Senin, 24 September 2012

Technical Meeting Paling Sukses

Jakarta, 23 September 2012. Siap siap sudah hadapi protes jika dalam acara Technical Meeting PON XVIII Riau. Sewaktu di Jakarta, sayapun mengajak Referee Slamet Widodo menginventariser permasalahan yang ada dan akan timbul di acara Technical Meeting PON XVIII tanggal 7 September 2012. Kira kira saya sudah siapkan list permasalahan yang akan muncul dan jawabannya jika muncul. Mulai dari masalah Mutasi Atlet, kemudian jadwal pertandingan yang semula dikawinkan dengan acara Davis Cup. Jawabannyapun saya simpan sendiri tetapi pendapat Referee saya tampung untuk digunakan sebagai jawabannya nanti. Sayapun sudah prediksikan kalau protes akan muncul dari satu provinsi saja. Begitu acara Davis Cup tidak jadi diselenggarakan di Pekanbaru, maka berkuranglah permasalahan yang akan ditimbulkan dalam technical meeting tersebut. Daftar nama tetap dari tim keabsahan sampai tanggal 7 September 2012 pagi belum diterima. Langsung saya kontak ketua tim keabsahan KONI Pusat dan akan dikirim dengan email hari ini. Saya minta ke Ketua Panpel Tenis agar hari ini diminta langsung ke PB PON daftar tersbut padahal saya sudah terima dengan email dan saya forward ke Referee supaya dia bisa kerja sebelum Technical Meeting pukul 15.00. Membuka technical meeting yang duihadiri juga Ketua Panpel, Referee.Mulailan saya inventariser dati peserta mulaiakomodasi, transportasi dan konsumsi. Muncullah ketidak puasan peserta dan semua saya tampung agar dijawab oleh Ketua Panpelnya saat itu juga. Dan ini makan waktu. Tiba tiba saya diberi kode sama Referee kalau masalah ini ini (akomodasi,transportasi,konsumsi) tidak usah dibicarakan karena mau drawing. Tapi saya tolak juga . Karena ini merupakan trik saya sehingga permintaan tersbut yang saya tahu bukan keinginan Referee sehingga saya tolak juga keinginan Referee. Saya lagi pimpin rapat kok dia mau ikut campur. Sewaktu Referee memimpin acara drawing ada masalah muncul soal persyaratan peserta perorangan ada kuotanya yaitu ganda putra dan putri setiap provinsi hanya bisa ajukan 1 pasang nama saja. Muncullah semacam protes atau lebih tepat usulan dari Provinsi DKI Jakarta melalui pelatih putrinya. Melihat situasi saat itu Referee dengan pelatih tersbut ada adu argumentasi ditambah dengan suara yang saya dengar yaitu jangan arogan karena dianggap technical meetingkeputusn awal bisa dirubah, maka saya langsung ambil alih masalah ini dengan kemukakan kalau aturan main sudah tidak bisa dirubah atau ditambah.Walaupun rekan dari DKI mau minta dukungan dari Aceh, Papua Barat, Sumsel, Kalbar dan Lampung yang hanya kirimkan satu tim saja, ternyata tidak ditanggapi. Sehingga segera saya putuskan masalah ini tidak bisa dirubah lagi. Beres sudah masalah protes atas usulan tersebut. Ternyata tidak ada yang protes masalah keabsahan peserta karena sudah dilindungi dalam Technical Handbook Tenis. Ini technical meeting PON ( Palembang, Balikpapan dan Pekanbaru) yang paling tenang dan aman dari protes protes tersbut. Ya, kalau sudah disiapkan jauh jauh hari tentunya tidak akan ada masalah.

Tidak ada komentar: