Senin, 03 November 2008

Evaluasi Pelaksanaan Turnamen internasional di Balikpapan

3 Nopember 2008. Ada satu pertanyaan datang dari salah satu wartawan kepada August Ferry Raturandang setelah acara penyerahan hadiah kepada pemenang turnamen tenis internasional Asia Oceania (closed) di Balikpapan Tennis Stadium kemarin. "Bagaimana evaluasi Anda setelah selesainya turnamen ini di Balikpapan?"

Harus diakui Pengkot Pelti Balikpapan belum pernah menjadi tuan rumah turnamen internasional yunior. Tetapi sudah berkali kali sebagai pelaksanan turnamen Women's Circuit, yaitu turnamen profesional. Bedanya dengan turnamen yunior ini adalah, tuan rumah harus menanggung hospitality peserta yang masuk babak utama. Disini dibutuhkan ketelitian karena yang diberikan free hospitality adalah peserta yang masuk babak utama sampai kalah baik di tunggal maupun ganda. Begitu pula pelatih yang telah mendapatkan mandat dari National Association-nya. Tanpa surat resmi tetap harus bayar sendiri.

Sebagai persiapan dari awal August Ferry Raturandang diminta untuk membimbing panitia setempat dari Jakarta dan juga sampai pelaksanaan diminta untuk hadir di Balikpapan. Mulai dari komunikasi dengan ATF (Asian Tennis Federation) maupun cara pendaftarannya yang agak berbeda dengan turnamen internasional yunior lainnya. Berbeda dalam system of merrit.
Tidak sia sia ikut membantu dalam mengatur hospitality karena atlet atlet banyak yang suka nakal.

Evaluasi terhadap pelaksanaan , cukup membanggakan karena tuan rumah berhasil
Hal yang sama keberhasilan dalam prestasi atletnya. Buktinya petenis tuan rumah berhasil lolos ke final tunggal putri (Jessy Rompies) dan juara ganda putri (Jessy Rompies/Beatrice Gumulya). Kalau putra baru sampai di semfinalis ganda putra ( David Agung Susanto yang berpasangan dengan petenis Malaysia Juan Santos).

Kesempatan wasit asal Kaltim menjalankan tugasnya suatu keberhasilan tersendiri. Awalnya ada keragu raguan atas wasit asal Kaltim sendiri, tetapi karena sudah diberi kesempatan ternyata bisa dijalankan dengan baik. Ini juga suatu prestasi.
Keragu raguan juga datang dari wasit nasional terhadap kemampuan wasit setempat. Untungnya Pengkot Pelti Balikpapan menyadari maksud dan tujuan PP Pelti agar tidak menggunakan wasit luar Kaltim. Sebenarnya ada 1 wasit nasional di Samarinda, tetapi wasit ini lebih memilih bertugas di Bulungan dalam Pekan Olahraga Pelajar Provinsi Kaltim.

Tidak ada komentar: