Sabtu, 21 Juli 2012

Provinsi Ganti atletnya

Jakarta, 21 Juli 2012. Berbagai alasan akan datang atas tanggapan terhadap ketidak setujuan atas pergantian atlit dilakukan oleh Provinsi peserta PON seperti tulisan saya sebelum ini. Saya diberitahu oleh salah satu orangtua yang anaknya ternyata dicoret dari squad PON Provinsi tersebut dan diperlihatkan surat resmi dari Pelti Provinsi tersebut yang telah mencoret nama atlit yang sebenarnya berjasa karena memiliki peringkat nasional yang bisa membuat Provinsi tersebut bisa lolos tanpa ikuti Pra-PON. Beberapa bulan sebelumnya saya sudah berikan nasehat kepada orangtua tersebut ketika yang bersangkutan minta pendapat pribadi saya masalah ini. Tetapi ada rekan saya lainnya sependapat dengannya kalau Provinsi tersebut tidak bisa mencoret nama atlit yang sudah terdaftar beberapa bulan sebelum akhir tahun 2011 karena akan dilakukan Pra-PON . Sebenarnya saya tidak mau ikut campur masalah atlit tersebut, tetapi diminta pendapat saya masalah ini maka saya berikan sesuai dengan pengertian saya pribadi. Saya harus katakan pendapat pribadi karena pendapat institusi bisa saja berbeda asalkan dibicarakan dalam rapat resmi. Permintaan harus secara tertulis ke PP Pelti Yang harus diperhatikan adalah sewaktu entry by name dikirimkan oleh KONI Provinsi ke PB PON maka nama yang sudah masuk tidak boleh diganti oleh pemain lain. Intinya pergantian kalau mau dilakukan adalah sebelum entry by name dikirimkan. Ada beberapa Provinsi yang merubah nama atletnya sewaktu pendaftaran ke PP Pelti dibulan Oktober 2011 dimana yang digunakan seleksi untuk bisa lolos ke PON adalah 2 pemain yang memiliki Peringkat Nasional terbaik. Maka dikirimkannya 4 nama putra dan 4 nama putri. Kemudian sewaktu entry by name dikirim maka ternyata ada yang kirim 5 atlit artinya melebih kuota.Ini saya ketahui karena PP Pelti menerima daftar sementara peserta dari tim keabsahan PB PON. Karena sementara maka tentunya akan ada daftar tetap yang nanti dikirimkan kepada Technical Delegate yang akan bekerja berpatokan nama yang telah diakui oleh tim keabsahan PB PON. Jika nama tersebut sudah diterima sewaktu entry by name diberlakukan maka tidak ada lagi nama baru yang boleh dimasukkan. Tetapi jika yang dikirimkan sewaktu entry by name melebihi kuota maka Provinsi harus mencoret satu nama dari nama yang sudah dikirimkan sebelumnya. Ini kelihatannya hanya trik dari Provinsi untuk menjaga agar bisa diganti karena bisa terjadi salah satu atletnya cidera atau sakit. Tetapi jangan lama lama karena PON sudah tinggal 50 hari lagi. Sewaktu saya sampaikan kepada pelatih ataupun pembina dari Provinsi adayang sampaikan kalau diijinkan oeh Pelti bisa bawa lebih ke Pekanbaru. Ini yang jadi masalah karena saya hanya ingatkan kalau cabang olahraga tenis diberikan jatah maksimum 96 pemain yang terdiri dari 48 putra dan 48 putri. Mungkin merasa soal akomodasi (ini sangat terbatas) ada yang berpendapat bisa cari sendiri. Begitu juga masalah konsumsi dan transportasi. Tapi PB PON tidak akan keluarkan ID Card peserta lebih dari kuota tersebut. Apa tidak kasihan ada atlitnya yang gunakan ID Card PON XVIII (juga satu kebanggaan karena mayoritas peserta PON XVIII belum pernah ikut PON) dan ada yang tidak ada ID Card yang artinya statusnya bukan peserta. Atau mungkin jadi suporter saja, that's OK.

Tidak ada komentar: