Malang, 21 Juli 2010. Setelah selesai memenuhi undangan rekan semasa Kuliah di FK UNAIR ( dr. Bambang Supeno) di Tulungagung, sayapun bersama Christian Budiman kembali ke Malang sebelum meneruskan perjalanan ke Jakarta. Dari Tulungagung ke Malang naik mobil sejak pagi pagi karena ada keinginan sambil jalan jalan menikmati indahnya pemandangan Provinsi Jawa Timur. Memang betul dalam perjalanan yang cukup santai, saya menyempatkan diri berhenti dulu di Bendungan Lahor untuk mengambil fotonya.
Bagi saya perjalanan darat bisa dinikmati jika menggunakan kendaraan karena banyak pemandangan diperjalanan bisa dinikmatinya. Begitu masuk kota Malang sayapun menghubungi rekan lama saya yaitu Djoko Soedadi yang saya kenal waktu itu sebagai sekretaris Pengkot Pelti Malang. Karena sudah pensiun di Pemerintahan Kotamadya Malang beliau ini ditempatkan sebagai Direktur di Rumah Potong Hewan (RPH) Kedatangan kami berdua disambut dengan ramah oleh beliau karena sudah dikenal sebelumnya.
Ternyata diapun masih ingat, dan kamipun disuguhi gado gado hasil dari resto RPH disana. Setelah itu ngobrol masalah perkembangan tenis dikota Malang. Saya teringat disatu saat ( 2-3 tahun silam) pernah Malang punya 2 turnamen nasional yunior yaitu Piala Gajayana dan Piala Walikota Malang. Saat ini sayapun prihatin masalah ini karena kedua turnamen itu hilang dari peredaran. Saya sampaikan keprihatinan kami berdua (bersama Christian Budiman) yang pernah menikmati hangatnya Piala Gajayana secara tradisi dilaksanakan di Malang. Waktu Christian sebagai petenis asal Medan sedangkan saya waktu itu sudah pindah ke Mataram Nusa Tenggara Barat. Dari pembicaraan tidak disebutkan kalau beliau sudah tidak duduk dikepengurusan baru Pelti Kota Malang. Tetapi akhirnya kami berdua berkesimpulan kalau dia itu sudah tidak duduk sebagai pengurus Pelti Kota Malang. Sedangkan dulunya dia itu penggerak tenis di Malang. Sayapun ingin menemui rekan yang duduk di Pelti Kota Malang, maka didapatkannya nama Rudyanto. Tadinga saya hanya disebutkan nama Rudi dimana nama itu masih asing. Tetapi setelah disebutkan nama lengkapnya sayapun merasa pernah kenal dan ketemu di Jakarta sewaktu ada ITF Level-1 coaches Workshop. Setelah dihubungi, sempat berbincang bincang pertilpon saya masih belum kenal nama itu tetapi setelah selesai pembicaraan saya baru jelas kalau sudah pernah kenal baik melalui telpon ataupun jumpa di Jakarta. Karena waktu beliau cukup padat sehingga keinginan saya ingin bertemu belum bisa terpenuhi.
Saya sendiri sangat berkeinginan besar agar kota Malang bangkit seperti semula, ada Piala Gajayana dan lain lain. Tetapi keinginan ini masih belum bisa dipenuhi secepatnya. Tetapi tekad sayapun tetap tinggi dimana disuatu saat Malang akan ada Turnamen nasional yunior. Jadi sayaopun harus bersabar saja menunggu timing yang tepat.
Setelah itu keinginan mau berkunjung ke lapangan tenis jalan Surabaya yang juga sekretariat Pelti kota Malang saya sampaikan kepada pengantar kami dari Tulungagung. Awalnya dia katakan tahu jalannya tetapi setelah jalan 30 menit dia katakan agak jauh tempatnya berarti harus berputar. Ya, sayapun akhirnya mengambil kesimpulan dia tidak mau antar ketempat itu. Ya sudah, saya minta diantar ke bandara Abd.Saleh saja biar dia tidak repot repot.
Ya, back to Jakarta lagi dengan Sriwijaya Air.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar