Jumat, 21 Desember 2018

Baru 2 Tahun Sudah Mulai Goncang

Jakarta, 20 Desember 2018. Upaya menggeser posisi sesorang didalam organisasi olahraga sering terjadi dengan berbagai cara. Hal seperti ini terjadi juga di dunia Tenis Indonesia.

Terlihat di Barisan Atlet Veteran Tenis Indonesia  yang baru berusia 2 tahun, karena telah memisahkan diri dari PP Pelti.

Jika diikuti dari beberapa bulan lalu sudah mulai terlihat ketidak senangan terhadap rekan sendiri didalam kepengurusan tersebut. Hal ini sering diungkapkan setiap rapat dimana rekan yang dimaksud tidak hadir.  Penyebab ketidak hadiran tidak mau dilihat karena sudah menuju kepada keinginan sekelompok saja bukan kepentingan keseluruhannya.
Memang kalau dilihat sejak ada kegiatan maka mulailah terlihat hal hal yang cukup subjektip akibat ketidak senanganan belaka. Kegiatan apa saja bisa terjadi sebagai sumber ketidak cocokan antar pengurus.

Kurang lebih seminggu yang lalu muncullah kejadian yang kurang etis sebenarnya. Karena dalam rapat resmi  yang sebenarnya mutlak harus diikuti anggota pengurus tetapi masih tampak ada beberapa anggota rapat yang ternyata bukan anggota pengurus. Ini sedikit aneh tapi nyata terjadi.

Bulan September lalu terbentuk tim yang tugasnya mengevaluasi kinerja dari anggota pengurus yang ternyata perlu diganti bahkan ada yang dicoret. Kejadian yang sama juga di PP Pelti dimana sejak 1 Oktober 2018 jabatan sekjen diganti dengan muka baru. Pergantian ini adalah sah sah saja.

Tim yang terdiri dari beberapa person dimana hanya satu saja mewakili bidang organisasi yang seharusnya berperan penuh tetapi ternyata diketuai oleh Ketua Harian Pengurus Pusat.


Dalam laporan yang dibacakan tersebut didepan rapat, ternyata ada beberapa nama yang digusur dengan alasan yang belum pasti kebenarannya. Tetapi disayangkan tidak di cross check dulu sebelum diusulkan. Person yang dikorbankan tidak diberi kesempatan untuk konfirmasi kebenaran dari alasan tersebut oleh tim tersebut sebelum masuk dalam laporan usulan . 

Sebagai contoh kepada posisi Sekjen yang diincar incar oleh salah satu rekan yang berambisi menempati kedudukan tersebut. Dikatakan kalau rekan  sekjen tersebut sibuk karena menduduki 3 jabatan diorganisasi tenis yaitu PP Pelti, Pengda Pelti DKI Jakarta dan PP Pesti (soft Tenis). Padahal dari 3 alasan tersebut , 2 alasan tidak benar karena sudah tidak duduk dalam kepengurusan tersebut..

Harus diakui rencana menggusur kedudukan sekjen sudah lama sekitar Juni 2018 dilakukan dan terlihat jika ada rapat dimana sekjen yang dimaksud tidak hadir maka keluarlah keinginan2 menggusurnya. Bahkan rencan apenggusuran posisi tersbut sudah dilontarkan jauh2 hari kepada rekan lainnya. 

Dari skenario mereka sudah jelas terlihat dimana dasar pertimbangan dipakai salah satunya adalah Integritas, dedikasi dan loyalitas lebih cenderung kepada absensi rapat tidak pernah hadir sebgai tolak ukur  maka ada beberapa nama diusulkan dicoret. Tetapi disini  lain terlihat tidak semua nama yang absen tersebut dicoret. Kesannya hanya pilih pilih orang saja. Bahkan ada yang tidak pernah hadir rapat justru diangkat jadi ketua bidang.

Sehingga bisa terjadi lagi dimasa mendatang kasus seperti ini maka akan dibentuk tim sekelompok orang yang berambisi menduduki jabatan yang dianggap penting bagi diri sendiri maka akan terulang seperti saat ini. Sedangkan tugas berat lainnya ,masih menunggu sedangkan pergantian pengurus seperti ini tidak terlalu urgent. Tetapi memang harus diakui jika sudah menjurus ke conflict of interest maka segala carapun dilakukannya.
Janganlah heran jika dikatakan jika sportivitas itu wajib hukumnya untuk atlet tetapi tidak berlaku untuk pembinanya. 

1 komentar:

J. SUSANTO mengatakan...

Catatan :
1. Rapat untuk revitalisasi adalah ilegal karena tidak dihadiri oleh Ketum
2. Seperti menjelang Pemilu saja, tim revitalisasi menciptakan HOAX dimana disampaikan bahwa Sejen yg menjabat sangat sibuk dengan beberapa jabatan
3. Perencanaan sampai pembuatan buku acara dan program selalu dilakukan oleh Sekjen dibantu oleh sekretatis dengan biaya dari sekjen
4. Sekjen tidak bisa berpatisipasi di kejuaraan Nasional dan Internasional karena pada waktu yang bersamaan menjadi Ketua Munas 2016 dan Ketua Rakernas 2017 dan terakhir di Kejurnas Baveti di Bandung membuat buku acara , buku program serta setifikat untuk pemain.
5. Sekjen menerbitkan Newsletter dengan biaya pribadi
6. Hampir selalu menghadiri Pelantikan Baveti baik Pengprov maupun Pengkot dengan biaya sendiri.

Pertanyaan : mengapa tidak melakukan pembelaan ?
Jawaban : Bukan jabatan yang dikejar dan buat apa hidup dilingkunganKelinci berbulu domba.