Jumat, 15 Februari 2008

SMS Menjelang MUNAS Pelti 2007

Selain menghasilkan Ketua Umum Pengurus Pusat PELTI 2007-2012, Musyawarah Nasional PELTI juga menghasilkan beberapa rekomendasi penyesuaian Anggaran Dasar & Anggaran Rumah Tnagga Pelti 2007-2012. Rekomendasi dibuat disesuaikan dengan Undang Undang No. 3 Tahun 2005 tentang Sistem Keolahragaan Nasional. Rekomendasi hasil Komisi A adalah perubahan nama Pengurus Besar menjadi Pengurus Pusat Pelti, perubahan nama Pengurus Daerah menjadi Pengurus Provinsi, Pengurus Cabang menjadi Pengurus Kota atau Pengurus Kabupaten. Begitu juga Ketua Umum Pengurus Pusat PELTI tidak diperkenankan merangkap jabatan pada cabang olahraga lainnya. Rekomendasi lainnya adalah Pasal yang memuat sanksi bagi pemain yang memalsukan identitas (Akte Kelahiran, Ijazah, KTP, dll) yang disetujui dalam AD/ART. Perubahan Pasal 14 ayat 13 ART diubah menjadi Ketua Umum terpilih, sekaligus ketua formatur dalam menyusun kepengurusan dibantu oleh 4 (empat) orang anggota formatur lainnya yang terdiri dari 1 (satu) orang representasi pengurus lama dan 3 (tiga) orang representasi dari peserta MUNAS.
Disamping itu pula rekomendasi penyusunan JUKLAK dan JUKNIS pada point 4 rancanagan AD&ART, perubahan AD Pasal 13.3, yaitu Ketua Pengurus Daerah/Cabang/Klub PELTI dapat menduduki jabatan tersebut sebanyak banyaknya tiga kali masa jabatan yang beruntun. Penandatanganan AD/ART PELTI oleh Ketua,Sekretaris dan 3 (tiga) orang anggota. Disamping itu pula diputuskan Musyawarah Nasional PELTI tahun 2012 di Manado (Sulawesi Utara).. Rekomendasi selanjutnya adalah penyusunan sejarah PELTI. Sinkronisasi antara AD Pasal 18.5.3 dan ART Pasal 8.2
Tak kalah menariknya adalah bagi team tenis daerah yang akan mengikuti Kejuaraan Nasional didaerah lainnya, maka perlu adanya rekomendasi dari PengProv setempat (asal) agar tidak terjadinya istilah “Pemain Ilegal” atau jual beli atlit.Kepada Panitia Kejurnas tidak diperbolehkan mengizinkan pemain pemain yang tidak memiliki surat rekomendasi PengProv asal, untuk mengikuti turnamen.
Sedangkan Komisi B menerima proposal pokok pokok program kerja Pelti 2007-2012 dengan catatan menambahkan rekomendasi agar menetapkan blue print pembinaan prestasi, membentuk sikap mental yang jujur dan disiplin bagi Pelatih, Pembina dan Atlet. Rekomendasi lainnya adalah menyelenggarakan penataran Referee, wasit dan pelatih dan diharapkan PP Pelti membantu pengadaan wasit dan pelatih yang bertaraf internasional ke daerah. Untuk memperoleh pola pencarian atlet yang berbakat secara maksimal perlu dibentuk sentra sentra wilayah yang dipimpin seorang coordinator. Disamping itu pula diminta PP Pelti agar menghargai pelatih awal yang menemukan atlet berbakat bersangkutan. Dan menetapkan sasaran 5 tahun kedepan (SEA Games dan Asian Games). Hanya atlet yang memiliki KTA dari Pengda yang diperbolehkan untuk mengikuti pertandingan TDP, oleh karenanya diperlukan program inventarisasi atlet, pelatih. Dan terakhir PP Pelti dianjurkan untuk membantu daerah untuk mensponsori pertandingan pertandingan TDP.
Dari hasil Munas ini dimasa datang, PP Pelti sudah harus segera merealiser pembentukan Kartu Tanda Anggota (KTA) Pelti yang dikeluarkan oleh Pengurus Provinsi.

Ternyata perjalanan MUNAS Pelti 2007 di Jambi dibumbui oleh munculnya SMS dari orang yang tidak puas jika Martina kembali menjadi Ketua Umum PB PELTI periode 2007-2012. Yang ketiban SMS tidak lain adalah petinggi PB Pelti saat itu yaitu August Ferry Raturandang yang sangat sabar dan mau dengan telaten melayani masyarakat tenis Indonesia. “ Ini kan resiko jabatan.” . Dalam tugas sehari hari August Ferry Raturandang paling sering terima SMS yang memberikan kritik yang bahkan menjurus kurang ajar dan tidak etis.. Kesabaran dari August Ferry Raturandang masih diuji yang tanpa mengenal lelah sedang sibuk mengontrol kerja dari Panpel Munas.
Entah SMS yang bertubi tubi itu untuk melemahkan konsentrasi kerja pelaksanaan Munas karena August Ferry Raturandang mempunyai tanggung jawab dengan kapasitas sebagai Wakil Ketua Panpel selama Munas berkoordinasi dengan anggota Panpel dari Pengda Pelti Jambi yang sebagian besar adalah tenaga tenaga dari Universitas Jambi. SMS pertama datang dari sesorang yang dikenalnya karena yang bersangkutan juga membuka usaha dilapangan tenis Gelora Bung Karno.” Namanya Bobby Palpahan. Saya mengenal pertama kali saat Munas 2002, yang bersangkutan itu termasuk dalam tim sukses calon Ketua Umum PB Pelti yang kalah bersaing dengan Martina Widjaja.”
SMS pertama tersebut sebagai berikut “Fer, kubu Martina jangan menghalalkan cara untuk kembali duduk jadi Ketua lagi, karena gerilya yang dilakukan semua laporan, malu kalau sudah gagal, awas jangan sampai Munas ini nanti di DEMO MASYARAKAT TENIS SE INDONESIA, jangan berkolaborasi dengan kebohongan. Tau dirilah SUDAH NGAKU GAGAL.
August Ferry Raturandang yang sedang komsentrasi atas kerja Panpel tidak mau pusing masalah SMS ini karena sudah mengenal orangnya. Kemudian SMS tersebut di forward ke anggota PB Pelti lainnya seperti Wakil Ketua Pembinaan Yunior Christian Budiman dan Wakil Ketua Bidang Pembinaan Senior Diko Moerdono dan pelatih Deddy Prasetyo yang setahu saya adalah temannya. Tapi oleh Deddy Prasetyo dijawab sedang berada di Solo dan tidak ada urusan dengannya. Tidak luput pula SMS tersebut diforward ke wartawan Tabloid Tennis dan Humas KONI Pusat Atal Depari yang juga Ketua SIWO. Jawaban datang dari Atal Depari yang menanyakan mengatas namakan masyarakat tenis yang mana.
August Ferry Raturandang langsung menjawab SMS tersebut dengan menyampaikan lebih baik kita berbuat sesuatu untuk tenis dari pada sibuk caci maki, kita hidup dalam KASIH dan Tuhan Memberkati Kamu.
Muncul lagi SMS berikutnya dari yang bersangkutan. " Brur, sekedar ngingatin karena AD/ARTdirubah, jangan kita menyebut Tuhan tapi kita melakukan yang dilarang Tuhan, biarlah kasih kesempatan ama yang lain duduk di PB PELTI karena 5 tahun ini yang terjadi apa? Berantam iya dan anak yang bakat dia matikan "
Kemudian yang bersangkutan masih terus kirimkan SMS berikut yang bunyinya” Bung, kalau kasih angket ini yang milih Martina hanya orang yang punya kepentingan pribadi, dia sudah gagal apalagi ? pemimpin yang sukses yang bias mengakomodir semua mayarakat tenih tanah air, sekarang saya Tanya ada berapa orang yang diakomodir Martina ? SEJARAH TENIS INDONESIA MARTINA MEMECAHKAN REKORD PALING BURUK, MEMIMPIN TENIS KAYA MEMIMPIN RUMAH SENDIRI.”
Tidak habis sampai disini SMS tersebut tapi karena belum puas maka muncul lagi dari orang yang sama “ Hm..ngomong ke Pengda minta didaulat min.10 Pengda ? buat konprensi pers tidak mau maju lagi udah capeklah, lagu lama Fer, Indonesia terpuruk dari DAVIS CUP & FED CUP, terus mau maju? Semua masyarakat tenis sudah paham bagaimana kepemimpinan di bawah Martina? “
Kemudian masuk lagi SMSnya “jago ya gue gara2 sms gue Martina maju jadi semangat lagi, sms saya ini forward lagi kemunas agr rame Fer, karena jika Martina tidak terpilih kamu jadi kacung, tidak punya kerjaan.” .
Wah ini sudah menyinggung harga diri August Ferry Raturandang. Memang sebelumnya pernah menyampaikan kepada rekan2 yang selama ini mengaku sebagai oposisi kalau dalam menjalani tugas di PB Pelti hanyalah sebagai Pelayan. Walaupun dicacai maki hati hancur tapi muka harus tersenyum. Lain ceritanya kalau sudah tidak duduk dalam kepengurusan, itu sudah urusan pribadi alias aslinya bisa keluar darah Tondanonya.
Tidak puas dengan sms tersebut masih datang juga sms berikutnya.” Fer, alam reformasi ini masyarakat bebas mau bicara apa saja. Presiden aja didemo apalagi Martina, siapa Martina ni negaraini, dia bukan pejabat structural KELAS PIRO DOL, ENTEKAN PENJILAT, gue suruh kamu di hajar TOPAN.
Untuk menstop SMS yang masuk oleh August Ferry Raturandang langsung dibalas dengan mengambil ayat suci Alkitab dari Lukas 6 ayat 29, dan Matius 5 ayat 39, dengan tujuan agar yang bersangkutan sadar atas perbuatannya.. Akhirnya jawabannya datang juga yaitu “ ENTE HANYA KELIHATAN KAYA MALAIKAT KELAKUAN TIDAK SESUAI, LIHAT KAMU KASIH SMS KE FORUM MUNAS, YOU PIKIR GUE TIDAK PAHAM, BESOK TIDAK JADI KETUA MARTINA TIDAK ADA INSAN TENIS YANG DEKAT DENGAN ENTE.”
Begitulah SMS dari yang bersangkutan dari Senayan, kemudian tidak lama lagi muncul SMS dari Tegal . “: 5 tahun kedepan tenis ina kembali mati suri.” Begitulah sms yang masuk. Ternyata masih ada lagi yang masuk dari nomer yang tidak saya kenal. “ AMAT DISAYANGKAN KARENA AMBISI PRIBADI MAKA MASYARAKAT TENIS INDONESIA KEHILANGAN KESEMPATAN DIPIMPIN OLEH ABURIZAL BAKRIE YANG BERTANGAN DINGIN. “

Awalnya sewaktu terima sms yang pertama selaku Wakil Ketua Panpel, sempat berdiskusi dengan anggota Panpel lainnya yaitu Albert Wuysang. “Kalau dia bukan dari pengda tidak usah dipikirin.” Tetapi selanjutnya Albert katakana kalau orang tersebut muncul di Jambi akan dihajarnya. “ Maklum orang Tondano (Sulawesi Utara).” Ujarnya.

Selama kepengurusan PB Pelti dari tahun 2002 ternyata bukan hanya August Ferry Raturandang yang mendapat SMS, tetapi Wakil Ketua Bidang Pertandingan Diko Moerdonopun pernah mendapatkan sms tetapi Diko tidak mengenal nomer tersebut. Begitu juga Ketua Bisdang Pertandingan Enggal Karjono menjelang Kejurnas Tabloid Tennis pernah menerima SMS dari salah satu Klub tenis yunior baru di Bandung. Yang menyindir dan bertanya kalau kejurnas tiu tujuannya untuk pembinaan maka akan kirimkan atletnya ke Kejurnas Yunior. Tapi karena tidak dikenal orangnya maka Enggalpun cuek saja.

Tidak ada komentar: