Senin, 29 Desember 2008

Wedus Gembel makan Wedus gembel

Jakarta, 28 Desember 2008. Dalam ketenangan bisa didapatkan semua keinginan termasuk berkreasi maupun keinginan berbuat sesuatu demi kehidupan sebagai umat beragama. Begitu juga setelah dipikirkan segala aspek demi kemajuan tenis di Tanah Air yang tercinta ini, maka keinginan memajukan tenis didaerah makin besar setelah melihat respons dari daerah daerah dengan turun langsung ke daerah tersebut. Hal ini terungkap setelah penutupan pendaftaran turnamen tenis Piala Ferry Raturandang-61 di Palangka Raya. Peserta datangnya bukan saja dari wilayah Provinsi Kalimantan Tengah saja tetapi juga datang dari Kalimantan Selatan yang jaraknya dengan kendaraan darat bisa makan waktu 5 jam (menurut rekan2 di Banjarmasin, karena belum pernah lakukannya). Peserta dari Banjarmasin terdaftar 28 peserta, sedangkan dari Kalimantan Tengah 30. Sedangkan menurut rekan dari Palangka Raya sewaktu idea ini dilontarkannya, peserta dari Kalteng bisa mencapai 50 petenis yunior. Mungkin berita turnamen belum sampai kerekan rekan di lain daerahdi Kalteng. Tetapi rencana tetap berjalan sesuai rencana apapun reskonya harus diterima.

Malam ini tepatnya pukul 23.30, sebelum istrahat sebagai kebiasaannya melihat komentar2 yang muncul di situs Pelti yaitu www.pelti.or.id. Selama ini banyak masuk dalam forum komentar bukannya komentar tapi promosi situs2 porno lainnya sehingga setiap malam selalu di hapus. Dari 70 komentar situs2 ini dihapus muncul juga komentar2 yang memuji dan menghina August Ferry Raturanang. Ya, dengan berat hati semua komentar langsung terhadap dirinya dihapus.
Yang menghina justru datang dari nama "wedus gembel"(nama samaran) yang mengatakan August Ferry Raturandang itu wedus gembel juga. Ya, ini dia komentar wedus makan wedus. Dugaan datangnya komentar ini dipastkan datang dari salah satu pelatih di Jawa Tengah yang sangat kecewa dengan Pengurus Pusat Pelti, justru menghujatnya ke August Ferry Raturandang bukannya ke petinggi petinggi Pelti lainnya, sedangkan yang bersangkutan so pasti juga anggota Pengkot/Kab Pelti setempat.
Yang menjadi pertanyaan selalu hujatan jatuh ketangan August Ferry Raturandang sedangkan rekan rekan yang bertanggung jawab atas bidangnya tidak. Apakah pelaku pelaku ini hanya berani kepadanya saja? Tapi kalau diperhatikan ada kecendrungan kebenarannya atas dugaan tersebut.
Menerima hujatan kadang kadang hati bisa tenang tetapi makin lama tingkat sensitivitasnya makin besar. Tapi Natal tahun ini menyadarkannya agar tetap bijak dalam menangani segala permasalahan termasuk hujatan2 yang diterimanya
Sebagai petinggi diinduk organisasi bukannya enak seperti dugaan semua pihak, ini sebagai resiko dalam tugas di setiap induk organisasi olahraga. Banyak ketidak puasan disampaikan dengan berbagai cara dan gayanya. Ada yang cukup jantan menyampaikan langsung kepada yang bersangkutan. tetapi masih banyak yang justru bersembunyi dibalik ketakutannya sendiri jika ketahuan.
Sebagai orangtua ataupun pelatih dan petenis sendiri seharusnya cukup kritis menggunakan haknya dalam menanyakan permasalahan yang ada kepada induk organisasi tenis (PELTI), bukan dengan cara cara tidak jantan bahkan sudah menjuruh kepada fitnah. Karena tenis adalah olahraga yang sportip, sehingga semua pelaku pelakunya termasuk yang cukup mengenal sportivitas. Dan juga tenis termasuk olahraga elit.

Tidak ada komentar: