Rabu, 05 Desember 2018

" Dari mana Pelti Dapatkan Dana ? "

Jakarta, 5 Desember 2018. Ada satu pertanyaan muncul fari masyarakat tenis di Indonesia. " Dari mana Pelti mendapatkan dana? "  Karena dipikiran masyarakat tenis kalau Pelti mendapatkan dana rutin dari Pemerintah. Idealny begitu, tetapi ada kira2 49 Cabang Olahraga di Indonesia. Aktivitas setiap cabang olahraga berbeda beda. Ada yang bisa memanfaatkan dana Pemerintah sebaik mungkin,

Bantuan Pemerintah sudah pasti ada, hanya saja apakah dana tersebut bisa mengatasi beaya operasional cabang olahraga. Seperti Pelti, setiap tahun terima dana sekitar Rp 80 juta khusus untuk dana sekretariat. Ada yang merasa cukup tetapi untuk Pelti yang mempunyai akitivitas cukup tinggi tentunya tidak bisa tinggal diam. 
Bisa dibayangkan Pelti sendiri beaya operasional saja mencapai Rp 25 juta perbulannya. Mungkin sekarang bisa lebih besar. Itu beaya sekitar Rp 25 juta terjadi 7 tahun silam.

Ada suara miring justru kehadiran  dua yayasan yang dibnetuk sejak tahun 1990 yaitu Yayasan Pengembangan Olahraga Tenis Indonesia (Yaporti) dan Yayasan Mitra Kencana. Saat ini kedua Yayasan tersebut kurang jelas peranannya terhadap Pelti. Jika Yaporti sudah dikenal hasilnya dengan keberadaan dari Pusat Tenis Kemayoran yang saat ini sudah tidak berbekas karena menjadi Athlete's Village sewaktu Asian Games dan Asian Paragames 2018. Dana telah terkumpul mencapai miliaran sedangkan Mitra Kencana sepertinya terkubur tanpa terlihat aktivitasnya atau peranannya terhadap pertenisan nasional yang sangat butuh dana besar.

Melihat contoh dari International Tennis Federation (ITF) sumber dana didapat justru dari kegiatan turnamen disamping ada iuran anggota ITF yang besarnya berbeda beda tergantung kemampuan setiap National Association. Karena ada dampak lainnya jika hendak meminta VOTE . Pelti sendiri saat ini jika tidak berubah telah mendapatkan 5 Vote. Ini pengaruhnya jika ada pemilihan President ITF. Jadi setiap negara beda Votes. Dan keuntungan lainnya adalah bantuan kembali ke setiap negara tergantung besar kecilnya Votes tersebut.


Bantuan ITF  itu disebut Grand Slam Development Fund (GSDF) , khusus untuk pembinaan atlet dan turnamen internasional. Bantuan turnamen saja bisa sebesar USD 5,000. Dari nama fund tersbut berarti ITF jug amendapatkan dana dari setiap turnamen Grandslam. Sejak tahun 2002-2012 setiap tahun Pelti mendapatkan bantuan GSDF di turnamen kelas men's futures atau women circuit. Begitu juga program Mini Tennis dan Play and Stay in Tennis dari ITF.

Jadi sumber dana ITF berupa Iuran setiap negara, hasil sponsorship Davis Cup dan Federation Cup (Fed Cup) maupun Junior Fed Cup maupun Junior Davis Cup. Dan yang tidak kalah penting adanya sanction fee untuk setiap turnamen internasional . Besarnya tergantung besaran prize meney untuk turnamen kelompok umum atau dikenald engan Pro Circuit. Begitu juga setiap turnamen kelompok yunior ada kelas kelasnya sehingga besaran fee tersebut berbeda beda. Hal yang sama juga untuk turnamen internasional veteren

Bagaimana dengan Pelti saat ini disaat mulai merasakan kebutuhan dana cukup besar belum diimbangi dengan dana masuk baik berupa bantuan sponsor. Jika bisa memanfaatkan GSDF tentunya bisa membantu kesulitan dana untuk selenggarakan turnamen internasional  Pro Circuit yang sangat dibutuhkan atlet nasional Indonesia. Jika melihat logo2 sponsor di website Pelti tentunya kita besar hari jika Pelti tidak kesuitan dana untuk operasionalnya. Sehingga bisa memberikan kelebihan didapat untuk membantu daerah daerah yang sangat butuh dalam menjalankan program Pelti sendiri.

Dibutuhkan pula satu komite yang menanganai Marketing dan Promosi sehingga bisa menghimpun dana dari sumbser sumber sebagai produk dari Pelti. Dari official ball pun bisa didapatkan dana cukup besar. Jadi produk2 lainnya juga bisa dimanfaatkan dalam bentuk sponsor penunjukkan seperti official ball salah satunya. Masih banyak lagi jika semua dilakukan secara professional maka semua pihak bisa mendapatkan keuntunggan dari kerjasama dengan Pelti. (Foto Christopher Rungkat di Davis Cup by BNP Paribas)


Tidak ada komentar: