Jakarta, 24 Desember 2010. Saya coba iseng baca hasil turnamen nasional khususnya kelompok yunior di tahun 2010. Ada yang menarik kalau saya baca sehingga saya coba angkat disini. Beberapa petenis yunior yang saya amati cukup potensial disaat masih muda dan semua harapan kita agar berprestasi ditingkat nasional maupun internasional. Yang saya kuatirkan dan sudah terjadi adalah masalah cidera disuatu turnamen. Memang kalau bicara cidera bukan masalah asing diturnamen tenis. Tetapi cidera yang satu ini yang sangat saya kuatirkan yaitu yang disebut " KRAM".
Kenapa bisa terjadi hal ini.Kram bisa terjadi dikaki, ataupun tangan dan bahkan lebih parah lagi ke perut. Yang jadi pertanyaan saya adalah ketidak siapan sang atlet dalam menjaga fisiknya. Ini maslah ketidak siapan atlet terhadap fisik sudah lama sekali saya amati. Kesimpulan saya kram terjadi karena ketidak siapan si atlet menjaga kondisi fisiknya. Bagaimana mengatur latihan fisik sebelum maupun menjelang dan sesudah turnamen itu ada aturan mainnya. Ini sangat vital sekali. Ini baru bertanding dalam maksimal 3 set saja sudah bisa terjadi. Bagaimana kalau main dalam 5 set?
Bahkan pernah di pertandingan 5 set yang saya lihat yaitu petenis nasional kita waktu itu di Hongkong pertandingan Davis Cup antara Indonesia melawan Hongkong, salah satau petenis nasional kita (usia masih muda) kramnya bisa naik ke perut. Wow mengerikan.
Cobalah kita petenis harus menyadari bahwa kelemahan fisik sang atlet agar mendapatkan perhatian. Jaman sekarang ada pelatih teknik, ada pelatih fisik, ada ahli gizi dll didalam mempersiapkan atlet berprestasi. Jadi libatkan semua ilmu didalam peningkatan prestasi olahraga.
Saya tidak perlu menyebutkan nama dari atlet atlet yunior kita , karena bisa banyak pihak yang tersinggung. Yang pasti atlet tersebut masih berusia paling tinggi 16 tahun. Ini usia yang sangat rentan sekali kalau tidak segera diatasi maka prestasinya akan mandek.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar