23 Februari 2010. Suasana Rakernas sempat tegang juga diakhir rapat setelah masing masing komisi menyampaikan laporannya. Karena apa, karena masalah pembatasan usia untuk PON XVIII 2012 di Riau. Komisi A memutuskan batas usia 21 tahun, kemudian komisi B memutuskan 23 tahun, dan omisi C minta 21 tahun.
Sayapun ingin tahu, kenapa ada perbedaan masalah usia ini, karena sepengetahua saya PP Pelti telah menyampaikan ke KONI Pusat permintaan batasan usia 21 tahun, artinya kelahiran 1991.
Tak dsangka waktu Gde Nurjaya membaca laporannya, diakhir kata disebutkan narasumber nya Johannes Susanto, langsung rekan rekan daerah tepuk tangan. " Hidup Santo." begitulah yel yang keluar.
Setelah itu diputuskan , karena ada 2 komisi yang menghendaki usia 21 tahun. Maka menjadi keputusan 21 tahun. Dana Martina Widjaja langsung angkat bicara , menantang kepada peserta kalau PP Pelti akan selenggarakan turnamen dengan batasan usia 19 tahun, maka Pengprov Pelti yang tidak kirim akan kena sangsi.
Waduh, langsung pesertapun setuju dengan permintaan Martina Widjaja.
Perbedaan pendapat masalah umur 21 tahun bisa saja terjadi , ada pihak yang mengatakan daerah belum siap dengan usia 21 tahun ini, bahkan minta ke 23 tahun saja.
Nah, ini PON sudah lama tidak menunjukkan PON Prestasi. Saya lebih cenderung katakan PON ini yang sebelumnya adalah PON PRESTISE saja. Akibatnya terjadi jual beli atlet.Dengan adanya pembatasan usia dan kualifikasi peserta lainnya maka diharapkan PON kali ini menjadi PON prestasi.
Bisa dibayangkan, olahragawan Indonesia yang pemegang medali Olimpiade, Asian Games dan SEA Games juga ikut PON. Ini yang harus diubah, kalau menghendaki prestasi olahraga bisa berkembang dengan baik. Harus "Go International"
Tidak ada komentar:
Posting Komentar