Rabu, 19 Agustus 2020

SAMBOEDJO HOERIP : Juara Nasional Tak Terkalahkan


Jakarta, 19 Agustus 2020. Sebelum Perang Dunia kedua, dikenal petenis nasional Indonesia Samboedjo Hoerip yang menguasai setiap kejuaraan nasional yang diselenggarakan saat itu. Pria dilahirkan di Pulau Sambu, September 1915, yang sehari hari dikenal dengan nama panggilan Sam. Sedangkan nama Hoerip adalah nama bapaknya Samboedjo, seorang dokter yang juga dikenal sebagai petenis dan pendiri PELTI yang awalnya kependekan dari Persatuan Lawn Tennis Indonesia yang sekarang telah berubah menjadi Persatuan Tenis seluruh Indonesia.

Sejak kecil Sam dididik dan diarahkan untuk mengikuti jejak sang ayah : menjadi dokter dan juara tenis. Untuk menjadi dokter , Sam merasa keberatan. Soalnya pria yang bertubuh ramping ini mengidam-idamkan jadi pilot (penerbang) sebagai profesi masa depannya. Walaupun benar Sam pernah di bangku kuliah Sekolah Tinggi Kedokteran di Jakarta ( kini FK UI), toh akhirnya Sam menjadi penerbang yang tangguh di lapangan terbang Andir, Bandung, bersama dengan Almarhum Komodor Adisoetjipto dari AURI (TNI-AU).

Akan hal keinginan ayahnya yang kedua, juara tenis, Sam laksanakan sepenuhnya. Sampai dengan pecahnya Perang Dunia II , Sam tetap menyandang gelar juara tunggal putra. Bersama adiknysa Santoso atau kakaknya Soemadi, Sam juga sering merajalela di nomor ganda putra. Untuk ganda campuran , Sam sebenarnya bisa berpasangan dengan kakak perempuannya Soelastri atau adiknya Sabarniati, tapi karena kedua saudaranya suka berpasangan dengan petenis lain ( Soelastri dengan Toos, dan Sabarniati dengan Sanjoto arau Soemadi) Sam lalu memilih pasangan lain.


Samboedjo olahragawan serba bisa ( all-round). Disamping menjadi petenis yang berhasil, ia tercatat sebagai pemain inti perkumpulan sepak bola Indonesia Moeda ( IM ) di Semarang dan Jakarta dan Bandung. Sam juga dikenal sebagai jago tenis meja, bola sodok bahkan bridge.

Sebagai petenis, Sam terbilang luar biasa. Sam memang tidak memiliki pukulan yang diperlukan bagi suatu power-game. Misalnys service, drive, dan smash yang menggeledek, tetapi ada sesuatu dalam cara mainnya yang khas miliknya dan andal,. Volley dan half-volley yang tidak ada duanya dan daya antisipasi yang menakjubkan adalah senjata nya yang ampuh, “ De goochelaar en natuurspler bij uitnemenheid “ itulah komentar lawan lawanya orang Belanda.

Volley Samboedjo yang terkenal mendorong sebuah toko peralatan olah raga yang dulu beralamat di Jalan Segara I/19, Jakarta, memakai namanya sebagai pelaris. “ Kehebatan volley Samboedjo (alm) disebabkan karena pemasangan snaar yang tepat, yang selalu dilakukan oleh “ Rama Store”..

Bakatnya sebagai petenis menurut cerita Almarhum Dr Hoerip sendiri adalah warisan dari ibunya Nyonya Sabariah Hoerip. Sebab ketujuh putra-putrinya Soemadi, Sri Oetami ( Ny, Rachmat), Soelastri (Ny Soenarjo) Samboedjo, Santoso, Sanjoto, dan Sabarniati ( Ny Soenardjo), semuanya bermain tenis.Sedang dua putranya dari istri kedua, Soeroso dan Saroso tidak begitu tertarik dengan  tenis.

Sebagai mahasiswa , Sam tidak menyenangi disiplin. Ini mungkin , sebagai pelepasan atau reaksi terhadap disiplin keras yang diterapksan coach-nya di rumah, yang ayahnya sendiri, Sejak Sam pindah dari Semarang ke Jakarta, hampir tiap malam kawan kawannya dapat menjumpai Sam di Gedung I. C di Kramat, biasanya sedang getol bermain tenis meja, bilyar, atau pliriit....
Sam nampaknay tahan benar berada di situ, sampai sering lupa kuliah atau menghadiri pertandingan ia lakukan keesokan harinya. Tidak pernah ia menganggap pertandingan sebagai peristiwa serius. Wajah yang acuh tak acuh ( pocker face, kata orang sana) yang ia peroleh dari meja permainan poker, membuat lawan-lawannya susah menduga-duga,  misalnya , kearah mana bola akan ia arahkan. Khususnya, tentu, bola volleynya itu.

Tidak jarang, malah sering, Sam pulang pagi, setelah bermain bridge atau bilyar semalam suntuk. Dari sana, entah mandi dulu atau tidak, ia langsung ke arena pertandingan, tanpa membawa peralatan bermain apapun. Raket, bahkan sepatu tenis, ia pinjam dari kawan kawannya di lapangan, - toh anehnya , ia keluar sebagai juara. Lawan lawannya yang datang dengan penampilan yang segar bugar dan berbekal perlengkapan yang lengkap, ia " plirit " tanpa ampun. Itulah kehebatan Samboedjo Hoerip  : Vini, Vidi, Vici.   Datang, Lihat , dan Menang.

Dikalangan para penggemar tenis Indonesia, banyak yang memandang pribadi Samboedjo sebagai figur yang legendaris. Tapi juga " misterius " ., karena sampai saat terakhir, tak seorang pun tahu persis bagaimana cara ia meninggal dan di mana kuburnya, tidak juga keluarga Hoerip sendiri.  Sam " hilang " di zaman perang. ***

1 komentar:

Unknown mengatakan...

beliau adalah seorang pria sejati dlm olah raga , gugur dlm perang jatuh bersama pesawatnya dan hilang berteman baik dng Adi Sutjipto