Kamis, 18 Februari 2010

Peringkat Menyesatkan


Jakarta, 18 Februari 2010. Saat bertemu dengan salah satu pelatih tenis di Jakarta, mempertanyakan ulah dari salah satu orangtua yang selalu vokal terhadap setiap kegiatan PP Pelti, saya sendiri tidak terlalu peduli dengan apa yang dilakukannya. Karena saya pribadi tidak bisa dan tidak mau terlalu memfokuskan diri terhadap ulah pelaku tersebut yang selalu berlindung dibawah LSM seperti pengakuannya terhadap petinggi Pelti lainnya.
"Tapi itu mencoreng citra Pelti." ujarnya untuk meyakinkan saya. Keinginannya agar oknum tersebut diberi sangsi. Memang sebenarnya orang tersebut bisa dituntut oleh Pelti karena mengatas namakan PP Pelti tanpa seijin PP Pelti. Sebagai contoh sudah berani meluncurkan website dengan nama Pelti, yang akhirnya dihilangkan situs tersebut setelah mendapatkan teguran keras dari salah satu petinggi Pelti.

Tetapi kita harus menghormati upayanya sebagai orangtua yang mati matian membela putra tercintanya lebih besar dibandingkan putra orang lain sebagaimana didalam LSM tersebut. Walaupun caranya tidak etis begitu pendapat masyarakat lainnya.
Sebagai contoh, saat ini sudah diklaimnya kalau putranya itu menduduki peringkat pertama berbeda dengan PNP yang dikeluarkan oleh induk organisasi tenis yang resmi Pelti yang ternyata jauh dibawahnya.
Saya mencoba melihat data yang ditonjolkannya, ternyata dimasukkan pula data tahun 2008, dimana PNP yang diterbitkan Pelti itu masa berlakunya poin yang didapat maksimum 52 minggu saja setelah itu dihapus. Bahkan turnamen yang tidak diakui Peltipun dimasukkan sebagai hasil kerja kerasnya mengejar angka PNP. Memang heibat sekali didalam membela putra tersayang sehingga bisa meyakinkan segelintir masyarakat yang percaya sekali. Tetapi saya ini selama ini dianggap sebagai musuhnya tidak bisa ditipu dengan cara cara tersebut. Dalam setiap statement dilakukan terhadap petingi Pelti saya melihat banyak kebohongan yang disampaikannya.

Dugaan saya sudah lama ada andaikan pelaksanaan PNP dilakukan oleh pihak luar Pelti apalagi pihakpihak tersebut mempunyai kepentingan pribadi sendiri. Kekuatiran saya itu yang menyebabkan saya secara resmi dalam rapat Pelti menolak semua update peringkat dilakukan oleh pihak luar yang banyak kepentingan pribadinya. Walaupun selama ini Pelti diklaimnya suka memanipulasi peringkat.
Masyarakat tenis di Indonesia sebaiknya sadar kalau Peringkat itu dikeluarkan oleh Pelti bukan oleh pihak lainnya. Saya sendiri ada yang minta agar buat juga peringkat Persami. Tapi saya tidak mau membingungkan masyarakat, karena saya masih duduk didalam kepengurusan Pelti.

Harus saya akui kalau turnamen perlu promosi atas kegiatan kegiatan turnamen yang saya lakukan sendiri, seperti anjuran rekan lainnya agar saya membuat peringkat Persami.

Tidak ada komentar: