Selasa, 04 Desember 2018

Optimalkan Potensi Pengcab Pelti

Jakarta, 4 Desember 2018. Mengoptimalkan potensi Pengcab Pelti sebagai salah satu solusi atas mandeknya pembinaan tenis di Indonesia. Di era otonomi daerah saat ini sudah bisa memanfaatkannya. Kenapa anjuran ini harus dilakukan. Karena induk organisasi tenis yaitu Persatuan Tenis seluruh Indonesia alias Pelti telah memiliki Pokok Pokok Program Kerja untuk 5 (lima ) tahun mendatang.Program Kerja ini diarahkan untuk meningkatkan kualitas pertenisan di Indonesia dalam rangka menunjang sumber daya manusia pada umumnya. Pelaksanaan program kerja selama 5 tahun dirinci dalam rencana  kegiatan operasional tahunan serta pelaksanaan kegiatan insidential lainnya, Oleh karena itu pokok pokok program kerja ini harus dapat dilaksanakan secara simultan dan integral oleh semua jajaran Pelti dengan menggunakan prinsip prinsip koordinasi, informasi dan kesederhanaan,

Pelti bertanggung jawab sebagai administratr, regulator, fasilitator dan juga sebagai event organizer kegiatan.

Seperti telah diketahui kalau ada Pengurus Pusat Pelti, Pengurus Daerah Pelti dan Pengurus Cabang Pelti. Nah, PP Pelti sebagai komando dan Pengda ada 34 sedangkan Pengcab ada 514 sesuai dengan banyaknya Kabupaten dan Kotamadya yang ada.


Tentunya PP memberikan konsep program kerja dimana dalam pelaksanaannya seharusnya dilakukan oleh Pengcab. Sebagai ujung tombak pembinaan tenis di Indonesia
Dalam program kerja Pelti tertuju kepada pembinaan SDM mulai dari atlet, pelatih dan juga wasit maupun petugas pertandingan. Seharusnya program kerja ini dipilah pilah dalam pembagian tugasnya. Bisa dimulai pembinaan pelatih sebagai tugas dan tanggung jawab PP Pelti karena ilmu didaat semua datang dari luar negeri untuk diterapan di Indonesia. Hal yang sama juga untuk pembinaan wasit maupun penyelengara turnamen. 
Bahkan untuk turnamenpun bisa dibagi tugas antara Pusat dan Pengda maupun Pengcab. Diatur Pusat selenggarakan turnamen tingkat internasional, kemudian Pengda tingkat Nasional sedangkan Pengcab bisa selenggarakan turnamen pemassalan

Dari program kerja untuk pembinaan atlet itu ada tingkatannya yang mana bisa dilaksanakan oleh Pengcab seperti Mini Tenis ataupun Play and Stay (merupakan program ITF} memassalkan tenis ditempat tempat. Disini bisa juga Pengda ikut berperan serta. Kemudian ada Pusat Tenis Yunior dimana setiap Pengcab bisa lakukan dibuat semacam camp bagi atlet2 terbaik ditingkat Pengcab. Untuk Pengda bisa mengumpulkan atlet atlet terbaik dari Pengcab yang ada dimana kebutuhan untuk membela nama Provinsi baru Pengda berperan serta. 
Problem apa saat ini. Ternyata dari Pengcab yang ada  mayoritas belum berfungsi dengan benar dalam menjalankan roda organisasi tenis sebagaimana kewajibannya. Diperkirakan jika dijalankan program kerja ini dengan baik akan berdampak positip dengan membangunkan Pengcab dengan supervisi Pengda diatasnya.\

Kelemahan yang sudah terjadi adalah komunikasi antara Pusat dan Daerah terlebih lebih dengan Pengcab terputus sehingga sampai saat ini ditingkat Pengcab tidak tahu mau berbuat apa karena tidak jelas program kerjanya, Apalagi munculnya muka muka baru dikepengurusan baik Daerah dan Cabang tersebut, Tetapi sudah waktunya diperbaiki jika ingin memajulan pertenisan nasional kita. Saat ini masih terbuai dengan kemenangan medali emas di Asian Games kemudian masuk tim Fed Cup ketingkat dunia yang sebenarnya bukan hasil dari pembinaan saat ini. Tidak ada pembinaan yang instan. Hasil pembinaan kepengurusan saat ini baru dinikmati 10 tahun mendatang   Kenapa tidak segera dimuali kalau memang komitmennya untuk memajukan pertenisan nasional. Tidak dibutuhkan lip service

Tidak ada komentar: