Selasa, 08 Januari 2013

Buang itu idealis, jadikan bisnis

Jakarta, 8 Januari 2013. Sore ini ada pertemuan yang cukup menyadarkan diri saya yang selama 10 tahun lebih sudah terbelenggu dengan idealisme . Keadaan ini membuat saya sedikit buta terhadap situasi diluar selama ini. Teman saya ini sama sama datang dengan background medis dan marketing. Dan rekan saya ini yang pernah bertanya kepada saya beberapa tahun silam. Yaitu " apa yang kamu dapatkan duduk di Pelti". dimana jawaban saya ini membuat diapun tidak berdaya karena dia tahu siapa saya ini. Jawaban saya waktu itu adalah " kepuasan ".
Nah , setelah dia tahu saya sudah pensiun dikepengurusan maka diapun langsung sampaikan yaitu buang itu "idealisme" yang selama ini dianut saya. Kembali ke " bisnis ". Yaitu mari kita cari duit dari tenis. "Sekali lagi saya katakan buang itu idealisme yang kamu anut." Memang saypun sadar dan diapun tah karena duduk dalam kepengurusan tenis maka mati semua "sense of business".
Kenapa pembicaraan ini sampai kesini, karena maksud kunjungan saya sebagai kelanjutan pembicaraan telpon beberapa hari lalu, dia mau kerjasama memajukan RemajaTenis yang sudah saya kembangkan selama 4 tahun. Diapun kaget ternyata tahun terakhir bisa jalankan 26 kali turnamen RemajaTenis. " Ini nilai jualnya ada"
Tetapi yang lebih kaget lagi sewaktu diapun katakan kalau ada sesuatu dalam diri saya sehingga mengatakn "tidak". Dan akhirnya sayapun sampaikan visi misi RemajaTenis itu merupakan visi dan misi untuk memajukan pertenisan karena ini merupakan grass root development dari induk orgnisasi tenis yaitu Pelti. Marilah kita bisniskan dan buang semua idealisme itu, karena itu tugas dari induk organisasi bukan tugas saya. memang dia akui kalau dulu saya terbelenggu dengan posisi diinduk organisasi sehingga tidak bisa mengembangkan diri. "Marilah kita pikirkan bagaimana kita bisa menjadikan  Remajatenis ini bisa menghasilkan uang." ujarnya pula. Maka akhirnya dibuatlah beberapa rencana seperti saya harus buat agenda resmi selama setahun kegiatan RemajaTenis. "Fer, kamu pasti bisa. Ayo kita coba." ujarnya kembali beri semangat kepada diri saya selaku AFR. 

Tidak ada komentar: