Rabu, 18 Juli 2012

Sirnas sempat digoyang

Jakarta, 16 Juli 2012. Pelaksanaan Sirkuit Nasional tenis ke X yang berlansgung di Pekanbaru memebrikan kesan tersendiri karena dalam perjalanannya banyak hal hal yang mau mencoba untuk merubah rencana awal. Itu semua datangnya dari dalam sendiri maksudnya dari rekan rekan panpel yang dibentuk oleh Pelti. Dalam kepanitiaan ada 4 nama dimana 1 sebagai ketua dan 3 lainnya adalah wakil ketua. Saya sendiri sebagai wakil ketua saja dimana idea saya sudah cukup bisa diterima semua. Keinginan saya agar diadakan dikota kota atau provinsi yang lolos ke PON sehingga tujuan diadakan untuk beri kesempatan. Maka masuklah nama Singaraja (Bali), Bantul maupun Palembang dan Pekanbaru sebagai usulan. Sebenarnya usulan saya Solo tetapi karena rekan2 dari Semarang ingin juga maka dipindahkan ke Semarang. Begitu ada sedikit kesulitan komunikasi antara ketua dengan Pelti setempat, saya sempat digoyang juga sama teman2 untuk dipindah kekota lainnya, biar enteng, Tapi saya tetap berkukuh agar tetap di Bali. Dan berhasil. Tetapi ada juga yang agak menggelikan bagi saya ketika terima masukan dari salah satu rekan yang mengatasnamakan masyarakat tenis karena mendapatkan laporan agar diadakan masters. Karena ini disebut sirkuit maka sudah harus ada mastersnya. Begitulah alasannya. Kedua teman lainnya termasuk ketua panpel sempat goyah juga tapi saya bertahan dengan pendapat saya. Akhirnya mereka tidak bisa bikin apa apa lagi. Saya hanya katakan kalau mau buat aturan dari awal bukan sedang berjalan kemudian dirubah rubah.

Tidak ada komentar: