Jumat, 28 Desember 2018

Bagaimana jadinya kalau Petinggi Organisasi Gagal Paham

Jakarta, 28 Desember 2018. Ada satu pengalaman baru terjadi ketika diajukan suatu fakta kepada petinggi Barisan Atlet Tenis Veteran Indonesia yang baru naik jabatan sebagai orang kedua diinduk organisasi tersebut.. Tetapi karena salah tanggap dikiranya ingin ngerecohin justru langsung menyatakan kalau AFR dianggap LOYALITAS nya diragukan oleh nya.

Kesimpulan kalau bacar chatting nya ada gagal paham yang awamnya yang ditudingkan kepada  AFR yang gagal aham dalam berorganisasi. Itulah fakta yang terjadi. 

Langsung memberitahukan  soal keabsahan organisasi tersebut seolah olah hanya organisasi Barisan tersebut yang sah dimata Pemerintah karena sudah mempunyai AD ART . Dan penyelenggara turnamen veteran lainya diluar organisasinya diangap liar. 
Tetapi karena minim pengalaman karena baru satu dua tahun ikut dalam organisasi olahraga Barisan ini maka sudah merasa super tahu. Langsung juga diingatkan kalau Pelti (persatuan tenis seluruh Indonesia) itu juga sudah punya AD ART dan sudah mendapatkan pengakuan dari Kementrian Hukum dan HAM sebagai badan resmi olahraga tenis di Indonesia.. Dan Pelti terdaftar di KONI Pusat maupun Kemenpora,  


Tujuan berikan data tersebut agar kedepan jangan ada dualisme turnamen veteran di Indonesia. Faktanya saat ini Pengcab Pelti diberbagai daerah dalam tahun 2018 selenggarakan turnamen veteran secara rutin dan ramai diikuti petenis veteran yang terlihatsangat haus dengan turnamen sebagai ajang reuni para petenis veteran.
Karena sebagai orang kedua di induk organisasi kewajibannya agar memotivasi Pengda Pengda yang sudah ada sekitar 16 Pengda ternyata yang sudah adakan turnamen baru dua Pengda yaitu DKI Jakarta dan Jawa Barat.
Inilah kalau menganggap gagal paham kepada orang lain tetapi ternyata diri sendiri yang gagal paham. (Foto Kejurnas RemajaTenis dan Veteran di Blora 2018

Tidak ada komentar: