Sabtu, 16 Februari 2008

Anda Mau Jadi Petenis Pro ?


Kalau ikuti berita media massa tentunya cukup tergiur pula keinginan menjadi petenis dunia seperti Roger Federer, Nadal. Ataupun Maria Sarapova, Serena Williams, Martina Hingis dll. Yang jadi pertanyaannya sekarang bagaimana sampai bisa mencapai keinginan tersebut diatas.
Katakan saja kalau Anda sudah bisa bermain tenis , belum berarti sudah bisa menjadi pemain besar. Apalagi kalau mau masuk ke turnamen Grand Slam, lalui dulu di turnamen nasional atau dikenal dengan TDP(Turnamen Diakui Pelti). Artinya perjalanan Anda masih panjang sekali.

Sebagai contoh jika Anda sudah berusia 14 -16 tahun dan ingin menjadi petenis yang sepenuhnya hidup di tenis. Latihan secara rutin diklubnya atau dengan pelatih sendiri. Maka sudah waktunya mulai ikut turnamen dengan didampingi oleh pelatih. Go international mempercepat Anda untuk menjadi petenis besar . Ikutilah dulu ITF Junior Circuit yang dikenal mulai dari Grade 1 sampai 5, tapi pilihlah dulu yang Grade 5 karena belum punya peringkat ITF Junior. Ini merupakan langkah awal ke internasional sebelum masuk ke 100 besar dunia. Sebagai informasi dapat disebutkan dari data2 tahun 1985 – 1999, rata2 10 petenis putra mencapai 100 besar dunia untuk putra hanya sekitar 5,4 per tahunnya. Sedangkan untuk putri, rata2 10 petenis top putri mencapai 100 dunia adalah 6,4 per tahun.
Artinya dari data2 ini dikatakan kalau Anda mencapai top 10 Junior World Ranking maka Anda punya kesempatan 54 % untuk menembus 100 besar dunia (putra), sedangkan putri 64 %. Dari analisa sejumlah 30 top petenis yunior putra dan putrid setelah 4 tahun dalam keikutsertaan di pertenisan pro, jika masuk 30 besar Junior World Ranking menunjukkan suatu indicator kesuksesannya di tennis Pro.
Perlu diketahui di tingkat Junior dikenal paling rendah adalah Grade 5, kemudian naik 4 ( Thamrin Cup, Pangdam Siliwangi, Solo Open, Wismilak Junior) , Grade 3, Grade 2 (Salonpas), dan Grade 1.
Diatasnya dikenal Grade B (regional Championship) dan Grade A yang dikenal dengan Grand Slams ( ada 4 )
Makin tinggi Grade atau kategori turnamen, maka makin tinggi angka kemenangan jika didapat dan tentunya akan menaikkan peringkatnya.
Sebagai contoh, di Grade 4 jika juara akan dapat….., bandingkan dengan Wimbledon , juara dapat 250 points. Grade 5 sebagai juara hanya dapat 30 point , runner up hanya 20 points. Kalau dulu hanya dikenal perinmgkat tunggal dan ganda yang dipisah tetapi sejak 1 Januari 2004, ITF perkenalkan the Combined Ranking System. Kombinasi peringkat tunggal dan ganda yang digunakan oleh ITF sebagai peringkat atlet tennis yunior.
Jika masuk Pro-Circuit baik putra dan putri maka harus mengenal dulu macam2 turnamen Pro-Circuit ini. Dulu dikenal adanay Men’s Satellite Circuit dan Men’s Futures sebagai turnamen terendah, tetapi sekarang dihapusnya Men’s Satellite Circuit sehingga paling rendah adalah Men’s Futures yang jika perminggunya prize money US$ 10,000 maka ada 3 minggu berturut turut, begitu juga jika prize money perminggunya US$ 15,000 maka harus 2 minggu turnamen dimana setiap minggunya mendapatkan point untuk peringkat dunianya. Untuk Putri dikenal Women’s Circuit yang paling rendah adalah US$ 10,000 kemudian naik US$ 25,000 – 75,000. Diatasnya baru dikenal Tier 5 yang masuk Seri dunia.

Secara global 2 tahun lalu didapatkan dari Pro Circuit khsususnya putra, 68-74 % diisi oleh Men’s Futures di 60 negara selama setahunnya. Jika mulai dari tingkat ini maka tercatat 97 dari 100 top putra sudah dimulai dari ikut Satellite Circuit atau Futures dalam perjalanan karirnya. Jika berhasil ikuti turnamen ini maka akan sangat memungkinkan bisa naik peringkat dunianya sehingga memungkinkan pula ikuti turnamen dengan tingkatnya kompetisinya makin besar. Disamping itu pula pendapoatan dari prize money juga lebih besar. Ada satu keuntungan jika ikuti turnamen diatas men’s circuit atau Futures, yaitu tingkat Challenger (prize money mulai $ 25,000 – 100,000), yaitu akan dapat free hospitality selama minimum 5 hari. Artinya pengeluaran selama ikuti turnamen bisa diamankan disektor akomodasi. Jika mau iktui ITF Circuit maka dianjurkan memilih turnamen yang tingkatannya paling rendah, kemudian bisa meningkat ketingkat yang lebih tinggi.

3 komentar:

Unknown mengatakan...

wah, jadi perlu modal berapa ya om?
target saya, anak saya dapet beasiswa di luar negeri.
*saya angkatan adrian raturandang. pernah dikalahkan beliau 9-0 :)

Unknown mengatakan...

Aduh ribet juga ya..anak saya suka tenis skrg usia 11 thn...saya blm tau caranya harus seperti apa biar bisa masuk ke pro

Unknown mengatakan...

Gimana mas anaknya udh jadi pro