30 Nopember 2008. Hari Minggu cerah pagi ini, telpon berdering dari Johannes Susanto Ketua Bidang Pertandingan PP Pelti. Intinya minta tolong agar bisa hadir di final turnamen tenis nasional ALFAMART Cup di hotel Sultan Jakarta. Sedangkan hari ini (30/11) punya banyak acara yaitu Persami Piala Ferry Raturandnag-58 di Senayan, dan keluarga punya acara juga di Cireunde Jakarta Selatan. Tidak lama setelah meletakkan telpon seluler, berdering pula telpon dari Christian Budiman meminta bantuan bisa hadir di turnamen tersebut.
Setelah itu pula datang telpon dari Diko Moerdono Ketua Bidang Pembinaan Senior PP Pelti. Meminta hal yang sama juga, karena semua petinggi PP Pelti tidak berada ditempat. Keinginan rekan rekan tersebut akhirnya dipenuhi olehnya.
Tugas pertama selesaikan masalah Piala Ferry Raturandang-58 di Senayan, setelah itu berangkat ke Hotel Sultan, Ketemu dengan Glenn Sugita selaku promotor dari PT Sportama, dan Teddy Tanjung selaku Direktur Turnamen.
Babak final Alfamart Cup antara Angelique Widjaja melawan Liza Andriyani untuk putri dan pertandingan kedua antara Elbert Sie melawan Christopher Rungkat dilapangan yang sama.
“Bagaimana pendapat Anda dengan hasil final Alfamart Cup. Kenapa yang muda muda pada kalah. Bukannya berarti pembinaan tidak jalan.” pertanyaan dari wartawan Sinar Harapan Ray S kepada August Ferry Raturandang. Langsung ditanggapi dengan menanyakan siapa siapa saja yang turun di Alfamart Cup ini, ternyata ada 3 petenis nasional tidak hadir yaitu peringkat pertama Sandy Gumulya, Ayu Fani Damayanti dan Beatrice Gumulya.
“Janganlah melihat hasil dari satu event. Harus lihat juga siapa pesertanya. Karena disemifinal ada 2 petenis nasional yaitu Lavinia Tananta dan Jessy Rompies yang ikut bertanding Alfamart Cup. Sepengetahuan saya, Jessy Rompies dan Lavinia Tananta, Ayu Fani Damayanti minggu lalu ikut turnamen selama 2 minggu di Manila. Sedangkan Angie dan Liza tidak ikuti turnamen berarti masih fresh. Bukan berarti meremehkan hasil kedua petenis yang masuk final hari ini.”
Ada kecendrungan setiap hasil suatu turnamen di Indonesia, selalu memberi suatu kesimpulan dini yaitu suatu kegagalan dari pembinaan induk organsasi tenis yaitu Pelti. Begitu juga pertanyaan muncul dari wartawan lainnya yang kelihatannya masih baru terjun ke dunia tenis Indonesia. Kesimpulan dini ini yang selalu diungkapkan dalam tulisan tulisan negatip terhadap induk organisasi. Ini karena belum mengetahui jika membina atlet tenis tidak bisa dilihat hasilnya dalam waktu singkat. Bahkan setelah masa akhir kepengurusan hasilnya belum kelihatan.
Lebih sadis lagi kesimpulan tersebut dikait kaitkan karena ketidak sukaaannya terhadap anggota pengurus Pelti. Diungkapkan dalam situs resmi Pelti maupun SMS liar ke August Ferry Raturandang.
Ditengah tengah final tungal putra antara Elbert Sie dan Christopher Rungkat, August Ferry Raturandang bersama Ken Widyasetiabudi, denga iseng kirim SMS ke Michael Rungkat yang sedang serius menonton putranya. “ Kelihatannya Christopher sudah punya selera baru, pakai handuk karapan sapi.” Begitulah bunyinya.
Terlihat dari jauh Michael sedang membaca SMS tersebut. Dan sambil tersenyum mencari sipengirim SMS tersebut. “ Ha ha ha.” Tidak lama kemudian datanglah Teddy Tanjung selaku Direktur Turnamen meminta August Ferry raturandang ikut memberikan hadiah kepada pemenang ganda putra maupun putrid.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar