Balikpapan ,8 Desember 2008. Jika selama ini August Ferry Raturandang mengajarkan kepada orangtua , pelatih tenis ataupun petenis yunior untuk berani protes jika merasa dirugikan oleh lawan atau panpel. Tapi kali ini justru August Ferry Raturandang yang protes. Lho kenapa protes dan kepada siapa. Kan turnamen sudah selesai.
Ternyata protes dilakukan kepada pramugari Lion Air disaat akan kembali ke Jakarta. "Saya protes atas perlakuan tidak adil. Ini jelas jelas diskriminasi kepada saya. Kenapa waktu check ini baik di Cengkareng dengan Lion Air maupun di Sepinggan, tidak diperkenankan duduk di depan emergency exit. Alasannya duduk sama wanita tidak boleh. Tetapi kenapa didepan saya (deretan 20 ABC dan juga 20 EF) ada wanitanya diperkenankannya. Apa karena warna kulit saya beda." Ini protes iseng saja.
Memang duduk dideretan 20 ABC dan 20 EF terlihat keluarga keturunan India ( 20 ABC) terdiri suami, istri dan anak perempuan. Dan di deretan 20 EF ada seorang laki laki bule bersama pasangannya wanita kulit kuning.
Kebiasaan terbang duduk didepan emergency exit punya alasan karena kaki lebih luas, sehingga setiap terbang selalu minta kursi didepan emergency exit tersebut.
Menyadari kesalahan dari petugas darat, pramugari berinisiatip menawarkan perpindahan kursi kepada keluarga keturunan India tersebut. Anehnya yang bule tidak ditawarkan. Untungnya keluarga warga India itu menerimanya. Kedengarannya ada anak anak tidak boleh didepan emergency exit.
Begitu mendarat di Cengkareng, masih terlihat ketidak disiplin penumpang penerbangan domestik yaitu belum selesai terdengar suara pengumuman pramugari kepada penumpang agar tidak emghidupkan pinselnya sampai peswata telah berhenti. Ada tiga ponsel khas suara NOKIA berdering nayring sekali. Disini kelihatan pramugari tidak bertindak. Kesannya yang penting sudah lakukan tugasnya memberikan pengumuman tetapi tidak menindaknya jika ada yang bandel.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar