Jumat, 21 September 2012

Masih di Bandara sudah dipanggil ke stadion tenis

Jakarta, 21 September 2012. Sewaktu saya sedang berada di Bandara Pekanbaru, saya terima telpon dari Ketua Panpel PON XVIII kalau Ketua PB PON XVIII Emrizal Pakis perlu saya di lapangan. Sore itu (6/9) ada kejadian ambruknya kanopi Stadion Tenis PTPN-V Pekanbaru. Di Bandara saya melihat bagaimana cara PB PON menyambut tamu tamunya ke Riau. "Selamat Datang Sang Juara." ujar penerima tamu. Langsung saya buat guyonan. Jangan harap Riau keluar sebagai juara umum karena setiap tamu disambut sebagai sang juara. Artinya yang juara para tamu, bukan tuan rumah. Ternyata Emrizal Pakis butuh saya minta klarifikasi masalah kelanjutan pertandingan tenis PON XVIII dengan kejadian ambruknya kanopi stadion yang menjadi berita nasional dimedia nasional. Waktu itu ada sedikit pikiran yang mau kerjain petinggi PON disini tetapi karena melihat dukungan mereka sudah sangat besar dan akhirnya saya memutuskan untuk meringankan beban mereka saja sehingga tidak perlu dibuat pusing. Rencaa saya mau katakan, kalau maslah kelanjutan pertandingan akan saya kaji dulu butuh waktu satu malam. Apa tidak pusing kalau saya katakan demikian. Dan saya memahami situasi tersebut, dan langsung saya yakinkan dia kalau bukan masalah, pertandingan bisa berjalan. Lega sudah dia melihat tanggapan say. Langsung saya dihadapkan ke media massa yang sudah muncul banyak didepan ambruknya kanopi tersebut. "Bukan masalah kanopi ini tidak berpengaruh terhadap jalannya pertandingan. Ibarat rumah anda ada kanopi didepan garasi ambruk apakah berarti anda tidak bisa tidur dirumah. Bukan masalah. Pertandingan lusa (8/9)sudah dimulai." ujar saya kepada wartawan yang hadir. Kemudian bertubi tubi pertanyaan yang kuatir kalau kualitas tsadion diragukan pula.Karena jawaban saya ini meyakinkan mereka maka legalah Emrizal Pakis terhadap masalah kelancaran pertandingan tenis.

Tidak ada komentar: