Jumat, 13 Juli 2012

Tanpa wasit didik atlit curang

Pekanbaru, 13 Juli 2012. Ada satu kritik lagi tentang RemajaTenis. Yaitu tidak gunakan wasit. "Buat apa kami membina wasit, kalau tidak digunakan." ujar dari salah satu pembina tenis dari Sumatra Barat. Kemudian saya kemukakan kalau RemajaTenis itu masih gunakan wasit. Kemudian dikatakan jumlahnya sedikit wasit yang digunakan. Akhirnya saya kemukakan, Mana lebih penting membina wasit atau atlit. Karena terus terang kendala suatu turnamen adalah beaya yang cukup besar. Sayapun kemukakan kalau dari beaya suatu turnamen 30 % itu beaya SDM (termasuk wasit). Sebagai pembina tentunya kita harus berupaya memenuhi kebutuhan atit. Janganlah kita membiarkan atau mengalah terhadap kendala tersbut , akibatnya minim turnamen. Ini yang terjadi khususnya diuar pulau Jawa Minim turnamen maka minim prestasi. RemajaTenis tetap gunakan wasit tapi jumlahnya tidak banyak, cukup sesuai kebutuhannya saja. Lebih efisien saja daripada buang buang dana yang tidak perlu, yang penting turnamen bisa berjalan. Tetapi ada lagi komen yang mengagetkan saya . Yaitu dengan tanpa wasit mendidik atit itu berbohong karena ingin menang. Langsung saya katakan inilah akibat atlit kita itu terlalu manja. Sebagai pembina harus sadar kalau atlit kita harus bisa mandiri. Mana ada juara karena licik. Sebagai contoh disetiap turnamen yang sibuk itu orangtua/pelatih bukannya si atlit sendiri. Kita harus bisa mendidik atlit itu hak dan kewajiban. Coba anda perhatikan kalau yang sibuk bertanya kepanitia itu bukan si atlit tapi pelatih atau orangtua. Sadarkah mereka ini bukan peserta tetapi statusnya penonton belaka. Kemudian saya kemukakan kalau di Luar Negeri turnamen itu tidak gunakan wasit Nah, saya juga kaget diberikan tanggapan yang menunjukkan kalau dia itu masih picik karena tidak tahu. "Negara mana yang tidak gunakan wasit." begitu semangatnya bertanya. Ini pertanyaan yang menunjukkan kalau dia tidak tahu. Saya kemukakan kalau di Australia mauapun Eropa tidak giunakan wasit.Beberapa negara Asia juga begitu. Hal yang sama di turnamen senior atau Pro Circuit. " Coba Anda tanya kepada petenis nasional kita yang sering bertanding keluar negeri." Akhirnya dia terdiam juga setelah saya kemukakan.

Tidak ada komentar: