Sabtu, 14 Juli 2012

Masalah sign-in melalui telpon

Pekanbaru, 14 Juli 2012. Ada satu pertanyaan yang muncul kepada saya sewaktu berada di Pekanbaru. Apakah sign-in bisa diwakilkan? Ini perlu sekali karena kali ini Sirkuit Nasional Tenis itu pesertanya adalah peserta PON XVIII yang akan datang. Artinya usia peserta maksimum 21 tahum. Berarti banyak yang masih berstatus yunior (dibawah 18 tahun). Karena ini masa peralihan maka banyak juga kebiasaan sewaktu ikuti turnamen yunior masih sangat terasa. Terlihat juga dari pelatih maupun pembinanya yang sangat sibuk bertanya kepada Referee. Hal seperti ini sebenarnya tidak perlu. Coba kita perhatikan Referee asing (khususnya kulit putih) maka Referee akan bertanya kepada pelatih ataupun pembinanya atlit tersebut. jika tahu kalau itu pelattih maupun pembinanya maka pertanyaaan tersbut tidak akan dilayani. Kenapa begitu karena yang dilayani hanya peserta bukan pelatih atau pembinanya. Saya sering melihat pertanyaan pelatih ataupu pembinanya tidak dilayani apalagi sering2 bertanya masalah kapan main dll. Tetapi Referee Indonesia saking baiknya tetap dilayani padahal sering mengganggu jalan kerjanya Referee sendiri. Apakah sign-in bisa diwakili. Tentu jawabannya adalah tidak. Tetapi jika itu suatu kebijaksanaan Referee tentunya merupakan hak Referee sendiri. Begitu juga sign-in pakai telpon langsung ke Referee. Mayoritas Referee menolak tetapi bukan berarti tidak ada Referee yang menerimanya. Hal seperti ini belum dipahami oleh pembina tenis didaerah. Bahkan sewaktu dijelaskan masalah tugas Referee yang tidak mau umumkan masalah re-draw maka sempat pembina dari daerah ini mengatakan dia juga sudah biasa jadi Referee didaerahnya. Waduh, kalau sudah biasa jadi Referee kok tidak tahu tata cara seperti itu. Berarti ini Referee jadi jadian. Mereka lupa kalau jadi Referee itu ada jenjangnya. Tidak semua orang bisa sebagai Referee. Tapi lucunya sudah mengaku kalau didaerahnya biasa jadi Referee. Itu turnamen apaan sih.

Tidak ada komentar: