Sabtu, 15 Desember 2018

Desember Ceria


Jakarta, 15 Desember 2018. Memasuki akhir  tahun 2018 yang mempunyai kenangan manis dalam kehidupan sehari hari khususnya didunia pertenisan Indonesia. Tepat sudah setahun lalu kenangan manis dimulai dari awal Desember (2017). Mulai dari tilpon salah satu rekan tenis yang juga beberapa hari sebelumnya ikut berperan diajang Musyawarah Nasional Persatuan Tenis seluruh Indonesia (PELTI) dikota Banjarmasin, tepatnya 25 Nopember 2017.

Dalam percakapan tilpon disebutkan kalau AFR kena fitnah. Info berkembang dikubu pemenang pemilihan Ketua Umum PP Pelti 2017-2023. AFR dikatakan masuk sebagai tim sukses GW. Yang menyebarkan berita tersebut adalah salah satu pelatih yang dikenal baik oleh AFR.
" Bukan masalah bagi saya. Biarkan saja dan saya tidak berambisi duduk dalam kepengurusan PP Pelti sekarang." ujar August Ferry Raturandang menanggapi pemberitahuan pertilpon tersebut.

Sebelum Munas kedua kubu mencoba mendekati AFR. Yang pertama datang yaitu awal Juli 2017 grup RAA yang sekarang menjadi pemenang Munas. Diundang kerumah orang kepercayaannya  di Bogor. Hasil pertemuan mendapat dukungan kegiatan AFR dalam turnamen RemajaTenis didaerah saat itu di Kalimantan Tengah dalam bentuk sponsor dana. Wajar saja menjelang Munas ikut sponsor turnamen2 tenis yang sedang digandrungi masyarakat sebagai bentuk kepedulian untuk menarik simpati. Ada beberapa turnamen sudah disponsorinya juga selain RemajaTenis. Saat itu AFR hanya beri anjuran kepada salah satu tim suksesnya yaitu kerja keras karena ada alasan  saat itu.dimana peserta Munas adalah utusan Pengda tidak menghendaki calon Ketua Umum datang dari kalangan birokrat. Langsung ditanyakan kapan pensiunnya.


Sedangkan kubu GW baru mencari AFR disaat rapat Asian Paragames 2018 dibulan Oktober 2017. Setelah mendengar maksud dan tujuannya ikut pencalonan Ketua Umum PP Pelti, AFR langsung bertanya siapa yang membawa dari sepak bola ke tenis, maka disebutkan nama salah satu mantan petenis nasional. Langsung disampaikan kalau inilah kelemahannya. Jika bisa lepas dari ybs maka dijamin bisa menang. Tetapi dapat jawaban sulit untuk melepaskan diri dari rekan tersebut. 

Disebut fitnah menurut rekan tenis tersebut karena saat Munas di Banjarmasin , AFR berada di hotel Novotel Bandung dalam rangka persiapan Asian Paragames 2018. Memang saat berada di Bandung datang telpon dari rekan tersbut yang sedang berada di Banjarmasin. Mau cek kebenaran keberadaan AFR di Banjarmasin. Dengan kejadian tersebut AFR menyadari konsukuensi yang akan diterimanya.

Tepat 15 Desember 2017 keluar surat pemecatan dari PP Pelti sebagai Competition Manager Tenis Asian Games 2018 yang ditanda tangani oleh Sekjen PP Pelti.
Kejanggalan dari surat tersebut bisa dilihat dari jabatan tersebut. Seharusnya AFR sebagai Venues Manager bukan Competition Manager. Kejanggalan kedua adalah keabsahan Sekjen yang saat itu kepengurusan PP Pelti belum resmi. Berbeda kalau ditanda tangani oleh Ketua Umum PP Pelti yang secara resmi terpilih 25 Nopember 2017.
Datang anjuran dari mantan Sekjen PP Pelti ( 2012-2017) agar di PTUN saja, tetapi tidak dilayani dengan alasan tidak mau mempermalukan PELTI.

Ketidak puasan rekan2 di induk organisasi masih berlanjut dengan tujuan mengeluarkan peran serta AFR di Asian Paragames 2018.
Kepercayaan dari Inapgoc ( Indonesia Paragames Organizing Committee) tetap diberikan kepada AFR walaupun sejak 1 Januari 2018 PP Pelti merekomendasikan 3 person dengan 1 person dari komite tenis kursi roda PP . Nama AFR tidak direkomendasikan walaupun sudah bekerja membantu Inapgoc sejak Oktober 2017.

Ini hadiah dari PP Pelti yang masih berdampak ditahun 2018. Upaya mendepak dari Inapgoc tidak berhasil walaupun akhirnya tanpa disadari kalau usaha AFR sehingga memasukkan ketua bidang pertandingan PP Pelti sebagai Ketua Panpel Tenis Kursi Roda Asian Paragames 2018.
Situasi saat itu sangat gawat karena person yang direkomendasikan oleh PP Pelti kurang kualified sebagai ketua Panpel Asian Paragames karena kesulitan berkomunikasi dalam bahasa Inggris.

Ketidak puasan  juga dikemukakan oleh Direktur Sport Inapgoc langsung kepada AFR dan minta dicarikan solusinya. Dan langsung kontak Komite Tenis Kursi Rida yang juga direkomendasikan sebagai ACM Tenis Kursi Roda Inapgoc. Dan sebagai solusi seperti yang dimintakan oleh rekan tersebut agar hubungi Ketua Bidang Pertandingan PP Pelti. Akhirnya berhasil masuk sebagai Ketua Panpel Tenis Kursi Roda, setelah ybs berkonsultasi dengan AFR sebagai bentuk minta didukung karena tidak mengetahui keseluruhannya. Jaminan akan didukung memberikan keberanian mengambil alih tanggung jawab tersebut, karena menyadari akan terima rongrongan dari internalnya sendiri..

Melihat situasi begitu kurang menyenangkan dimana semua anggota petugas RemajaTenis yang dimasukkan kedalam Panpel Tenis Asian Games 208 dicoret oleh PP Pelti. Hal yang sama terjadi di Tenis Kursi Roda bahkan ada yang sudah membuka rekening Bank tetap dicoret juga. Kemunvgkinan setelah mengetahui kalau anak buah AFR.

Melihat hal seperti ini, AFR masih bisa membantu rekan rekan tanpa disadari oleh rekan rekan yang tidak senang dengan AFR, mengikut sertakan kedalam Asian Paragames. Dengan cara agar menghubungi person dimasing masing cabor dengan catatan tidak menyebutkan nama AFR.  Berhasil rekan asal Palembang bisa masuk ke Tenis Kursi Roda sebgai NTO dan satu lagi seorang dokter wanita bisa dimasukkan sebagai Ketua bidang Sport Presentation panpel Tenis Meja Asian Paragames 2018. Bersyukurlah bisa membantu rekan rekan yang ingin ikut serta kedalam Asian Paragames 2018.


Tidak ada komentar: