Kamis, 03 November 2011

The show must go on

Solo, 3 Nopember 2011. Minggu lalu saya berhasil selenggarakan turnamen internasional Wheelchair Tennis atau tenis kursi roda. Tepatnya 28-30 Oktober 2011 di lapangan tenis GOR Manahsn Solo.Saya cukup bangga karena tercata dalam sejarah pertenisan Indonesia diselenggarakan turnamen internasional Indonesia Open seperti yang dikehendaki rekan rekan petenis kursi roda selama ini memimpikan diadakannya Indonesia Open di Indonesia. Wacana ini sudah lama muncul, tetapi saya tidak bisa berbuat banyak.

Tahun ini sebenarnya tahun keberuntungan menurut saya. Dua bulan sebelumnya saya dihubungi oleh rekan dari Bank Internasional Indonesia atau BII. Yang menghendaki kegiatan turnamen tenis kursi roda internasional di Indonesia. Langsung saya tangkap peluang ini. "Kapan lagi, disaat sulit sponsor ada yang datang. Ini tidak boleh disia siakan."
Sebelumnya BII sudah menghubungi NPC (National Paralympic Committee atau ex BPOC+ Badan Pembina Olahraga cacat di Solo). Entah bagaimana ceritanya BII hubungi juga Pelti. Karena diminta agar cepat action dengan memberikan anggaran, maka langsung sekejap saya kirimkan anggaran yang diminta. Karena saya tidak mau kecewakan BII (yag sudah kecewa tahun lalu dengan rekan penyandang cacat) maka saya kemukakan saya anggarkan dibawah Rp. 100 juta.
Sambil mempersiapkan maka saya sampaikan sebaiknya dilakukan di Solo sebagai persiapan menghadapi Asean Para Games 2011 yang kebetulan saya sebagai Ketua Panpel Wheelchair Tennis. Sebagai uji coba atlet Pelatnas dan juga penyelenggara sendiri. Sayaun kontak ke ITF wheelchair Tennis. Memang kalau tidak mudah adalam 2 bulan bisa disetujui. Kemungkinan paling besar adalah ditolak karena aturannya setahun sebelumnya. Tetapi saya tidak mau peluang ini hilang. Sayapun berkomunikasi dengan ITF. Problem kedua sebelum disetuju adalah sponsornya finacial company (Bank) karena di ITF baik untuk abe body maupun disable body sudah ada sponsor internasional yaitu BNP Paribas. Sama seperti dengan Davis Cup maupun Fed Cup. Untungnya untuk wheelchair itu baru tahun ini. Disini saya melihat ada peluang disetujui.
Sayapun berusaha agar lolos semua ini. Satu setengah bulan sebelumnya dapat persetujuan. Karena sewaktu ditanya apa saja yang saya berikan kepada BII, langsung saya jawab semua ini. Dan ternyata bisa berhasil. Puji Tuhan.
Kemudian setelah itu masih banyak liku likunya. Saya undang rekan dari Komite Tenis Kursi Roda PP Pelti yaitu Dr. H.Syahruddin (Bobby), Henny Santoso dan juga rekan dari Pusrehab Dep Han RI dan juga tim manajer tim Para Games Indonesia Yansin Onasie yang mantan atlet Paralympic Athena. Hanya dr. Bobby yang berhalangan hadir.
Waduh, ternyata bukannya optimis tetapi pesimis yang diberikan dengan alasan terlalu mepet waktunya. Saya tetap bersikeras kalau soal peserta saya minta semua ikut aktip kontak langsung keluar negeri maupun dalam negeri. Sayapun setelah disetujui ITF langsung sebarkan informasi keluar negeri melalui Facbook dan Email setiap minggu. Dan sms kepada rekan2 petenis kursi roda di Indonesia.
Langsung say naik darah mendegar mereka pesimis. " Tolong beritahu apakah kalian mau mndukung pelaksanaan Indonesia Open ini? " iutu pertanyaan akhir saya keada mereka. Dan jawabannya mau. Bersyukurlah saya masalah ini. Setelah itu saya berkomunikasi dengan dr Bobby Syahruddin, ternyata satu visid engan saya mengahadapi masalah ini. "The show must go on."

1 komentar:

Fennycia Lim mengatakan...

deposit ovo bola Proses Transaksi Lebih Praktis, Aman, Tanpa Jam Offline
Daftar >> Deposit >> Withdraw Sekarang Juga Di Website bolavita1.com
Untuk Info, Bisa Hubungi Customer Service Kami ( SIAP MELAYANI 24 JAM ) :
Telegram : +62812-2222-995 / https://t.me/bolavita
Wechat : Bolavita
WA : +62812-2222-995
Line : cs_bolavita