Minggu, 01 Juni 2008

Masalah Peringkat Ayu Fani Damayanti

1 Juni 2008. Ada ketidak puasan atas hasil PNP (Peringkat Nasional Pelti) karena salah satu andalan Indonesia yaitu Ayu Fani Damayanti juara Cigna Open'08, Juara Sportama-1 , Juara OKE SHOP 2008 hasilnya sampai tanggal 1 Juni 2008 masih bercokol di PNP- 5.
Memang PNP yang dikeluarkan setiap tanggal 15 setiap bulan, harus dilihat juga turnamen yang dimasukkan dalam PNP yang dikeluarkan tanggal tersebut. Sebagai contoh PNP yang dikeluarkan tanggal 15 Mei 2008 , TDP baru dimasukkan adalah Sportama 1 dan Piala Gubernur DKI'08. Berarti Women's Circuit 2008 di Balikpapan, Tarakan dan Bulungan dan OKE SHOP di Surabaya belum dimasukkan dan diharapkan masuk ke PNP yang dikeluarkan tanggal 15 Juni 2008. Sedangkan hasil TDP yang dikeluarkan adalah TDP Palazzo Open 2007.

Hasil yang didapat oleh Ayu Fani Damayanti dari 7 TDP yaitu Piala Gubernur DKI th 2007 (Kategori 32), Piala Gubernur Jabar 2007(Kategori 29), Women Circuit Manila -1 ’07 (Kategori 40) dan WC Manila-2 ’07(Kategori 40), Cigna Open 08 (Kategori 32), Sportama 1 (Kategori 30) dan Piala Gubernur DKI 08(Kategori 31).

Angka didapat Ayu adalah Angka Dasar dari TDP tersebut adalah 330, 300, 52, 1, 330, 310, 320 sedangkan Angka Bonus didapat masing masing 0, 0, 160, 120, 45, 0 dan 45 sehingga didapatlah APT 2013 dibagi dengan AP=12 maka APR= 167.7500.

Jika dibandingkan dengan PNP-4 yaitu Vivien Silfany yang memiliki APR= 195.8333 yang didapat dari 14 TDP sehingga AP menajdi 12. Vivien ikuti TDP yaitu Women Circuit Balikpapan’07, WC Tarakan’07 dan WC Jakarta’07, Thailand WC-1’07,Thail WC-2’07,Thai WC-3’07, Commonwealth’07, WC Manila-1 ’07, WC Manila’2’07, Cigna Open’08, Sportama-1, WC Egypt-1’08, WC Egypt-2’08, WC Egypt-3’08. Hasilnya Angka Dasarnya adalah 1, 1, 103, 205, 0, 0, 0, 103, 52, 165 78, 52, 0, 0 dan Angka Bonusnya sebagai berikut 120, 120, 190, 215, 70, 70, 85, 190, 160, 0, 0, 195, 105, 70. Total APT= 2350. Sehingga APR = 195.8333.

Ini sebagai gambaran antara PNP-4 dan PNP -5 yang dimiliki oleh Vivien Silfany dan Ayu Fani Damayanti Begitu pula dengan PNP-1 Sandy Gumulya ikuti 11 TDP, PNP-2 Lavinia Tananta ikuti 13 TDP, PNP-3 Jessy Rompies ikuti 11 TDP.

PNP atau Peringkat Nasional Pelti telah berlaku sejak diluncurkan tahun 1988 dan berlangsung setiap tahunnya. Jadi bisa dibayangkan bagi masyarakat tenis yang baru menampakkan diri dipertenisan nasional tentunya masih bingung karena belum mengenalnya. Hal yang pelu disini adalah pengetahuan tentang kategori TDP yang seyogyanya diumumkan sebelum TDP berlangsung. Pertanyaan masalah kategori TDP belum dipusingkan karena adanya TDP saja sudah cukup memuaskan semua petenis. Secara gamplang bisa dilihat makin besar prize money maka kategorinya makin besar pula berarti angka dasar yang didapat makin besar pula, kecuali kalah dibabak pertama tetap 1.

Jawaban diatas tentunya masih belum bisa memuaskan semua pihak, tetapi malu bertanya langsung ke induk organisasi tetapi dilontarkan dalam bentuk negative thinking melalui media maya. Semua masalah bisa diatasi dengan baik sesuai dengan sportivitas dan tennis is a gentleman sports, sehingga kompetisi bisa meningkatkan prestasi pertenisan Indonesia dimasa depan. Itulah harapan semua pelaku pelaku tenis pada umumnya.

1 komentar:

tavare mengatakan...

PNP untuk kepentingan petenis atau pengurus tenis?
Saya rasa sudah menjadi kewajiban PP PELTI untuk menjabarkan kategori turnamen (grade nasionalnya) berikut poin yang akan di dapat serta penjabaran mengenai teknik penghitungan poin kepada masyarakat tenis. BUkankah PP PELTI sudah memiliki situs resminya..??

Hampir semua (kalau tidak mau dikatakan semua) petenis tidak tahu bagaimana cara menghitung poin PNP dan darimana angka-angka itu berasal.

Saya rasa PELTI juga harus transparan mengenai penghitungan poin tersebut. Penjabaran mengenai perolehan dan penghitungan angka-angka akan menjadi patokan petenis dalam mengikuti berbagai turnamen karena mereka sudah bisa menghitung kira-kira akan mendapat berapa poin dalam berapa turnamen dengan kategori grade tertentu, misalnya.

Ini semua demi kemajuan tenis kita juga, bukan? Jadi saya rasa kalau PELTI berharap ada petenis yang bertanya lebih dulu ke PP PELTI, kok ya kurang sreg karena itu sudah menjadi tugas PELTI, bukan pemain.

Cobalah kita berbenah untuk suatu kebaikan. Saya kira tenis Indonesia akan lebih maju meski hanya sejengkal langkah...penjabaran pola penghitungan poin PNP.