Senin, 24 September 2012

Kesemrautan PON XVIII diungkapkanTD

Jakarta, 22 September 2012. Setiap hari kalau baca koran menjelang pelaksanaan PON XVII di Pekanbaru saya merasa sedih juga lihat kondisi PON XVIII Riau tidak seperti PON sebelumnya. Begitu pula setiap pertemuan dengan rekan rekan Technical Delegate sewaktu sarapan pagi maupun makan malam sering ketemu berbincang bincang menceritakan permasalahannya. Technical Delegate Bukutangkis sampai suaranya serak karena dia langsung bertindak juga sebagai Ketua Panpel karena merasa Ketua Panpelnya belum bisa menjalankannya. Begitulah kesan saya.Begitu juag dengan Menembak, Softball dll. Sehingga saya seaktu itu bertemu dengan TD dari Soft Ball yang juga orang yang besar di Riau karena orangtuanya waktu itu kerja di Caltex. Apa yang dikatakan tentang orang Riau memang dialami oleh setiap TD yang bertugas di PON XVIII Riau. Termasuk juga pembicaraan dengan rekan rekan dari KONI Pusat yang diperbantukan dikepanitiaan PON XVIII . Bisa dibayangkan mereka ini dari KONI Pusat tidak diberikan seragam PON bukan berarti PB PON tidak punya karena rekan2 di PB PON sendiri menggunakan seragam bukan satu macam saja. Inipun jadi pembicaraan mereka. Sehingga atas permintaan Ketua Umum KONI PUsat dibuatlah seragam khusus petugas KONI Pusat dengan membuat sendiri di Jakarta dengan logo KONI dan PON XVIII didadanya. Kesan sedikit miring terhadap pelaksanaan kali ini tidak seperti PON sebelumnya. Mulai dari akomodasi, konsumsi dan transportasi. Bahkan menurut TD Bulutangkis konsumsi dari PB PON XVIII ditolaknya dan Panpel membeli sendiri. Bahkan keluhan masalah seragam mulai dari wasit, panpel diberikan kaos oblong. Untuk tenis diberikan Polo Shirt. Akhirnya TD (Technical Delegate ) Bulutangkis tidak mau pakai seragam T-Shirts tersbut tetapi gunakan seragam PB PBSI sendiri. Saya sendiri sudah siap dengan seragam PP Pelti tetapi tidak digunakan. Dengan kaos Polo Shirt PON saya hormati dan digunakan sehari hari selama bertugas. Hanya disayangkan ternyata Panpel Tenis sendiri tidak semua memakainya terutama setelah seminggu pelaksnaannya. Kecuali Ballboys dan Wasit menggunakan dengan disiplin tinggi. Kesadaran atas seragam belum bisa dipahami. Masalah konsumsi saya baru tahu suppliernya bukan satu perusahaan sehingga waktu konsumsi untuk wasit sudah datang tetapi konsusmi untuk Panpel belum datang akibatnya makannya tidak bersamaan waktu. Melihat kesemrawutan ini saya tidak mau pusing karena ini tugas Ketua Panpelnya sendiri yang saya anggap sudah berpengalaman, sehingga saya hanya memantau saja dan sedikit demi sedikit sampaikan keluhan peserta atas pelayanan Panpel PON XVIII 2012. Tetapi jika sudah mencakup kelancaran pertandingan baru saya ambil tindakan..

Tidak ada komentar: