Rabu, 18 Juli 2012

Sikap Referee kurang edukatip

Jakarta, 18 Juli 2012. Melihat perkembangan tenis didunia officiating, saya perhatikan dari cara kerja rekan Referee antara satu dengan lainnya ada banyak perbedaan karena setiap individu tentu punya sikap yang tidak sama. Ada satu keinginan sebenarnya dari saya jika menjadi petugas pertandingan maka sebaiknya bersikaplah yang komunikatip, dan edukatip. Khususnya bagi turnamen kelompok yunior. Karena sepengetahuan saya yang paling ribet jika disuatu turnamen yunior dibandingkan senior. Ribetnya karena ikut campurnya orangtua, pelatih ataupun pembinanya yang sering meramaikan meja pertandingan. Lebih banyak yang ebrtanya para orangtua ataupun pelatih maupun pembinannya dibandingkan petenisnya. Kenapa kita tidak memberikan pendidikan kepada peserta khususnya yunior. Agar mereka tahu hak dan kewajibannya disuatu turnamen. Sebagai contoh kecil khusus turnamen yunior. Yaitu yang membaw perlengkapan pertandigan seperti tas,raket, minumnya ternyata banyak dilakukan bukan oleh petenisnya. Nah, sebaiknya Refereepun bisa memberikan teguran untuk mendidik mereka. Jika dari kecil sudah dibiarkan maka akan berdampak diturnamen senior. Ada satu Referee yang cukup senior yang saya perhatikan. Akibat caranya menghadapi petenis maupun pelatih sehingga tidak disukai oleh mereka ini. Sewaktu Sirkuit Nasional di Pekanbaru, saya duduk dimeja sampingnya. Saya tahu Referee ini punya kebiasanaan yang sering berbicara di microphone menyampaikan semua pengumumannya. Ini menurut saya sangat mengganggu pemain yang sedang bertanding, apalagi kalau loudspoeakernya dihadapkan kedalam lapangan. Kalau menurut saya lebih baik semua pengumuman itu disampaikan secara tertulis dan ditempelkan dipapan pengumuman maka itu lebih baik. Ada kekuatiran masyarakat tenis itu malas membaca, sehingga bagi mereka lebih baik bertanya langsung. Ini yang harus dididik kepada mereka agar membiasakan diri untuk membaca pengumumannya. Begitu juga sewaktu pertandingan baru mau mulai saya langsung sampaikan kepada petugas dimeja yang disuruh oleh Referee , agar tidak mengumumkan pemain agar masuk lapangan. Karena sudah ada order of play maka tidak perlua diumumkan lagi mellaui pengeras suara. Cukup panggil wasit yang bertugas dan ballboysnya agar masuk lapangan. Tapi ada satu pemain dengan tenang masih duduk menungggu dipanggil. Sewaktu ditegur kenapa belum masuk lapangan, muncul jawabannya kalau dia tunggu dipanggil. Kebiasaan dikelompok yunior diterapkan dikelompok umum. Ini salahnya. Saya sendiri sering sampaikan kepada Referee, kenapa mereka sering bertanya akibat kurang informasi atau malas membaca pengumumannya. Tapi kita harus bisa mendidik mereka untuk suka membaca dengan cara katakan agar melihat langsung dipapan pengumuman yang sudah tersedia, bukan dengan cara langsung menjawabnya. Ada Referee yang karena seringnya harus melayani pertanyaan orangtua maupun pelatih jadi stress sehingga menghindar atau menjawab sekenanya saja. Ini akibatnya sehingga tidak disenangi masyarakat tenis.

Tidak ada komentar: