Kamis, 29 Juli 2010

Tidak mudah berikan wild card

Jakarta, 29 Juli 2010. Diturnamen kita mengenal suatu istilah yaitu wild card atau jika diterjemahkan menjadi kartu liar. Kenapa ada wild card. Karena diberi kesempatan bagi penyelenggara menominasikan peserta yang belum bisa diterima di turnamen disebabkan karena peringkat yang dimilikinya tidak memenuhi syarat bisa masuk dalam turnamen tersebut. Bisa juga bagi yang sudah mengundurkan diri tetapi berubah piiran ingin masuk. Tetapi ada yang lebih penting lagi bagi penyelenggara turnamen yaitu demi promosi turnamen. Misalnya ingin ada petenis yang terkenal agar bisa ikut turnamen dan peringkatnya sudah turun. Bisa juga demi kepentingan sponsor turnamen tersebut.

Beberapa tahun silam suka terjadi di Indonesia, petenis tidak meminta tetapi penyelenggara berikan jatah wild card tersebut tetapi lupa beritahukan kepada yang bersangkutan. Akibatnya pemain tersbut tidak tahu dan tidak ikut karena merasa tidak diterima.
Belajar dari pengalaman tersebut maka oleh Pelti setiap peserta yang ingin dapat wild card diwajibkan ajukan permintaan secara tertulis sehingga kalau tidak hadir maka tetap kena denda sesuai aturan turnamen tersebut.

Sekarang sudah menyadari hal tersebut sudah banyak sekali petenis melalui pelatih ataupun sendiri sendiri mengajukan permintaan wild card tersebut. Baik untuk turnamen yunior maupun senior atau ditingkat internasional dikenal dengan ProCircuit. Artinya turnamen yang sediakan prize money. Disini petenis yang masuk babak utama akan menerima prize money, walaupun melalui wild card.

Saya melihat beberapa turnamen internasional Procircuit ini baik putra (Men's Futures) maupun putri (Women's Circuit), beberapa petenis yunior mengikutinya. Keikut sertaan mereka sih sah sah saja karena usia telah mencapai 14 tahun sehingga bisa ikut. Dari pengamatan saya ini ada beberapa petenis yunior yang belum berprestasi di kelompok yunior sudah sering ikut dan ada juga yang tidak mau ikut turnamen dikelompok yunior dan rajin ikut Pro Circuit. Hasilnya tahu sendiri, spesialis 1st round loser, alias kalah dibabak pertama.
Wajar saja jika kalah atau menang, yang jadi perhatian saya angka kekalahannya itu yang belum masuk dalam kewajaran yaitu 60 60.

Ada kejadian dimana turnamen internasional yunior dan Procircuit waktunya bersamaan dan saya leihat ada kecendrungan atlet yunior mau melepas turnamen yuniornya (padahal dia masuk babak utama) dan ikuti Procircuit melalui fasilitas wild card ini untuk babak utamanya. Ini yang harus dipelajari, apakah motivasinya untuk mendapatkan prize money sebagai 1st roud loser. Kalau benar maka sudah harus diperhatikan baik baik untuk pemberian wild card tersebut.

Sehingga ada pemikiran saya akan dicoba diajukan ke induk organisasi ataupun penyelenggara agar yang terima wild card ini (khususnya petenis yunior) tidak diberikan haknya mendapatkan prize money jika jadi kalah dibabak pertama. Timbul pertanyaan ataupun protes, kenapa haknya tidak diberikan. Maka saya kira sebelum diberikan permintaan wild cardnya sebaiknya dinegosiasikan dulu dengan pemainnya. Jadi tidak senanknya saja minta wild card. Kalau tujuannya untuk meningkatkan prestasi maka lain lagi ceritanya.
Saya teringat tahun 1989-1991 sewaktu Green Sands Satellite Circuit, ada petenis yang minta wild card babak utama kepada saya dimana dia katakan kalau kalah dibabak pertama prize moneynya tidak diambil. Artinya dia itu butuh sekali turnamen tersebut untuk menaikkan peringkatnya, bukan prize moneynya. Memang jika belum punya peringkat memadai maka atlet tersebut harus berinvestasi dulu baru menikmatinya.

Ini baru gagasan saya pribadi atas kasus wild card ini. Mau diterima syukurlah , tidak diterima bukan masalah bagi saya.

Tidak ada komentar: