Selasa, 16 Februari 2010

Persami Identik dengan AFR


Jakarta,16 Januari 2010. Persami identik dengan AFR. Ataupun sebaliknya. Begitulah kesan yang saya dapat saat ini, sebagai bentuk dari hasil upaya saya yang secara rutin selenggarakan salah satu bentuk pembinaan tenis melalui Persami ( pertandingan sabtu minggu).
Sejak tahun 1996 sampai sekarang saya selenggarakan Persami sudah mencapai angka diatas 200 sampai suatu saat saya dianjurkan oleh salah satu orangtua peserta Sandra Sondakh yang menganjurkan mengubah nama persami yang saya selenggarakan menjadi Piala Ferry Raturandang. Sampai akhir tahun 2009, Piala Ferry Raturandang sudah memasuki yang ke 69 kalinya. Kenapa bisa cukup tinggi, karena frekuensi pelaksanaan dilakukan setiap bulannya minimal sekali, dan bahkan bisa dua kali ditempat yang berbeda.

Banyak pihak di Jakarta yang juga mengikuti jejak saya sesuai anjuran saya agar semua pihak bisa selenggarakan Persami. Jadi tidak perlu menjadi monopoli saya atau AFR. Di Jakarta saya ketahui ada beberapa rekan yang mengelola sekolah tenis telah menjalankan Persami seperti KTC, YBTA, CTC dan ada juga dari perorangan pelatih. Tetapi sudah beberapa tahun terakhir mereka ini sudah kandas tidak aktip lagi selenggarakan Persami. Keberadaan mereka sebenarnya menguntungkan bagi saya pribadi karena saya bisa konsentrasi keluar Jakarta jika pada bulan yang sama mereka adakan Persami.
Saya sendiri tidak merasa mereka itu merupakan kompetitor saya sehingga saya sendiri bisa leluasa menjalankan sesuai kemauan saya.
Jikalau saya menganggap mereka itu kompetitor maka saya yakin saya yang akan cepat menghilang alais berhenti selenggarakannya.
Saya sendiri selenggarakan Persami Piala Ferry Raturandang dengan santai tidak terlalu profesional. Yang menjadi pertanyaan kenapa Piala Ferry Raturandang masih tetap eksis sedangkan lainnya menghilang. Menurut saya adalah tidak gunakan SPONSOR, sedangkan mereka ini cukup besar ketergantungan terhadap keberadaan SPONSOR. That's the point.

Tahun 2009 saya mulai menciptakan bentuk lain yaitu TDP atau Turnamen Diakui Pelti yang nilai PNP jauh lebih tinggi dibandingkan dengan Persami. Tahun 2009 saya mulai memperkenalkan konsep RemajaTenisi namanya. Bedanya dengan Persami adalah digunakan tenaga Referee dan wasit.
Memang ada suara suara diluar yang menantang saya untuk selenggarakan TDP Nasional. Tahun 2009, saya bisa selenggarakan TDP RemajaTenis di Jakarta, DIY, Cirebon dan Medan. Kemudian awal tahun 2010 saya berhasil selenggarakan RemajaTenis di Mataram NTB dan awal Februari selenggarakan di Jakarta. Minggu ini di Bandung dan minggu depan di Solo dan Palu.
Saat saya informasikan masalah rencana TDP RemajaTenis di Solo, saya mendapatkan beberapa pertanyaan dari masyarakat tenis, yaitu apakah ini Persami karena sipenyelenggara adalah AFR. Karena saya selenggarakan mulai Jumat, Sabtu dan Minggu. Persami itu mulai Sabtu dan Minggu. Jadi rada mirip.
Pertanyaannya datang dari masyarakat adalah apakah RemajaTenis ini Persami atau TDP. Setelah saya jelaskan maka akhirnya mereka bisa mengerti

Tidak ada komentar: