Kamis, 13 Desember 2018

Kriteria Seleksi Atlet Diperbincangkan

Jakarta,  11 Desember 2018. Dalam pertemuan singkat  yang tidak direncanakan antara pelatih tenis dan juga ada mantan ketua umum PP Pelti terjadi dialog yang cukup menarik karena keprihatinannya terhadap dunia pertenisan nasional saat ini.

Kriteria pemilihan pemain untuk masuk dalam tim nasional baik untuk kelompok umur 12 tahun dan keatas dibahas bersama. Sedangkan mantan ketua umum mengatakan dieranya sudah dibuat kriteria kriteria tersebut dan diumumkan jauh jauh hari. Sebagai contoh untuk 2019 maka bulan Oktober 2018 sudah dibuat edaran ke Pengda Pengda kriteria seleksi masuk dalam tim nasional untuk 2019.

Tetapi informasi dari salah satu pelatih mengatakn kalau saat ini sudah ada kriteria kriteria tersbut yang diawali dengan berdasarkan ATP-WTA Tourrank sebagai persyaratan pertama kemudian nomor duanya ITF ranking kemudian PNP  Tetapi yang dianggap lucu adalah ada ketentuan performance selama setahun. Ini yang jadi lebih subjektip. Alangkah indahnya jika keinginan pengurus yang bertanggung jawab kebetulan juga profesi sebagai pelatih aktip bisa diperhalus dengan istilah wild card saja . Karena wild card itu adalah hak penyelenggara.

Yang jadi pertanyaan jika sudah ada kriteria yang dibuat, tetapi tidak disebar luaskan ke masyarakat tenis melalui Pengda Pelti. Sebenarnya website Pelti juga bisa digunakan sebagai sarana komunikasi tercepat. 


Masalah pelecehan terhadap turnamen 3(tiga) hari yang sebenarnya merupakan alat atau sarana turnamen yang bisa sangat membantu atlet tuan rumah bisa lebih hemat dibandingkan harus ikut turnamen 7 hari apalagi keluar kotanya. Memang disayangkan sekali jika pemahaman terhadap pembinaan tenis kurang diresapi oleh petinggi Pelti saat ini.
Kelemahan yang terjadi akibat pelatih aktip sebagai pemegang kebijakan tersebut, sehingga lebih cederung terjadi conflict of interest. Ini yang jadi gujingan dikalangan para orangtua atlet tenis yunior di Indonesia 

Tidak ada komentar: