Jumat, 03 Juli 2009

Tournament desk main nyelonong

Jakarta, 3 Juli 2009. Kejadian lucu terjadi dipertandingan PON Tenis kelompok umur. Hal ini disebabkan ketidak tahuan atas peraturan tenis khususnya tugas dan kewajiban disuatu turnamen. Bisa juga disebabkan karena keangkuhan seolah olah turnamen itu miliknya. Tetapi saya masih menganggap ketidak tahuan atas aturan turnamen tenis khususnya tugas dan tanggung jawab sebagai pertugas pertandingan.
Kali ini kejadian lucu tersebut dengan masuknya petugas (tournament desk) yang mau mencampuri tugas dari seorang wasit. Karena masalah bola masuk dan keluar dilihat sebagai masalah yang mau diselesaikannya tetapi lupa atau tidak tahu kalau bukan wewenangnya. Wasit Dono sempat kaget juga masuknya tournament desk menanyakan permasalahn wasit soal bola out dan in. "David , ngapain kamu masuk, kamu tidak berhak masuk lapangan. Ini tugas Referee." begitulah seperti yang diungkapkan oleh wasit Dono kepada saya.

Oleh wasit langsung dilaporkan kepada Referee Eka Rahmat tentang masuknya petugas yang tidak berwenang kedalam lapangan. Dan oleh Referee , Davidpun ditegur karena bukan wewenangnya. Menurut Eka didapatkan jawaban karena diperkirakan ini turnamen Bintang Seri.
"Memang anak dan bapaknya sama saja. Sok tahu." komentar orang lain yang mendengar kejadian tersebut. Sayapun tidak mau beri komentar ini karena menganggap petugas tersebut belum tahu aturan yang sudah baku ini.

Diturnamen tenis sudah jelas ada ketentuan tentang petugas. Hanya Referee dan ballboys, wasit yang bertugas diperkenankan memasuki lapangan pertandingan. Sedangkan Direktur Turnamen tidak diperkenankan masuk lapangan disaat pertandingan berlangsung. Sedangan dokter atau tenaga medis baru bisa masuk lapangan atas permintaan Referee. Begitulah ketentuan seperti ini. Ini suatu pelajaran yang baik bagi pelaksana turnamen terutama yang baru belajar selenggarakan turnamen. Memang masih banyak yang belum tahu dengan tata cara pertandingan khususnya tugas dan wewenangnya. Tetapi yang lebih penting adalah janganlah sok tahu. "That's the point"

3 komentar:

SpringSun mengatakan...

setelah melihat dan mencermati posting bapak...saya berasumsi ada kesinisan terhadap seseorang yang punya atau bermasalah dengan bapak (entah benar atau tidak).saya menyarankan untuk tidak meng-ekspos via blog yg dapat dilihat semua org.Saya menganggap Bapak AF Raturandang adalah seorang yg profesional dan gentlement,kenapa tidak diselesaikan secara langsung saja? toh hasilnya pasti memuaskan dan tidak berkepanjangan.mungkin beda seorang gentlemen(laki2) dan ladies(perempuan) adalah keberaniannya utk mengatakan sesuatu hal itu salah adalah salah!tidak membuat masalah itu menjadi berkepanjangan dan lebih kearah menimbulkan gosip yg disukai kaum ladies(perempuan).

terima kasih

AFR mengatakan...

Blog ini memang menyajikan dinamika yang terjadi dipertenisan Indonesia. Karena saya jg concern di pertandingan, mk sy ingin semua pihak ikuti aturan aturan yg baku di pertandingan. Sy sendiri jika melihat kejanggalan2 di pertandingan, sy ungkapkan di blog ini. Silahkan cermati tulisan2 sebelumnya. Jadi sy tidak ada niat untuk menyudutkan seseorang. Apalagi org yg bermasalah dg saya krn sy selama ini menganggap sy ada masalah dgn siapapun.
Sy ingatkan judul blog sy adalah CATATAN RINGAN TENIS INDONESIA, yg nerupakan diary sy selama bergelut di pertenisan nasional maupun internasional. Terima kasih atas komentar Anda. August Ferry Raturandang

AFR mengatakan...

Blog ini memang menyajikan dinamika yang terjadi dipertenisan Indonesia. Karena saya jg concern di pertandingan, mk sy ingin semua pihak ikuti aturan aturan yg baku di pertandingan. Sy sendiri jika melihat kejanggalan2 di pertandingan, sy ungkapkan di blog ini. Silahkan cermati tulisan2 sebelumnya. Jadi sy tidak ada niat untuk menyudutkan seseorang. Apalagi org yg bermasalah dg saya krn sy selama ini menganggap sy TIDAK ada masalah dgn siapapun.
Sy ingatkan judul blog sy adalah CATATAN RINGAN TENIS INDONESIA, yg nerupakan diary sy selama bergelut di pertenisan nasional maupun internasional. Terima kasih atas komentar Anda. August Ferry Raturandang