Minggu, 10 Mei 2009

Jalan jalan ke Karawang


Jakarta, 9 Mei 2009. Karawang, begitulah nama salah satu kota disebelah timur Jakarta dan Bekasi. Mendengar nama Karawang maka konotasi saat lalu adalah agak negatip, yaitu dikaitkan dengan goyang Karawang. Perubahan konotasi terjadi setelah melihat sendiri kondisinya. Kali ini ada ketertarikan jalan jalan ke Karawang. Ada 2 hal penting yang menarik untuk jalan jalan ke Karawang. Disamping ada kegiatan baru didunia tenis yaitu pelaksanaan Turnamen Nasional Karawang Junior Open ( 8-10 Mei) dan yang tidak kalah menariknya adalah Pepes Jambal. Sebagai orang yang doyan makan ikan, maka kesempatan ini tidak bisa dilepaskan begitu saja.
Dari Jakarta dengan santai berkendaraan bersama Sarah Hariette Raintung memasuki jalan tol kearah Cikampek. Keluar dari rumah turun hujan cukup lebat, tetapi begitu memasuki tol Bekasi justru udara cukup cerah. Dengan santai jalan di tol dan keluar pintu tol Karawang Barat, masuk kota Karawang yang jalannya kurang menyenangkan akibat gelombang gelombang dijalan karena banyaknya kendaraan berat yang sering melewati jalan tersebut. Setelah jalan terus dan akhirnya belok kekanan masuk kota Karawang dan berhenti sebentar kelapangan tenis yang letaknya dekat dengan Mal Karawang.
Hanya sekedar menengok kelapangan bertemu dengan petinggi Pelti setempat Widjojo dan juga pelaksana Turnamen Erni bersama Referee Eko Supriyatna, maka perjalanan dilanjutkan ke Desa Walahar yang jalannya kearah timur. Setelah melewati perempatan lampu lalu lintas kemudian terus kearah timur , cari jalan belok kanan kearah Pabrik Texmaco. Jalannya cukup besar karena didalamnya ada pabrik tekstil. Melewati fly over dibawahnya ada jalan tol ke Cikampek, maka perjalanan masih diteruskan dan menemui sungai cukup besar dimana sisi kanan terdapat pabrik TEXMACO dan pintu air dari sungai tersebut. Kemudian seratus meter dari pabrik tersebut ada jalan belok kekiri. Masuk kekiri dan tidak berapa jauh didapatkan 2 resto pepes jambal. Yang dipilih karena menurut orang orang lebih enak walaupun tempatnya kurang representatip sebagai restoran yaitu Resto yang kedua karena letaknya berdampingan.
Tempatnya kurang menyenangkan, karena lantainya dari semen dan tergeletak dimana mana buah kelapa muda yang sudah diminum isinya.
Pesanlah makanan, karena sudah siang kurang lebih pukul 13.00, sehingga didapatlah 4 bungkus pepes jambal dan 1 pepes ayam.
Begitu melihat pepes ikannya, langsung terpikirkan ini sama dengan ikan Patin salah satu ikan kesukaaan. Dengan sambel, maka habislah 4 bungkus pepes jamblang dan ayam tersebut. Makan dengan tangan karena tidak disediakan sendok dan garpu kecuali diminta. Tambah sambel memberikan kenikmatan tersendiri. Memang ludes semua hidangan termasuk lalapan yang tersedia. Ini lapar atau memang nikmat, alias maknyus.

Penasaran juga melihat ikannya seperti ikan Patin. Setelah ditanya, ternyata benar juga , jambal di Jawa Barat sama dengan ikan patin. Iseng melihat dapurnya, ternyata cara masaknya, direbus dulu ditungku api dengan kayu bakar, seperti lazimnya di desa, kemudian setelah direbus , dicampur dengan bumbunya yang terdiri dari sere, jahe dll. Setelah dibumbui maka dibakarlah diatas tempat pembakaran diatas tungku api kayu bakar. Tempatnya sekali bakar ukurannya kurang lebih 1,5 m x 2 m. Begitulah melihat cara memasaknya, ruang dapur penuh dengan asap kayu bakar, yang membuat nikmatnya makanan. Walaupun tempatnya kurang memadai dengan 10 meja @ 4-6 kursi, disamping itu pula banyaknya lalat berkeliaran karena kelapa muda cukup bertebaran dilantai belum sempat dibuang keluar, tetapi banyak peminatnya. Mungkin kurang tenaga pemabntu untuk mengangkat sisa sisa kelapa muda tersebut, sehingga diletakkan dilantai saja.
Hanya disayangkan air kelapa mudanya dicampur sirup agar manis. Kurang murni karena terasa tidak seperti air kelapa muda. Lain kali minta tanpa sirup atau gula.
Cukup kenyang menikmati pepes jambal ini, sehingga kembali ke Jakarta dengan perut kenyang membuat ada keinginan kembali lagi ke Karawang. Memang maknyus. Berarti Karawang sekarang bisa diartikan juga dengan goyang lidahnya sebagai oleh oleh wisata kuliner. Memang nikmat goyang Karawang euih !

Tidak ada komentar: