanggal 26 September 2009. Hal hal seperti ini memotivasi saya tidak berhenti.
Kadang kadang pertanyaan muncul dari petenis sendiri maupun orangtua petenis yang menyadarkan saya akan tugas selenggarakan turnamen Piala FR ini tidak diabaikan. Inilah masalahnya, sehingga saya sulit untuk berhenti selenggarakan turnamen tenis.
"Hanya Tuhan yang bisa menyetop saya "

Tidak ada komentar: