Jakarta , 19 Desember 2008. SMS dari salah satu pelatih Bunge Nahor yang isinya cukup mengagetkan, karena ada kecurigaan atas kenetralan petugas pertandingan diturnamen tennis yunior nasional selama ini. Bisa dimaklumi karena tanggal 22 – 28 Desember 2008 di Bandung akan diselenggarakan turnamen FIKS-TELKOM 2008 dan juga diawal tahun 2009 ada Piala New Armada di Magelang
“Selamat malam bos utk informasi agar PP PELTI tdk jelek citranya tentang setiap kejurnas ada orang tertentu yg terlibat dalam drawing bermain mata dgn orangtua pemain agar dapat mengatur drawing yg menguntungkan pemain tertentu terutama utk kel umur 14 thn putra jadi mohon diantisipasi segra apalagi menghadapi turnamen FIKS dan Magelang. Semoga ditanggapi jangan sampai masyarakat tennis menganggap ada pereengkokolan antara salah satu anggota pengurus dgn orangtua pemain tsb. Demikian tq.”
Langsung dijawab SMS tersebut. “ Udah ditunjuk penanggung jawab drawing adalah Referee.” Setelah itu dijawab pula,. “ Okey bos kalau begitu sy sampaikan pada beberapa orangtua pemain bhw ada Referee yang mengawasi dan bertanggung jawab.”
Timbulnya pemikiran ketidak netralan petugas pertandingan, bisa muncul akibat pengalaman selama ini terjadi di setiap turnamen tenis khususnya kelompok umur atau yunior. “Apa betul terjadi demikian.”
“Selamat malam bos utk informasi agar PP PELTI tdk jelek citranya tentang setiap kejurnas ada orang tertentu yg terlibat dalam drawing bermain mata dgn orangtua pemain agar dapat mengatur drawing yg menguntungkan pemain tertentu terutama utk kel umur 14 thn putra jadi mohon diantisipasi segra apalagi menghadapi turnamen FIKS dan Magelang. Semoga ditanggapi jangan sampai masyarakat tennis menganggap ada pereengkokolan antara salah satu anggota pengurus dgn orangtua pemain tsb. Demikian tq.”
Langsung dijawab SMS tersebut. “ Udah ditunjuk penanggung jawab drawing adalah Referee.” Setelah itu dijawab pula,. “ Okey bos kalau begitu sy sampaikan pada beberapa orangtua pemain bhw ada Referee yang mengawasi dan bertanggung jawab.”
Timbulnya pemikiran ketidak netralan petugas pertandingan, bisa muncul akibat pengalaman selama ini terjadi di setiap turnamen tenis khususnya kelompok umur atau yunior. “Apa betul terjadi demikian.”
Beberapa tahun silam memang ada kecurigaan August Ferry Raturandang kepada pelaksana TDP Nasional Yunior diluar Jakarta. Kecurigaan muncul karena petugas meja (tournament desk) di suatu TDP , didatangkan dari Jakarta . Ini akibat petugas Referee saat itu belum bekerja sesuai fungsinya. Ibarat sebagai majikan menunggu hasil dari petugas meja turnamen. Seharusnya tugas Referee yang bekerja dari awal mulai dari menyortir atau cek daftar pserta seluruh daftar peserta dan mengundinya bukan sebaliknya. Bahkan ada kecendrungan petugas meja (yang juga mantan wasit nasional beralih profesi kepetugas meja) bertindak sebagai Referee khususnya dikelompok umur 10 tahun dan 12 tahun yang tidak ada Peringkat Nasional (PNP)nya. Sehingga seolah olah petugas meja yang lebih mengetahui kekuatan petenis yunior diusia ini. Ini ada vested interestnya karena dipanggil tugas oleh panpel yang juga sebagai pelatih maka ada kecendrungan memilih calon lawan lawan petenisnya yang lebih ringan. Keluhan seperti ini sudah lama diterima August Ferry Raturandang yang disampaikan orangtua petenis yunior. Curiga bisa saja curiga, tetapi kebenarannya masih dipertanyakan, semoga tidak benar. Sewaktu hadir disetiap acara drawing atau undian August Ferry Raturandang melihat Referee menjalankan tugasnya dengan benar. Tapi bagaimana jika tidak hadir, kemungkinan itu bisa terjadi.
Mengatsi hal ini sebaiknya dilaporkan ke induk organisasi tenis (PELTI), sehingga kinerja panitia bisa dipantau dengan baik. Tujuannya adalah memperbaiki citra tenis nasional.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar